Chapter 10

1.3K 141 48
                                    

Aahhh...

Aahhh....

Ssshhh...

Papahh...

Nghh..

" jangan panggil papa sayang,, aahh.. aahh.. panggil daddy heemm.. uugghh.."

Plok.. plokk.. plokk.. Plokk.. plokk.. plokk..

Yeeaahhh..

Aahhh..

Yeeesss..

UUgghhh..

" baiklaahh.. daaddhh... aahh.. aakkhh.."

Entah sudah berapa lama tubuh Bagas menjadi pelampiasan nafsu Mewingga yang tak pernah merasa puas sedikit pun. Mewingga hanya memanfaatkan Bagas hanya untuk sebagai Jalang dan bukan sebagai kekasih seperti apa yang Bagas sematkan pada Mewingga.

Plaakk..

Plaakk..

Akh!!

" sakittt.. daaddhh.. hmm..."

Memar sudah bokong putih mulus Bagas yang di tampar kasar oleh Mewingga untuk melampiaskan nafsunya yang sudah di ambang batas dirinya.

Hiks... hiks...

" sudah.. hiks aku lelahh Dad.. hiks.. hiks.."

" tunggu sebentar lagi sayang.. aakkhh.. ssshh.. Dady akan sampai. Ugh.."

Menghentakkan penis besarnya lebih keras di lubang Vagina mau pun Anal Bagas secara bergantian yang sudah lecet, darah pun menetes di atas seprai milik Bagas.

Isakan tangis dan rintihan tak di hiraukan oleh Mewingga yang masih sangat sibuk melampiaskan nafsunya pada Bagas.

Plokk.. plookk.. plokk.. crot.. crot.. crot..crot..

Pelepasan untuk yang kesekian kalinya, di dalam Anal mau pun lubang Vagina Bagas.

Plop..

Akh!

Sshhh..

Rintihan keluar dari mulut Bagas.

" bereskan semua kekacauan ini. Papa akan kembali ke kamar." Anggukan lemah Bagas.

Mewingga pun keluar dari dalam kamar Bagas tanpa memperdulikan putranya yang terkapar lemah di atas ranjang.

Bagas berjalan tertatih ke arah kamar mandi merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Bagaimana tidak, luka lecet di bagian Anal dan vagina nya sudah merah merona. Apa lagi di bagian bokongnya yang sudah tercetak jelas jari-jari tangan Mewingga yang selalu memukulnya tanpa henti seperti kuda yang sedang di pacu.

Memasuki kamar mandi, menyalakan shower untuk membasuh tubuhnya yang penuh dengan lelehan sperma dimana mana. Saat air shower mengena tubuhnya, rasa sakit yang tak tertahankan menyerang dirinya.

"Akh! Hiks.. hiks.. sakit sekali. Hiks.. hiks.."

Luapan rasa sakit begitu menyiksa di dalam kamar mandi.

" hiks... sakit Papa. Hiks.. kenapa Papa selalu berbuat kasar padaku saat kita sedang berhubungan badan. Tidak pernah sedikit pun Bagas merasakan kasih sayang Papa selama Bagas melayani Papa layaknya sepasang kekasih. Hiks.. hiks.."

Amarah, kekecewaan bahkan rasa benci pada dirinya begitu meluap di dalam kamar mandi dan rintihan yang keluar dari mulut Bagas.

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, dengan tubuh yang remuk akibat pergulatan panas. Bagas pun mulai memejamkan matanya sejenak sebelum matahari muncul di atas langit.

PapaKu Ayah Anakku || Proses Revisi Rombak Ulang Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang