" ahh, Dady eugh. Lebih dalam lagi ugh akh." Suara desahan begitu nikmat yang redup dengan suara bising musik Dj.
" kau sangat nakal sekali ugh.. shh.. ah.."
" yeach ah ah.. emm.. lebih dalam akh!! "
" sesuai permintaan mu cantik, ugh.. ugh.."
Plok.. plok.. plok..
Suara yang begitu panas di dalam Club malam yang begitu bising seolah redup begitu saja.
Saat Mewingga menoleh ke asal arah ia tak sengaja melihat pantulan wajah putranya di gelas Wine yang ada di atas mejanya dengan lampu sorot yang remang-remang.
Seketika Mewingga menghentikan permainannya begitu saja dan melepaskan penisnya di dalam tubuh wanita bayarannya.
" Dady?! Kenapa Dady mengeluarkannya." Bingung si wanita.
" cepat pakai bajumu dan__" Mengambil uang di dalam jas kantornya.
" ambil uang ini dan pergilah."
" wah! Sangat banyak sekali ahahah... jika Dady merindukan belaian datanglah pada ku. Aku akan memuaskan Dady."
" pergilah dan jangan banyak bicara."
Wanita itu pun pergi dan segera Mewingga memakai celana miliknya.
" shit!! Anak itu sudah melihatnya." Melihat Bagas yang di bawa pergi oleh seorang anak seumuran putranya keluar dari Club.
" aku harus membungkam mulutnya sebelum ia memberi tau Mariana apa yang sebenarnya terjadi di Club ini."
Mewingga pun mengikuti mobil yang membawa putranya pergi dari Club malam tempat ia menghabiskan waktu bosannya.
Dari kejauhan bisa Mewingga lihat mobil yang di naiki putranya mengarah ke kediamannya.
" siapa anak itu? Sejak kapan Bagas berani menginjakkan kakinya di tempat seperti itu. Aku harus mencari tau siapa orang yang bersama dengan Bagas."
Mobil yang membawa Bagas kini masuk ke dalam pekarangan runah mewah Mewingga.
Mewingga masih memantau gerak gerik putranya dengan pria yang tidak ia kenal dari kejauhan. Setelah menunggu cukup lama akhirnya mobil itu pergi dan segera Mewingga membawa masuk mobilnya ke dalam pekarangan rumahnya.
" selamat malam tuan besar." Sapa penjaga rumah.
Mobil Mewingga berlalu begitu saja.
" tuan sudah kembali? " tanya Maid.
" dimana Bagas? "
" tuan muda Bagas ada di dalam kamarnya tuan."
" dari mana saja anak itu sudah malam seperti ini baru kembali."
" saya tidak tau tuan."
" baiklah saya mau ke kamar."
" apa tuan membutuhkan sesuatu."
" tidak, sebaiknya kau istirahat saja."
" baik tuan."
Mewingga pergi menuju lantai dua dimana kamarnya dan putranya berada.
" apa yang baru saja kau lihat di dalam Club." Suara Mewingga mengagetkan Bagas yang tengah gelisah.
Deg..
" P-Papa,"
" katakan pada Papa apa yang kau lihat di dalam Club dan sedang apa kau di sana. Siapa yang memberimu izin untuk masuk ke dalam Club itu. Katakan pada Papa!! " suara yang begitu tinggi membuat Bagas takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PapaKu Ayah Anakku || Proses Revisi Rombak Ulang Slow Update
AcakIni sebuah kisah tentang perjalanan hidupku...