Setelah menghabiskan makan malam di rumah San. Kini kedua anak muda yang baru saja beranjak dewasa sudah berada di dalam Club malam milik Papi San.
Suara bising mulai terdengar saat langkah kaki mereka mulai memasuki kehidupan malam yang begitu gemerlap.
Lampu sorot yang begitu menyiksa pandangan hingga lampu redup yang membuat suasana di dalam Club itu menjadi sedikit lebih intens. Bahkan suara musik DJ yang begitu keras membisingkan telinga siapa saja yang baru saja masuk ke dunia malam itu.
" tuan muda! "
" apa Papi ada di dalam? "
" tuan besar tidak ada di Club malam ini. Mungkin saat ini Tuan besar berada di Club yang lain."
" baguslah. Berikan aku jalan."
" apa tuan muda ingin masuk ke dalam."
" kau pikir sedang apa aku di sini bersama teman ku."
" ah-maafkan saya tuan muda. Silakan Anda masuk."
" ya. Menyingkirlah."
" baik tuan muda."
Penjaga Club pun membuka pintu besar yang ada di hadapan San Bagas.
" bising sekali tempat ini." Melirik ke sekitar.
" inilah dunia malam yang begitu menggairahkan bagi para pria dewasa."
" apa kita termasuk di sebut dengan pria dewasa? "
" tentu saja. Umur kita pun juga sudah ingin mencapai usia Legal. Ayo kita masuk lebih dalam lagi."
" eung."
San pun meraih tangan Bagas dan membawanya ke sebuah meja di sudut ruangan yang tak terlalu bising.
Bagas hanya memandang tangannya yang di gengam erat oleh San hingga...
" duduklah di sini. Aku akan membawakan mu segelas jus."
" heum, jangan lama-lama. Aku merasa risih di sini."
" baiklah."
San pergi, sedangkan mata Bagas tak henti-hentinya menatap ke arah sekitar Club dengan berbagai macam orang dengan jenis kelamin berbeda bertebaran dimana-mana.
Bahkan mata suci Bagas ternodai oleh beberapa aksi tak senonoh yang terjadi di ruang terbuka seperti saat ini.
" Gas."
" eum." Kaget Bagas.
" ini jus mu."
" terima kasih."
Meraih gelas yang berada di tangan San.
" apa yang kau lihat."
Duduk di samping Bagas sambil menyeruput segelas Jus.
" lihatlah pria yang ada di sana."
Melihat arah pandang Bagas yang mengarah ke arah pria dewasa dengan seorang gadis tengah melakukan kegiatan dewasa di ruang terbuka.
" hal seperti itu sudah biasa terjadi di Club mana pun. Pemandangan seperti itu sangat tidak asing bagi para pengunjung Club."
" sangat tidak pantas melakukan hal seperti itu di tempat terbuka seperti ini."
" mungkin sudah di ujung nafsunya sampai tidak bisa menahannya dan berakhir bermain di tempat terbuka seperti ini. Sebaiknya jangan memandangnya terus menerus, apa kau ingin berdansa denganku di sana."
" tidak." Singkat Bagas yang merasa tak asing dengan pria yang sedang ia perhatikan sejak tadi.
San pun juga ikut memperhatikan apa yang Bagas lihat hingga....
KAMU SEDANG MEMBACA
PapaKu Ayah Anakku || Proses Revisi Rombak Ulang Slow Update
RandomIni sebuah kisah tentang perjalanan hidupku...