Waktu pun berlalu, kini Mariana tengah bersiap-siap untuk melakukan perlajanan bisnisnya ke berbagai Negara untuk memantau Restoran yang ia miliki.
" apa semua sudah siap Ma."
" sudah Pa, semua sudah beres."
" biar Papa yang membawa koper ini."
" apa Bagas sudah bangun Pa."
" sepertinya belum Ma."
" biar Mama lihat Bagas dulu."
" ya, Papa mau bawa koper ini ke dalam mobil."
Mariana pun pergi ke kamar Bagas untuk melihat apakah Bagas sudah siap atau masih tertidur.
" Gas," panggil Mariana.
" ya Ma."
" Mama pikir kamu belum siap, ayo kita pergi."
" ya Ma."
Mariana Bagas pun turun menuju lantai pertama bersama.
Di mobil Mewingga sudah menunggu istri dan juga putranya.
" ayo kita berangkat Pa."
" pakailah sabuk pengaman kalian dulu."
Bagas Mariana pun memakai sabuk pengaman dan mereka pun pergi mengantar Mariana pergi ke Bandara.
" selama Mama pergi jangan pernah menyusahkan Papa mu, jaga diri baik-baik dan belajarlah dengan giat." Mengelus rambut halus milik Bagas.
" Mama juga hati-hati di sana, pasti aku akan sangat merindukan Mama. Cepatlah kembali Ma." Anggukan Mariana.
" ia sayang." Mengelus pipi bulat Bagas.
" Pa, Mama harus pergi. Jaga dirimu baik-baik dan tolong jaga Bagas ya pa."
" ia sayang, kamu tenang saja. Papa akan menjaga Bagas."
" baiklah aku pamit, bye Pa, bye sayang."
Melambaikan tangan dan masuk kedalam bandara untuk melanjutkan penerbangannya.
Kini tinggal Bagas dan Mewingga di dalam mobil yang sama melesat pergi menuju rumah mereka. Di dalam mobil hanya ada keheningan di antara mereka.
" istirahatlah, besok kau akan pergi sekolah."
Bagas pun pergi tanpa bersuara menuju kamarnya.
Tak terasa waktu pun berlalu, hingga sudah 1 bulan kepergian Mariana dari rumah besar itu menyisakan suami serta putranya.
Suasana dingin terjadi di dalam rumah besar itu tanpa ada kehangatan di dalamnya. Bagas dengan dunianya dan Mewingga justru sibuk dengan pekerjaannya tanpa memperdulikan putra semata wayangnya.
JAM PULANG SEKOLAH
" Gas. Hari ini kamu harus ikut denganku."
" maaf San, aku tidak bisa."
" untuk hari ini saja Gas, pokok nya kamu harus ikut denganku. Kita akan pergi ke Club Papi ku dan menghilangkan stress setelah ujian sekolah. Bagaimana? Kamu mau ikut kan?? "
" kita ini masih kecil dan di bawah umur untuk pergi ke tempat itu. Apa itu tidak masalah jika kita pergi ke sana."
" tenang saja, lagi pula itu kan Club milik Papi ku. Jadi sah-sah saja kalau aku mau ke sana kapan pun aku mau." sombongnya.
" oke aku ikut, aku juga bosan di rumah terus yang selalu kesepian tidak ada teman. Papa selalu sibuk dengan pekerjaannya dan hanya ada para pekerja di rumah itu saja. Bahkan Mama juga belum kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
PapaKu Ayah Anakku || Proses Revisi Rombak Ulang Slow Update
AléatoireIni sebuah kisah tentang perjalanan hidupku...