Happy Reading.
Rosella melihat anak muridnya dengan tatapan lembut, anak-anak itu sedang membaca buku sejarah kerajaan Bloomsytch yang Rosella bawa dari rumah, mereka duduk menjadi empat kelompok. Mereka rata-rata sudah mengenal huruf dan bisa membaca walaupun sebagian dari mereka masih ada yang terbata-bata, ia sengaja memberi buku itu agar mereka tahu bagaimana sejarah kerajaan Bloomsytch ini.
Mata Rosella melirik kepada Hugo yang sedang tiduran di bawah pohon, tidak terlalu jauh dari posisi mereka. Rosella memang menyukai lokasi perbatasan pemukiman dengan hutan ini, suasana tenang dan tentram membuat dirinya bisa fokus dalam mengajar anak-anak ini.
Hugo datang menyusul ke tempat ia mengajar ini dan menanyakan dengan siapa Rosella pulang, Rosella memilih berbohong dengan mengatakan kalau ia pulang bersama kenalannya. Entah kenapa ia merasa enggan untuk memberitahu kalau Pangeran Martius yang mengantarkannya saat tragedi sirkus kemarin, apa lagi setelah ucapan Martius saat di danau membuat dirinya tidak pantas untuk menyebut nama Pangeran Martius.
"Ella, jadi awalnya kota Bloomsytch berjumlah tiga belas? Tetapi setelah Raja Darren menaiki takhta kota Bloomsytch menjadi dua puluh?" tanya anak perempuan dengan suara lucu.
Rosella tersenyum lembut dan mengangguk. "Benar. Dan tiga kota lagi bekas kerajaan yang ditaklukkan oleh Pangeran Martius juga akan menjadi kota Bloomsytch, tetapi sampai saat ini masih belum diresmikan," terang Rosella dengan suara lembutnya.
Anak muridnya mendengarkan dengan saksama, setiap Rosella berbicara mereka selalu mendengarkan dan jika ada yang melakukan aktivitas pasti mereka menghentikan aktivitas mereka sejenak guna mendengarkan perkataan Rosella.
"Kenapa belum diresmikan?" tanya yang lain dengan raut wajah bingung.
Rosella mengenyit, ia juga tidak mengetahui itu, bahkan dirinya juga heran kenapa sampai saat ini Raja Dimitri belum meresmikan.
"Itu karena Raja Dimitri ingin memberikan ketiga calon kota Bloomsytch itu menjadi milik Pangeran Martius yang menjabat sebagai pemimpin kota," jawab Hugo tiba-tiba. Ia mengambil tempat duduk tepat di samping Rosella.
"Kau mengetahuinya?" Rosella menoleh dengan heran.
Hugo mengangguk dan tersenyum bangga, ia mengetahui hal itu karena suami Bibinya bekerja sebagai salah satu Mentri di istana.
"Tetapi Pangeran Martius tidak menginginkan hal itu," lanjutnya.
"Kenapa tidak Pangeran Draco yang menjalankan perintah Raja Dimitri?" tanya anak laki-laki.
Hugo duduk tegap dan menatap anak-anak itu dengan satu-persatu. "Pangeran Draco tidak menerima karena tidak tertarik dengan menjadi pemimpin kota itu. Apa lagi istrinya lebih suka tinggal di luar istana dan berbaur dengan rakyat biasa."
"Posisi Perdana Mentri saja Pangeran Draco tidak ingin apa lagi sebagai pemimpin ketiga calon kota itu."
Rosella tersenyum kecil, ternyata Hugo cukup tahu dengan informasi dari istana. Rosella merasa kagum dengan Hugo karena ia memiliki kepintaran, ia belajar banyak dari Hugo. Rosella tersenyum tipis melihat Hugo begitu semangat menjelaskan tentang kerajaan dan bagaimana cara bersikap sopan kepada anggota kerajaan jika salah satu mereka nanti ada bertemu dengan anggota kerajaan, Hugo juga ikut serta dalam mengajarkan anak-anak ini.
Hugo dan Rosella juga berencana untuk membuat sebuah tempat untuk anak-anak yang berasal dari rakyat jelata untuk belajar, mereka akan mengajarkan mengenal huruf dan menghitung, juga mengajarkan bagaimana cara tata krama jika bertamu dengan anggota kerajaan, dan hal-hal penting lainnya. Walaupun tidak sebagus seperti akademi, Hugo dan Rosella akan mengajarkan mereka hal dasar seperti itu, mereka juga sudah menentukan nama dan namanya adalah 'Panti Belajar Rosella' itu usulan Hugo dan menyelipkan nama Rosella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Martius Is My Villain [END]
FantasySeorang Pangeran terakhir dari kerajaan Bloomsytch, Martius De Voulos yang sebelumnya memiliki sifat ceria, mudah tersenyum dan ceroboh berubah menjadi seorang pria dewasa yang jarang tersenyum, selalu berekspresi datar, dan tidak peduli dengan stat...