Happy Reading.
Sudah satu minggu 'Rumah Belajar Rosella' berjalan dengan baik, hari ini kegiatan belajar sedang berlangsung dan Rosella yang mengajarkan mereka. Hugo tidak bisa hadir saat ini karena tadi pagi ia mendapat tugas dari Ayahnya untuk melihat para pekerja di pelabuhan. Martius bersandar di dekat pintu dengan tangan yang bersedekap dada, matanya melirik Rosella tersenyum kecil sedang berbicara dengan anak-anak itu. Ia sudah berada di posisi ini selama dua puluh menit, sesekali ia membalas senyuman Rosella yang begitu manis—telah berhari-hari ia tidak melihat senyum manis itu.
Pancaran mata Martius terlihat senang melihat anak-anak itu, mereka belajar dengan begitu semangat bahkan ada lima orang anak baru yang masuk dan sekarang berjumlah enam belas membuat Hugo dan Rosella kembali membeli kursi beserta meja.
"Baiklah. Sekarang waktu belajar kita telah usai, kembalilah ke rumah masing-masing dan berjumpa kembali dua hari lagi," ucap Rosella dengan nada riang, kemudian anak-anak itu pergi dan Martius membalas sapaan anak-anak itu saat melewati dirinya.
"Duduklah, Martius. Kulihat kau daritadi berdiri saja," pinta gadis itu lembut, seketika membuat jantung Martius berdesir.
Martius melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju Rosella yang sedang menyusun buku ke dalam rak, matanya meredup memperhatikan wajah cerah Rosella saat ini.
"Kebaikan apa yang aku lakukan sampai aku bisa bertemu dengan gadis lembut dan berhati baik sepertimu?"
Rosella tersentak merasakan Martius berdiri di belakang tubuhnya, matanya menatap susunan buku itu dengan gugup saat ia mendapati kedua lengan kekar Martius terjulur ke depan sehingga membuatnya terkurung diantara rak buku dengan tubuh depan Martius.
"Katakan kepadaku, Rosella," bisik Martius bernada rendah tepat di telinga kanan Rosella.
"Aku-aku pun tidak tahu," cicit Rosella seraya menunduk.
Martius terkekeh kecil sambil mengukung tubuh mungil Rosella dipelukkannya, ia menaruh dagunya di pundak kanan Rosella, memejamkan matanya sejenak menikmati perasaan nyaman yang ia rasakan. Martius merasakan tangan lembut Rosella mengusap wajahnya pelan.
"Lepas, Martius." Rosella berusaha melepaskan belitan lengan Martius di tubuhnya, ia berdecak dalam hati karena lengan Martius tidak bergerak sedikitpun dari tubuhnya.
"Eh!" kaget Rosella saat tiba-tiba Martius membalik tubuhnya sehingga membuat keduanya saling tatap, tangan kanan Martius berada di pinggang ramping Rosella sedangkan tangan kanannya merapikan anak rambut Rosella.
"Apa kau tahu kalau aku begitu mencintaimu," seru Martius menatap Rosella lembut. Rosella mengangguk.
"Aku tahu. Aku pun juga mencintaimu," balas Rosella lirih.
"Apapun yang terjadi tetaplah untuk percaya denganku."
"Iya."
Kedua orang itu saling tatap terlihat jelas kalau keduanya saling mencintai. Rosella mengeratkan pelukannya dan menyandarkan kepalanya di dada Martius, ia mendengar detak jantung Martius.
Rosella memejamkan matanya membiarkan Martius mengusap kepalanya pelan, ia rasa mempertahankan hubungannya dengan Martius adalah hal yang tepat, terlebih lagi Martius memperlihatkan secara nyata perasaan cinta yang ia miliki.
Martius berdeham pelan lalu berucap. "Aku ingin membawamu ke suatu tempat."
~Martius Is My Villain ~
Rosella menatap pemandangan di depannya dengan alis menyatu, ia menoleh melihat Martius yang menatap ke depan dengan gamang. Perlahan langkah kaki kedua terayun pelan memasuki kawasan itu, Rosella merasa gugup beserta bertanya-tanya. Kenapa Martius membawa dirinya ke tempat pemakaman?
KAMU SEDANG MEMBACA
Martius Is My Villain [END]
FantasySeorang Pangeran terakhir dari kerajaan Bloomsytch, Martius De Voulos yang sebelumnya memiliki sifat ceria, mudah tersenyum dan ceroboh berubah menjadi seorang pria dewasa yang jarang tersenyum, selalu berekspresi datar, dan tidak peduli dengan stat...