Jangan lupa vote sama komennya
Typo : Anugerah
Happy Reading
***
"Oh, lihat siapa yang datang, pasangan baru!" Seru Doyoung antusias. Jaemin tersenyum simpul saat mendengarnya. "Ini, Jaemin mampir untuk membawakan kue kering.." Jaemin meletakkan paper bag diatas meja.
"Mampir? Kalian dari mana memang?" Tanya Doyoung.
"Kami pulang dari belanja bahan untuk makan malam.." Mark yang menjawab.
"Kalian tidak makan malam di sini saja?" Tanya Doyoung lagi.
"Mungkin lain kali, aku harus memasakkan makan malam untuk adikku.." jawab Jaemin.
"Oh, benar.. Jisung ya? Kapan kapan kalian ajak dia kemari... Atau biarkan dia main disini.." ujar Doyoung. Jaemin hanya mengangguk.
"Syukurlah, kalian menikah.. Mark jadi sering pulang ke Rumah.. Sebelum ini dia bahkan jarang menjejakkan kakinya di sini.." Doyoung bergerak membuka paper bag. Matanya berbinar. "Apa menantuku yang membuat ini?" Tanya Doyoung membuka toples dengan semangat.
Jaemin mengangguk. "Aku sudah berhenti berkerja, karena tidak ada pekerjaan lagi, Jadi aku belajar membuat kue dari resep Renjun. Bagaimana rasanya?"
Doyoung menelan kuenya. "Ini enak, aku menyukainya. Kau bisa membawakannya lain kali.." ujar Doyoung. Jaemin kembali mengangguk kali ini senyumnya lebih lebar.
"Tidak ada lain kali.. Jaemin akan kelelahan jika terus membuat kue. Eomma juga bisa membuat kue yang tidak kalah enak.." sela Mark yang sejak tadi diam menyaksikan percakapan antara ibunya dan Jaemin.
Doyoung menatap Mark sambil berdecak. "Terserah.. Oh? Kau suka laut? Aku ingin menaiki kapal pesiar bersama Renjun siang tadi. Tapi orang yang biasa membawa ada kecelakaan kecil. Jadi mungkin besok baru pengganti. Kau bisa ikut?"
"Aku bisa mengemudi kapal pesiar, seharusnya Eomma memanggilku dari awal.." ucapan Jaemin membuat Doyoung dan Mark terkejut.
"Kau bisa?" Tanya Doyoung tak percaya.
Jaemin mengangguk. "Aku dulu punya satu kapal pesiar tapi akhirnya aku menjualnya.. biaya pajaknya mahal.." Jaemin terkekeh.
"Astaga.. Wah, itu luar biasa.." Doyoung masih berada dalam ketakjubannya.
Jaemin hanya bisa tersenyum. "Jadi bagaimana jika aku yang membawanya?" Tawar Jaemin.
"Tidak boleh!" Tolak Mark tegas. Jaemin refleks merengut. "Kenapa?"
"Kau bisa kelelahan.."
Jaemin berdecak. "Aku menawarkan karena aku masih mampu, Mark hyung.. Jangan berlebihan.." ujar Jaemin kesal.
Mark bergerak untuk mencubit pipi Jaemin. "Tetap tidak boleh, ok? Nanti setelah baby lahir Jaemin baru boleh melakukannya hm?" Mark tersenyum gemas sambil memainkan pipi Jaemin.
Mark baru menyadari, pipi Jaemin lebih terasa lembut dan kenyal(?) dari yang bisa ia lihat. Mark.. menyukainya.
Mark masih memainkan pipi Jaemin. "Mwark hyung.. lwepas.." Jaemin menarik lengan Mark. Mark melepaskannya dengan separuh tidak rela.
"Pipi ini jadi milikku, ya?" Pinta Mark, sambil terus menyentuh pipi Jaemin.
Jaemin melotot. "Tidak."
"Ayolah.. Kenapa tidak boleh? Kita sudah menikah aku milikmu dan kau milikku" Mark mulai merengek. Jaemin menatap horor suaminya, rasa ingin memukulnya naik tapi apakah boleh ia memukul Mark di rumah mertuanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Responsibility [MarkMin]
Fanfiction[COMPLETED] Jaemin tidak suka bergantung pada orang lain, tidak suka berurusan dengan orang lain. Bagi introvert yang sudah kehilangan segalanya, hidupnya sudah terlalu lelah untuk menghidupi kehidupannya dan juga adiknya. Namun, setelah ketidaksen...