Jangan lupa vote sama komennya
Typo : Anugerah
#males revisiHappy Reading
***Kaki Jaemin terasa pegal, pipinya juga, karena harus tersenyum dan menyapa setiap kolega dan kenalan Mark yang Jaemin bahkan tidak yakin benar masih mengingat mereka.
Ia bawa tubuhnya untuk duduk. Sepertinya ia tidak bisa menahannya lagi, tubuhnya benar sudah lelah namun acaranya belum berakhir. Jaemin berusaha menguatkan diri.
"Sudah lelah? Jika lelah kau bisa istirahat lebih dulu, tidak apa apa.. kau membawa satu lagi orang di tubuhmu.." Doyoung menarik satu kursi disampingnya.
Jaemin menggeleng, "tidak apa apa.. aku masih baik baik saja, aku akan segera beristirahat jika memang sudah tidak bisa menahannya.." balas Jaemin.
Doyoung tersenyum. "Setelah menyapa biasanya sebuah pesta hanya ajang untuk mencari relasi, tidak apa apa jika kau tinggalkan.. kau masih bisa mencari relasi di pesta lainnya, sekarang menyapa sana sudah cukup.." jelas Doyoung.
Jaemin mengangguk. "Aku akan menunggu sebentar lagi.." kata Jaemin kemudian.
Doyoung akhirnya hanya bisa tersenyum menatap Jaemin intens. "Kau mirip putraku, dulu Jeno punya saudara kembar, tapi dia meninggal karena sakit.."
Jaemin terdiam. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Doyoung tertawa, "tidak apa apa.. aku sudah merelakannya sejak lama, masih sedikit sakit saat mengingat putraku harus pergi dalam pelukanku. Tapi seiring waktu aku bisa melepasnya.."
Doyoung menghembuskan nafasnya, "kita harus segera mengganti percakapan sebelum pembahasan ini semakin berat.." Ucapan Doyoung disetujui Jaemin.
"Oh, itu Jisung! Jisung!" Panggil Doyoung bersemangat.
Jisung datang menghampiri dan duduk disamping Jaemin.
"Jisung, kau sekolah di NCIT ya? Lalu kuliah bagaimana? Akan melanjutkan disana juga? Jika iya, tinggal dirumah Eomma saja tidak apa apa.. Biar Eomma ada teman di rumah.." ujar Doyoung antusias.
Jisung meringis. "Sebenarnya, Jie sudah mengaply beasiswa China dan sudah diterima.." balasan Jisung membuat Jaemin mengerut tidak suka.
"Kau mengaply beasiswa tidak bilang padaku?" Tanya Jaemin tak suka.
"Apa harus? Aku bukan anak kecil lagi, aku bisa mengambil keputusan yang sekiranya baik untukku.." jawab Jisung dengan terdengar ketus.
"Aku kakakmu! Aku juga walimu selama ini, dan kau tidak memberitahuku?" Seru Jaemin marah.
"Hei, sudah sudah.. China negara yang bagus.." sela Doyoung berusaha menenangkan.
Jaemin dan Jisung hanya diam.
"Jisung tidak mau coba kuliah di sini saja? Banyak universitas yang tidak kalah bagus juga.." kata Doyoung menawarkan.
"Tapi, aku sudah mendapatkan beasiswa yang bagus di China.." tutur Jisung pelan.
Doyoung tersenyum. "Bagaimana dengan Kanada? Mark punya banyak kenalan disana.. Mungkin Jisung bisa mempertimbangkannya, Nanti Eomma bantu untuk pendaftaran dan administrasinya.." tawar Doyoung.
"Tapi akan lebih baik jika kuliah di Korea saja.." sela Jaemin.
"Aku yang akan kuliah, kenapa hyung yang repot? Aku bisa melakukannya sendiri sekarang.." kata Jisung datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Responsibility [MarkMin]
Fanfiction[COMPLETED] Jaemin tidak suka bergantung pada orang lain, tidak suka berurusan dengan orang lain. Bagi introvert yang sudah kehilangan segalanya, hidupnya sudah terlalu lelah untuk menghidupi kehidupannya dan juga adiknya. Namun, setelah ketidaksen...