10

5 0 0
                                    

Senjani sudah memakai pakaian yang rapi, karena ia sudah berjanji untuk pergi dengan Cica kesalah satu mall di Tangerang. Cica sudah menunggu di depan dan Senjani pun berpamitan pada ibu.

"ibu, Jani pergi dulu yaa.." kata Senjani yang berpamitan dengan ibu

"jangan malem-malem pulangnya, takutnya diomelin sama bapak" ucap ibu mengingatkan

"iyaaa ibuu.." kata Senjani "assalamualaikum ibuu.." lanjutnya lagi yang sudah menghilang keluar menghampiri Cica.

"waalaikumsalam.. hati-hati"

Ibu pun menuju kamarnya, namun saat ingin menuju kamarnya ada suara laki-laki yang mengucap salam, dan laki-laki itu Senjana

"assalamualikum.." ucap Senjana

Ibu pun keluar membuka pintu, "waalaikumsalam.. ehh Jana, cari Agit yaaa? Bukannya Agit lagi di babehh?" kata ibu pada Senjana

Ibu memang sudah tau nama-nama teman Langit yang sering datang kerumah, termasuk Senjana, Eka, Iwan, Surya dan Agam. Senjana termasuk teman Langit yang tidak terlalu sering menginap rumah Langit, tidak seperti Agam dan Eka.

Namun, Senjana suka bermain PS dengan anak-anak babeh lainnya jika ada waktu luang. Dan, kalau sedang bosan berkumpul di warung babeh, mereka pasti selalu bermain di rumah Langit.

Pasti kalian mikir pasti ketemu Senjani. Oh tentu tidak, karena setiap Senjana bermain ke rumahnya, Senjani selalu berada di kamar dan Senjana selalu datang malam kalau ingin bermain ke rumah Langit.

Karena kamar Senjani kedap suara jadi, Senjani tidak pernah terdengar jika ada teman Langit main kerumahnya. Senjani juga tipe orang yang malas keluar kamar kecuali sedang makan, mandi, dan bosan, lalu pergi kekamar ibu untuk cerita-cerita.

Senjani sendiri pun jarang sekali kekamar Langit, bahkan bisa diitung tidak lebih dari 10 selama ia menjadi kakak nya. Justru, yang sering kekamar Senjani adalah Langit, ntah numpang charger, curhat tentang perempuan yang Langit suka, numpang tidur kalau AC sedang mati dll.

"e.. iya bu, Jana tau, tadi juga dari babeh, terus janjian kesini mau maen PS" kata Senjana yang sambil nyengir

"ohh gituu.. yaudah motornya masukin aja, nanti masuk kedalem" kata ibu yang sudah sangat akrab dengan Senjana

"iyaa buu, Santai aja. Jana nunggu diluar aja sembari cari angin" kata Senjana

"di dalem juga ada angin Jan.. tapi angin kipas" gurau ibu

"buset si ibu pinter bergurau" balas Senjana

"yaudah, masukin motornya dulu, nanti kalo mau masuk ya masuk, kalo mau nunggu di luar yaa duduk tuh di bangku.. anggep rumah sendiri aja.." kata ibu yang ramah

"siaappp, santuyy buu.." Senjana mengacungkan jempolnya

"ibu masuk dulu yaa.."

"iya bu, hati-hati di jalan" kata Senjana

"huh, kaya mau pergi jauh.." balas ibu yang masuk ke dalam rumah.

Tak lama kemudian, Langit, Eka dan Agam datang secara bersamaan. Mereka menaruh motornya kedalam garasi rumah Langit.

"Jana.. pea lo ye.. anak orang nangis di babeh bukannya dianter pulang ke.. malah ditinggalin.." Oceh Eka pada Senjana

"ah bodo, males gue ladenin Bulan.. jam-jam segini tuh Surya pasti ke babeh, makanya gua males kalo Bulan dateng ke babeh.." jawab Senjana

"lo pada mau ngobrolnye disini apa di kamar gue nihh.." sahut Langit

"oiyaa.. yuk yuk masuk anggep aja rumah sendiri" kata Senjana yang masuk terlebih dahulu seperti rumahnya sendiri

DUA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang