14

1 0 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 06.15, Senjani turun untuk sarapan. Ia memakan bubur yang sudah ibu beli di depan gang rumah. Suasana di meja makan sangat hening, masing-masing sibuk dengan makanan yang mereka santap.

Senjani tidak ingin membahas soal perkuliahan. Ia tengah fokus untuk persiapan Ujian Nasional yang sebentar lagi akan tiba. Sekarang ia tengah sibuk ujian try out dan ujian praktek.

Suara motor yang tidak asing, membuat Langit dan Senjani bertatap-tatapan. "kayak kenal suara motornya.." gumam Senjani yang sedang menelan bubur yang ada dimulutnya.

Langit langsung berdiri karena ia tahu itu adalah suara motor Sendu, laki-laki yang tega membuat kakaknya hancur. 

"Mbak aja yang keluar.." Senjani beranjak dari kursi lalu menuju pintu depan.

Senjani membuka gerbang rumah dan tubuhnya membeku. Bahkan bicara satu kata pun tidak bisa keluar dari mulutnya.

"Hai, selamat pagi.." sapa laki-laki itu dengan tersenyum kepada Senjani. Senyuman itu sekarang sudah tidak menarik lagi untuk Senjani lihat. 

"Mas Senu?"

*****

"Pagi keluarga kesayangan aku.." sapa Senjana yang baru bangun tidur

"Dihh, tumben amat lo bangun jam segini.." sahut Awan

Senjana duduk di kursi dan mengambil bubur kesukaan yang dibuat oleh bunda. Namun, Bunga memukul tangan Senjana

"Adahh.. apaan si, pen makan ini.." protesnya

"Pasti mas belom gosok gigi kann? Jorok ih.. sana gosok gigi dulu"

"Sembarangann kalo ngomong, gini-gini mas bangun tidur langsung cuci muka gosok gigi yaa..." kata Senjana yang menyendok bubur. "emang mbak lo.. bangun tidur langsung nyomot roti." Lanjutnya

"Sembarangan kalo ngomong." Awan bersiap-siap melempar sendok.

"Heh. Tau adap makan kagakk?" ucap ayah yang membuat mereka diam dan menunduk lalu melanjutkan sarapanya.

"Semalem tidur jam berapa, mas?" tanya ayah

Senjana menatap ayahnya dengan tatapan curiga. "wedeww, tumben amat bos nanya ane tidur jam berapa?" katanya yang sumringah

"Semalem cewek yang di depan siapa bos?"

Pertanyaan ayah membuat Bunda, Awan, dan Bunga terkejut bersamaan. "HAAAAHHH?! CEWEEKK!"

"Mas bawa siapaaa? Kok gak dikenalin bunda sih?" kata bunda dengan wajah gembira

"Perasaan adanya mas Eka sama Agit dah, yah." Ucap Bunga

"Alhamdulillah mas normal, ya Allah.. seneng deh" ucap Awan yang mengusap wajahnya dengan senang.

"Dihh apaan si pada.. cewek mana? Siape? Ape?" kata Senjana sambil makan

"Semalem pas Langit keluar, ayah ikutan keluar. Soalnya kedengeran kamu lagi ngobrol sama orang. Suaranya cewek, jelas ayah liat lah.." jelas ayah

Senjana memejamkan matanya dan menghela nafas. "serius ayah bisa liat?" ucap Senjana yang tiba-tiba mistis. "padahal Eja lagi ngobrol sama .... "

Ayah, Bunda, Awan, dan Bunga pun dibuat penasaran. "siapaaa?"

"Kuntiiiiiiii.... Ahahhaahahahahaha" Senjana tertawa terbahak-bahak melihat mereka bermasang wajah serius tiba-tiba kesal dengan jawabannya.

"MAS! Ngeselin ihh" kesal Bunga

"Ini anak kampret bener.." kesal ayah

"Lagi ngapain si yah, nguping pembicaraan anak muda.. heran, kagak pernah muda apa..?" kata Senjana

DUA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang