2 bulan kemudian
Senjani sudah memulai pengayaan untuk persiapan ujian nasional nanti. Ujian praktek, hampir semua sudah dikerjakan oleh Senjani. Dan sudah hamper pecah kepalanya karena tugas yang tiap hari mengalir tanpa henti.
Senjani adalah murid yang sangat aktif dikelas, tidak ada satupun tugas yang terlewatkan olehnya. Karena dari itu, ia tetap bertahan di ranking satu dikelas. Guru-guru di sekolah pun tahu kalau Senjani anak yang rajin dan pintar. Namun, soal cinta Senjani rada bodoh.
Hari Senin, langit berwarna hitam. Namun, hujan tidak turun ke bumi. Rutinitas Senjani saat tiba di kelas, ia duduk di taman depan kelasnya, lalu menghirup udara segar di pagi hari. Senjani selalu orang pertama yang datang kesekolah, sampai akhirnya teman-teman sekolah mengamanahkan Senjani untuk memegang kunci kelas.
Saat Senjani sedang duduk di taman, melihat murid-murid yang baru datang. Tanto muncul dihadapan Senjani. Membawa roti keju kesukaannya dengan satu kotak susu coklat.
"Nihh buat lo.." Tanto memberikan roti coklat dan susu coklat pada Senjani, lalu duduk bersamaan disamping Senjani.
"Buat gue?"
"Iyaahh.. ganjel perut ajaa.."
"Repo-repot amat lo beliin gue sarapan, tapi gue makan nanti yaahh. Soalnya gue udah sarapan." Kata Senjani
"Iyaah kalem aja.."
"Makasih lohh.."
"Iyah. Eh iya Jan.. lo udah daftar SNM?" pertanyaan Tanto membuat Senjani teringat ucapan bapak yang menyuruhnya untuk kuliah di Tangerang saja
"Kok diem? Kenapa?"
"Gue gak nyoba negeri to.." ucap Senjani yang tersenyum kecil
"Kenapa?"
"Ada lah probem.."
"Eh iya sorry gak bermaksud kepo.."kata Tanto. "bentar lagi gue udah gak disekolahan ini.. cepet banget ya Jan.."
"Iyaahh.. pasti bakalan kangen banget. Setiap duduk disini ngeliatin ade kelas main bola, basket, ngeliatin ade kelas olahraga.. sedih" ucap Senjani yang memandang lapangan yang sedang dipakai bermain bola
"Bentar lagi gue gak bisa liat senyum lo lagi, ketawa lo lagi, bawel lo lagi, muka lo kalo lagi badmood.." ucap Tanto yang tersenyum kepada Senjani. Senjani menatap Tanto dengan tatapan bingung dan melamun.
"Woii, biasa aja kali liatinnya.." Tanto mengagetkan Senjani, hingga membuat Senjani menjadi canggung pada Tanto.
"Kenapa si? Ko bengong gitu ngeliatin gue.. gue tau gue ganteng Jan, gak usah sampe segitunya ahahaha"
"Enggak, enggak papa" ucap Senjani yang memaligkan pandangannya ke lapangan
"Em.. Jan.." ucap Tanto
"Iyaaapp?"
"Kalo seandainya guee.."
Belum selesai Tanto bicara, Agam datang menghampiri Senjani dan Tanto yang duduk di teras kelas.
"Mbak.." ucap agam yang duduk disamping kanan Senjani. Membuat Tanto yang ingin bicara jadi terpotong karena kedatangan Agam yang tiba-tiba.
"Agamm? Ngapain kesini?"
"Ehh ada Tantoo.." sapa Agam pada Tanto, Tanto hanya tersenyum kecil karena ia sebal dengan Agam yang datang tiba-tiba disaat ia ingin bicara dengan Senjani.
"Pengen ngobrol bentar, bisa gak?" ucap Agam
Senjani melihat Tanto yang memasang wajah kesal. "ngobrol aja, kenapa emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA SENJA
Teen Fiction"aku suka sama kamu.." "lo gausah suka sama gue, gue cuma bisa nyakitin lo doang." "aku bakalan berusaha buat kamu suka juga sama aku.." "jangan ngasih hati lo ke orang yang gak tepat. gue gak bisa ngasih kepastian sama lo. dan gak akan pernah mungk...