Interlude (Second Book END)

8 1 0
                                    

XX April 2023, Sumeru Akademiya, Ruangan Rektor, Sore Hari.

Alhaitham memasuki ruangan dan menyerahkan tiga buah kotak kardus berisi laporan investigasi selama satu tahun terkait tambang Chasm kepada Yang Mulia Kusanali, yang lebih dikenal dengan sebutan Nona Nahida.

Alhaitham: "Nona ini dia laporan yang telah kami rangkum."

Nahida: "Tidak ada detail yang terlewatkan?"

Alhaitham: "Sejauh ini tidak ada."

Cyno, didampingi oleh Tighnari yang masih mengenakan seragam lapangan, memasuki ruangan.

Cyno: "Nona, Saya sudah membersihkan perbatasan kita dengan Liyue. Untuk daerah tambang sudah Saya tutup semua aksesnya menuju Sumeru. Zandik, ah bukan, Il Dottore tidak akan bisa menggunakan akses itu lagi untuk menyelundupkan Primogenium illegal dan hal-hal lainnya."

Tighnari: "Saya dan bawahan saya Collei sudah memperketat patroli di hutan. Sejauh ini para fatui tidak terdeteksi keberadaan mereka."

Nahida: "Baguslah, tapi satu hal yang kutakutkan bukanlah Fatui. Mungkin saya para anggota Abyss sedang merencanakan sesuatu."

Nahida turun dari kursinya dan menepuk punggung seorang pria yang sedang bersandar di dinding, sembari menatap ke arah Nahida.

Nahida: "Wanderer apa kau tahu tugasmu?"

Wanderer: "Ibu, apa aku harus pergi ke Fountaine dan membantu Doktor Dainsleif lagi?"

Nahida: "Tentu saja aku meminta Hakim Agung Neuvillete untuk mengizinkanmu menerima organ jantung dari experiment Alice tidak gratis. Kalau kau tidak terbiasa mungkin kau bisa ajak Kaveh ke sana secara mereka juga memiliki darah dari sana."

Wanderer: "Tidak heran jumlah orang yang mengalami kematian mendadak di Fountaine meningkat drastis. Apa jadinya jika seluruh dunia mengetahui kebenaran dari Fountaine."

Nahida: "Saya yakin Hakim Agung Neuvillete tidak akan segan untuk turun tangan secara langsung. Berhubung saya akan mengulik negaranya dan apapun yang sedang dia atau bawahannya lakukan. Harusnya sebentar lagi Doktor dan anak-anak serta anak buahnya akan segera tiba."

3 Jam Kemudian di malam harinya.

Tanpa melakukan ketukan terlebih dahulu, Dainsleif beserta timnya memasuki ruangan. Nona Nahida mengamati seluruh anggota tim dengan seksama. Namun, terdapat satu sosok yang absen dalam pertemuan ini, yaitu individu jangkung berambut oranye yang kerap terlibat perselisihan dengan Wanderer saat menjalankan tugas.

Dainsleif: "Nona! Apa kabar?"

Nahida: "Mana si sulung?"

Dainsleif: "Kebetulan dia mendapatkan misi dari Fatui untuk penyelidikan juga di Fountaine."

Nahida: "Di saat yang bersamaan?"

Nahida: "Tapi Doktor ada satu misi khusus yang diberikan pada kita. Lebih tepatnya ini permintaan langsung dari Hakim Agung."

Dainsleif: "Ada apa itu? Bukankah tugas saya hanya menyelidiki bencana biologis dan bencana alam? Saya kan hanya dokter spesialis saraf."

Cyno: "Sepuh merendah"

Tignari: "Cyno, huush!"

Alhaitham: "Cyno kalau aku jadi kamu, aku akan tahu diri dalam bercanda disituasi seperti ini."

Nahida: "Nanti saja kita bicarakan kembali dengan Hakim Agung Neuvillete karena ini bersifat rahasia."

Dalam ruangan yang ditemani oleh aura misterius, kehadiran Hakim Agung Neuvillete terasa seperti bayangan yang tak terlihat namun selalu mengintai di balik layar. Sebuah permintaan khusus telah diberikan, menambah lapisan kegelapan yang menyelimuti pertemuan malam itu. Dengan semua kebingungan dan kecurigaan yang menyelinap di antara para anggota, pertemuan itu pun berakhir dengan sejuta tanda tanya yang tergantung di udara, menanti jawaban-jawaban yang akan terungkap di masa yang akan datang.

Mind Diver Team: Di Bawah TanahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang