Bad Reputation

47 49 37
                                    

Ini kali pertama kami mengunjunginya, setelah ia pergi satu tahun lalu dengan tetap menggenggam matcha latte kesukaannya. Ini kali pertama kami mengunjunginya, setelah satu tahun lalu, ia memutuskan pergi dengan minuman favorite-nya.

Kami bergeming, menatap batu nisan yang bertuliskan nama nya, Zeline Onella Eve. Gadis pendiam yang hampir setiap harinya menghabiskan waktu bersama kami. Ah, tidak, dia tidak pendiam, dia hanya menghemat tenaga nya untuk bicara.

Kami masih ingat kala ia ditemukan tak bernyawa di rumahnya sendiri, tanpa meninggalkan kata atau pesan apapun. Kami menjerit menangisi kepergian nya, meraung, bertanya kenapa dia memilih mengakhiri kisah hidupnya seperti itu. Kami masih ingat kala orang tua nya terpaku menatap putrinya tak lagi bernafas, nafas mereka tercekat, seakan tak sanggup bahkan untuk mengeluarkan satu kata saja.

Para kerabat mulai berdatangan, tetangga yang turut berduka, guru dan teman teman sekolah nya yang juga ikut datang.

Kami memasuki kamarnya setelah mendapatkan izin dari sang ayah. Kamar dengan nuansa pink juga boneka hello kitty dimana mana, Zeline sangat menyukai itu. Bisa dibilang, Zeline sangat mendalami perannya sebagai perempuan. Lemarinya pun dipenuhi pakaian berwarna cerah.

Kami tak menemukan apapun, kecuali album foto yang ternyata berisi foto-foto kebersamaan kami. Disana juga terdapat foto Zeline yang tersenyum dengan hangat menghadap kamera, mata sipit nya ikut hilang saat ia tersenyum, dibalut dress berwarna putih dengan rambut hitam sebahu, sangat cantik.

Hari itu, di pagi yang dingin diguyur hujan, kami semua menyadari, Zeline tak lagi bersama kami.

BAD REPUTATION [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang