Part 3

23 1 0
                                    

Faktanya ....

Ketika aku berpikir akan terbangun dalam dua tiga jam kemudian, siapa yang akan mengira bahwa ini adalah minggu ketiga sejak aku menyatakan diri terbangun di atas kapal para bajak laut milik Ivior.

Ketika aku yang polos ini mengira akan kembali ke dunia nyata lalu melakukan rutinitas seperti biasanya, nyatanya tidak berjalan sesuai yang kuperkirakan.

Toh, yang ada ialah aku terjebak di dunia entah berantah bernama Ice Land. Entah mengapa namanya terdengar penuh kebekuan, padahal nyatanya tempat ini sama sekali tidak dingin. Aneh!

Saat aku berpikir bahwa semua ini hanya bunga tidur yang sedikit mengerikan dan tentunya sangat panjang, sungguh tak terduga bahwa semuanya memang nyata.

Aku memang ada di dunia di mana era keemasan para bajak laut sedang bersinar.

Aku sedikit tertegun memikirkan nasibku yang mengenaskan. Aku tidak memiliki apapun yang selama ini dekat denganku, yang telah ku anggap sebagai belahan jiwaku sendiri; handphone.

Lantas bagaimana aku akan bertahan tanpa handphone dan juga internet. Siapa yang akan memiliki semua itu ketika dunia ini bahkan belum mengenal listrik.

Jujur saja, aku berpikir mati pun tidak akan bisa membayarnya.

Setidaknya itulah yang aku pikirkan di awal. Tetapi nyatanya, aku sendiri terlalu takut mati, dan satu-satunya cara untuk bisa hidup adalah bertahan hidup apapun caranya, bahkan jika aku tidak menghendaki jalannya.

Oh Tuhan! Tolong beri petunjuk mengapa aku bisa berada di tempat ini. Tolong kembalikan aku ke tempat asalku!

Mungkinkah ini adalah karma akan kegemaranku terhadap novel fiksi? Di mana pemeran utama acap kali terlempar ke dunia novel dan menjalani kehidupan sebagai tokoh utama dalam kisah yang dibacanya.

Mungkin jika situasiku sama seperti itu, kemungkian besar aku tidak akan setakut dan sebingung ini lantaran telah menguasai alur cerita. Alur di mana aku bisa menghindari tokoh jahat yang akan membahayakan diriku di masa depan.

Namun sekali lagi aku perlu menegaskan bahwa semua ini jauh berbeda. Meski gemar membaca cerita fiksi, namun nyatanya tubuhku sama sekali tidak terlempar ke buku dan cerita manapun yang pernah aku baca.

Aku tidak pernah ingat telah membaca kisah mengenai bajak laut paling mengerikan bernama Ivior yang memilki puteri kesayangan bernama Savana.

Tidak!!

Lebih gila, wajahku kini berubah 180°, sosok yang beberapa hari terakhir kulihat di dalam pantulan cermin sungguh bukanlah diriku.

Aku bukanlah gadis berambut gelombang sepunggung dengan warna senja, kulit pucat, serta netra hijau yang berkilau.

Dan yang perlu disayangkan, mengapa giginya harus ikut menghitam?

Ugh! Entah mengapa aku sangat kesal setiap kali memikirkannya. Mungkin aku perlu meminta kepada Ivior untuk mencari sikat gigi dan juga pasta gigi. Sial!

Aku tahu bahwa aku tidak akan menerima semua ini dalam waktu singkat. Tetapi di sisi lain, aku bukanlah tipe gadis yang merenungi berbagai masalah dalam waktu yang cukup lama.

Toh, merenung tidak akan menunjukkan jalan keluar yang baik meski mungkin akan memberi sedikit ketenangan. Namun sekali lagi, merenung dan meratapi nasib dalam waktu yang lama adalah kebodohan.

Yang harus aku lakukan sekarang adalah menyusun rencana hidup di tempat ini. Aku mungkin tidak akan bisa kembali ke dunia asalku dalam waktu dekat, jadi kuputuskan untuk menjalani hidup sebagai Savana—puteri kesayangan Ivior yang cantik tetapi lupa ingatan.

Mendadak Menjadi Puteri Bajak LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang