4

19 12 0
                                    

Zain berjalan kembali kekampusnya, dia melewati beberapa mahasiswa angkatannya yang mempersiapkan kelulusan mereka. Zain pergi kesahabatnya yaitu Haru.

Haru yang sadar akan kehadiran seorang Zain yang males banget datang kalau ada acara beginian datang ke para kerumunan teman mahasiswa nya.

"Lah woy bro.. Lo kesambet apa gimana anjir bisa bisanya Lo dateng ke acara beginian biasanya juga ke pondok tuh".

"Gak, gue kesini karena gabut lagi gak ada kegiatan dirumah, tadi juga sempet datang ke sekolahnya Abah. Trus lagian gw kesini liat temen temen barangkali ada yang butuh bantuan kan?"

Haru menganggapi Zain, hanya dengan menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti.

"Ini juga lagi pada selesai sih, cuma gladi bersih aja habis itu boleh pulang kata dosen".

~~~~~~~~

Bel istirahat telah berbunyi, waktunya para murid mengisi perut mereka yang seakan-akan meraung meminta makanan. Ada 3 gadis berjalan beriringan yang sedang heboh karena menemukan lakik tamvan yang lewat didepan mereka.

"Woy ca.. huhu Lo coba deh, lihat depan situ tuh arah jam 2 ada cogan nyasar help,  ini siang bolong ternyata ada pangeranku hehe".

Vivi heboh sendiri karena didepan jalanan yang mereka lewati ternyata tongkrongan para cogan. Kantin mereka berada didepan sedikit menyamping. Kelas itu adalah kelas laki-laki, apalagi itu kelas incaran para adek-adek kelas sok caper.

Caca mengikuti arah pandang Vivi dan ternyata itu adalah mantan pacarnya Caca.

"Heh apa Lo bilang?, yang disebelah bangku itu kan pake hoodie item? Lo mau gue tonjok pala Lo yang geser itu hah? Baku hantam yok mumpung banyak orang nih".

Syilla melototkan matanya terkejut dan takut jika ucapan Caca tadi, tidak bercanda. Sebelum ada hal yang tidak-tidak, Syilla memutuskan untuk mentraktir mereka beli snack apa aja asalkan mereka berhenti.

"Udah yah para bestai, jangan macem-macem deh, kutraktir beli jajan mau gak? Asalkan kalian berhenti kalo nggak ya gausah".

Vivi dan Caca yang mendengar kata-kata 'traktir' tentu saja langsung mengangguk tepuk tangan dengan antusias. Syilla malas kenapa harus ada mereka.

"Oke karena Lo yang bilang mau traktir kita, gue mau ambil samua jajan yang ada disini". Syilla memutar bola matanya dengan malas karena dua sahabatnya ini yang tak tahu diri.

"Eh Syill, gue juga mau dong, minimal Lo nraktir  kita 10 ribuan, yahh". Vivi memohon dengan puppy eyes andalannya. Syilla pasrah saja sesekali membahagiakan mereka lumayan kalau nanti dapat imbalan cogan hehehe.

~~~~~~~~

Sedangkan dikediaman Umma Tina, beliau sedang menunggu suaminya yaitu Abah Zainal. Beliau menyiapkan makanan kesukaan Zain yaitu sayur kangkung.

Kak Rina dan Umma menyiapkan peralatan makan mereka yang akan digunakan untuk makan malam hari ini.

Setelah dirasa siap semuanya untuk menghidangkan semua makanannya, waktunya untuk memanggil anggota keluarga, Umma menyuruh kak Rina untuk memanggil suaminya yaitu Zani, kakak Zain. Sedangkan Umma memanggil Zain dan Abah Zainal untuk makan.

Kak Rina pergi kekamar suaminya yang sedang mengerjakan beberapa file buat meeting besok pagi.

"Mas, makan dulu yuk udah matang makanannya untuk kerjaannya kamu tunda aja dulu yang penting perut kamu diisi makanan".

Bang Zani menoleh kearah istrinya "iya bentar sayang". Bang Zani berdiri dan menutup laptopnya dan segera menyusul sang istri.

Sedangkan Abah sebelum dipanggil beliau sudah berada dimeja makan, karena katanya sudah lapar karena bau yang sedap ini.

Sandaran [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang