Sembilan

280 24 0
                                    

^-^

          Dengan langkah cepat nan terburu-buru, Kayra menaiki tangga lantas memasuki ruangan kerja Laras hanya untuk melihat kekosongan di sana. Tidak ada siapa-siapa di ruangan yang biasanya diisi oleh beberapa orang lelaki termasuk Laras di dalamnya dan Kayra jadi mengumpat kesal karenanya.

"Sial!" runtuk gadis tomboy itu sambil berlari cepat menuju toilet --tempat paling dekat dari ruangan Laras. Kayra tersentak kaget saat ia melihat Laras tersungkur dengan kaki yang ia peluk dan kepala yang berada di antara kedua lututnya.

Terdengar suara tangisan lirih dari gadis cantik itu sehingga membuat Kayra mendekat dengan ragu "Laa?" sapa Kayra seraya mengusap rambut Laras yang tampak berantakan.

Tangis Laras makin keras saat ia merasakan pelukan hangat dari Kayra. Ia menghambur secara cepat seolah mencari perlindungan terdekat darinya "Kay" d iantara tangis yang masih saja terdengar jelas, gadis cantik itu menyebutkan nama Kayra saat ia berada di dalam pelukannya "Maaf" lanjut gadis cantik berpipi tembam itu masih di antara tangisnya.

Kayra mengecup puncak kepala milik Laras, tangannya tidak berhenti mengusap lembut rambut panjang milik si cantik dan ia tidak berbicara sampai akhirnya tangis Laras berhenti dan gadis itu sudah mulai tenang.

Dengan perlahan, Kayra melepas pelukan mereka dan mengusap sisa air mata yang menganak sungai di pipi tembam milik Laras "Sudah tenang?" Laras mengangguk meskipun napasnya masih sedikit tersenggal.

"Mau cerita di sini atau kita pulang dulu?"

"Pulang" jawab Laras singkat dengan suara seraknya.

Dengan anggukan tanda setuju, Kayra berdiri sebelum akhirnya menarik si cantik untuk ikut berdiri. Dengan disertai senyum kecil, Kayra merogoh saku jaket dan mengeluarkan pita berwarna merah muda sebelum akhirnya mengulurkan tangan untuk mengucir rambut panjang milik Laras yang berantakan.

Meskipun kuciran hasil buatan Kayra tidak serapi kuciran yang biasanya Laras lakukan, setidaknya sekarang rambutnya sudah terlihat lebih manusiawi jika harus dibandingkan dengan tadi. "Yasudah. Kita pulang sekarang"

Laras menurut saja saat tubuhnya ditutupi oleh jaket milik Kayra yang sedikit kepanjangan di tubuhnya. Ia juga tetap menurut saat si tomboy menggenggam tangannya sambil melangkah menuju parkiran. Laras bahkan tak sempat protes saat ia diberi helm oleh Kayra yang langsung dipasangkannya pada Laras.

Saat menaiki punggung motor milik Kayra, lengan berisi milik Laras secara otomatis melingkar si perut rata milik si tomboy dan gadis itu pun segera menjalankan motornya dengan cukup cepat.

Tanpa terasa, motor berhenti. Membuat Laras mau tidak mau jadi mengangkat pandangan hanya untuk melihat bahwa gadis tomboy itu membawanya ke kediamannya. Sudah kuduga, pikir Laras sambil masuk ke rumah Kayra.

Setelah terduduk di sofa, Laras memejamkan mata seraya menaruh punggungnya dengan perlahan pada sandaran "Aku capek Kay" ujar Laras dengan lirih.

Saat merasakan sedikit usapan di lengannya, Laras membuka mata untuk melihat Kayra yang begitu dekat dengannya. Gadis tomboy itu mencoba untuk membuka jaket yang membungkus tubuh Laras dan si cantik kembali menurut padanya.

Jaket sudah terbuka, sekarang tangan panjang milik Kayra terulur untuk melepaskan ikatan rambut hasil buatannya sendiri "Kamu mau tidur?" tangan Kayra sekarang menempel di pipi tembam Laras yang tampak kemerahan.

Laras menggeleng "Aku nggak ngantuk" jelas gadis cantik itu kemudian.

Kayra tersenyum kecil "Katanya capek" ujarnya disertai kekehan kecil untuk menggoda gadis di hadapannya.

"Aku mau tidur. Tapi sama kamu"

"Eh?"


--Dee Laras by Riska Pramita Tobing--


          Laras bisa melihat bahwa Kayra terdiam kaku di samping ranjang dengan mengenakan celana boxer pendek serta kaos oblong berwarna hitam. Beda halnya dengan Laras yang sudah terbaring sedari tadi dengan mengenakan kemeja putih tanpa celana.

Meskipun pada awalnya Laras sedikit malu karena ia hanya mengenakan celana dalam dibalik kemejanya, pada akhirnya ia cuek juga karena kemeja pemberian dari Kayra sudah menutupi jauh sampai ke pahanya.

Tangan Laras terulur berusaha menarik Kayra yang justru terdiam mematung melihat dirinya yang sudah keenakan di atas ranjang "Siniii" rengek gadis cantik berpipi tembam itu kemudian.

Kay menarik napas panjang sebelum akhirnya menjatuhkan tubuhnya kesamping Laras yang langsung memeluknya tanpa segan. Saat mendapatkan perlakuan manis yang tiba-tiba itu, Kayra tersentak kaget dan menutup dadanya dengan lengan. Ia tidak terbiasa se intim ini dengan perempuan.

"Uhh. Nyebelin. Kaos kamu dingin banget. Enak kayaknya kalau aku pakai kaos juga" seru Laras seraya menaik turunkan tangannya di perut milik Kayra.

Si gadis tomboy berusaha menggeser untuk memberi jarak di antara keduanya "Besok kubelikan kaos. Sekarang pakai itu saja" ujar Kayra sedikit kesulitan untuk menjauh dari Laras yang memegang lengannya secara kuat.

"Kalau pakai kaos kamu memangnya kenapa?" pertanyaan bernada polos itu langsung di balas kerutan kening oleh Kayra "Jangan" jawab gadis tomboy itu di antara jarak mereka yang begitu dekat.

"Kenapa?" ujar Laras seraya merapatkan tubuhnya pada Kayra.

Si gadis tomboy menelan ludah dengan gugup "Melihat gadis cantik seperti kamu dalam balutan pakaianku merupakan sesuatu yang sangat berlebihan, Laa"

"Maksudnya?" alis rapi milik Laras terangkat satu.

Kay memejamkan mata seraya menghitung dari satu sampai sepuluh sebelum akhirnya ia menarik belakang kepala milik Laras dan menciumnya dengan segera.

Sialan!

"Sudah kubilang. Jangan menggodaku, Laa" ujar Kayra di antara ciumannya yang semakin menggila.

Dengan lancang, Kayra menggigit bibir bawah milik Laras dan menghisapnya sesaat sebelum akhirnya memasukkan lidah pada rongga mulut milik Laras yang hangat. Gadis itu hampir saja kehilangan akal sehat karena ciuman mereka justru semakin dalam. Untungnya, gadis tomboy itu menarik diri dan melepaskan pautan bibir keduanya dan mengakhirinya dengan kecupan kecil.

"Kamu bukan milikku, Laa. Aku tidak sanggup jika harus digoda seperti ini olehmu" ujar Kayra di antara napasnya yang masih tersenggal panjang-pendek.

Kayra menjauh hanya untuk melihat bahwa Laras memberikan senyum manis terhadapnya "Aku suka kamu, Kay" bisikan bernada lembut dan yakin itu keluar dari bibir Laras yang masih terlihat basah dan merah. "Aku ingin dimiliki olehmu" lanjut gadis cantik itu masih disertai senyuman.

Kayra tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar "Kamu ingin dimiliki olehku, Laa?" tanya Kayra terdengar tidak sabar menunggu jawaban.

"Iya Kay. Aku mau"

Dengan itu, Kayra merengkuh tubuh Laras dan menaikkan gadis itu ke atas tubuhnya "Now, you're mine. Only mine"

"Yes. I'm yours" ujar Laras disertai anggukan bangga sebelum akhirnya menangkup rahang si tomboy dan menciuminya.

Sialan! Ini akan menjadi hari yang menggairahkan untuk keduanya.

^-^
Riska Pramita Tobing.

Author note: Heh! Jangan mesum! Buang tuh harapan untuk membaca adegan plus-plusnya.

Sapuin tuh otak! Ngeres mulu. Heran saya.

Ps: Mbak pacar yang ngangenin, I lup yu.

Ps no 2: IYA SAYA EMANG BUCIN!!!!

Dee Laras | COMPLETED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang