Enam Belas

281 15 0
                                    

^-^

           "I want you tonight" ujar Laras yakin seraya kembali mendekat pada Kayra yang masih kerampangan karenanya.

"Are you sure?"

"Yes"

              Kayra tidak melihat adanya sorot keraguan dari sorot mata milik Laras yang tampak sendu namun yakin. Gadis cantik itu bahkan mengalungkan lengan berisinya pada leher Kayra yang sedari tadi menatap tidak yakin pada gadisnya.

Sekali lagi, Kayra melirik pada Laras yang belum merubah tatapannya. Gadis cantik berpipi tembam itu masih tampak yakin saat Kayra dengan lancang meremas bokong Laras dan mengangkatnya menuju kasur.

Meskipun badan Laras berisi, nyatanya si gadis tomboy yang secara fisik terlihat kebih kecil jika harus dibandingkan dengan Laras mampu mengangkat bobot yang lebih dari dirinya sendiri.

Kayra menjatuhkan Laras secara lembut pada kasur yang empuk, ia kemudian menindih kedua kaki si cantik lantas membuka kausnya untuk memperlihatkan tubuh miliknya yang kokoh "Kamu bisa berubah pikiran kalau kamu mau" ujar Kayra

Laras mengangguk "Iya sayang" ujar si cantik dengan nada lembut yang membuat Kayra menarik napas panjang. Sialan! Umpat si tomboy, kenapa dia bisa membuatku horny hanya dengan satu kata?!

Sambil terpejam, Kayra mendekat pada pipi tembam milik Laras dan menciumnya "I love you" bisik Kayra tepat di telinga si cantik sebelum akhirnya mencium daun telinganya.

Laras menggelinjang kegelian saat Kayra menghisap bagian paling sensitif dari tubuhnya. Gadis cantik itu membenamkan kesepuluh jemarinya pada punggung Kayra yang naik turun sesuai irama napasnya yang memburu.

Saat baru saja Kayra memindahkan jilatan serta gigitannya pada leher Laras, pintu kamar hotel di ketuk sehingga membuat Kayra tersentak kaget karenanya. "Pelayanan kamar" suara serak nan basah itu terdengar dari balik pintu dan Kayra memasang wajah datar setelahnya.

Meskipun kesal, Kayra segera saja memakai kembali kausnya dan beranjak menuju pintu kamar lantas membukanya. Sesosok lelaki berbadan tinggi berisi dengan pakaian rapi memberikan senyum kepadanya sebelum akhirnya mendorong kereta kecil yang dipenuhi makanan itu masuk ke dalam kamarnya.

Kayra mengikuti di belakang si pemuda dan membiarkan lelaki itu menata makanan serapi mungkin di bawah televisi tepat di meja yang penuh dengan peralatan makan di bawahnya. "Maaf mengganggu" ujar si pemuda saat ia menyusun semua makanan dan piringnya.

"Tak apa" balas Kayra berusaha cuek padahal kesal.

Laras bangkit berdiri dari kasur dan mengucir rambutnya yang sedikit berantakan "Terimakasih pelayanannya mas"

Lelaki itu melirik cepat saat ia mendengar suara Laras "Laras?"

"Loh? Mas?"

Heh?

Apa ini?

Keduanya segera berpelukan bahkan tanpa memperdulikan Kayra yang tampak kebingungan. Senyum Laras tercetak sangat lebar begitu juga sosok lelaki yang masih saja menjadi misteri bagi Kayra. Sepertinya mereka berdua salig kenal. Pikir si tomboy kemudian.

"Mas apa kabar?" imbuh Laras setelah keduanya melepaskan pelukan "Mas baik, Ra.  Kamu gimana?"

"Aku juga baik kok mas"

"Ehem!"

Eh?

Laras melirik cepat saat ia mendengar dehaman yang sepertinya diperuntukkan kepada tingkahnya dengan si lelaki "Kay. Kenalkan mas Keynan. Temanku semasa kuliah"

Kay menorehkan senyum lantas menyalami si pemuda "Keynan. Mas siapa namanya?" alis Kayra menukik seketika saat ia mendengar lelaki itu memanggilnya dengan 'Mas'.

"Kayra. Saya perempuan"

Si pemuda tampak terkejut bujan main "Ah, maaf. Sempat saya kira mbak ini suaminya dek Ara"

Kayra berdecik tidak suka saat ia mendengar pemuda yang dikenalkan Laras kepadanya memiliki nama panggilan khusus untuk kekasihnya. "Kalian terlihat sangat akrab" sindir si tomboy dengan nada sarkastik bukan main.

"Saya sempat jadi kakak tutornya dek Ara, mbak" jelas si pemuda singkat seolah mengerti situasi beramah-tamah ini menjadi menakutkan karena aura Kayra yang tiba-tiba berubah menyeramkan.

"Oh, begitu"

"Kay" bisik Laras membuat Kayra paham dengan sikapnya yang sudah keterlaluan terhadap si pemuda.

"Terimakasih pelayanan kamarnya" ujar Kayra sebagai penutup pembicaraan.

Lelaki itu membungkukan setengah badannya dan berpamitan sebelum akhirnya menarik kembali kereta kecil yang ia bawa dan keluar begitu saja dari kamar milik Laras dan Kayra.

"Mas" ujar Kayra mencemooh. "Aku nggak suka dengar kamu manggil dia dengan sebutan itu"

"Dia kakak tingkatku, Kay. Apa sakahnya kalau aku menghormati dia dengan memanggilnya mengenakan mas? Dia kan lebih tua dari aku" protes si cantik.

Kayra mengangguk setuju dengan bantahan dari Laras. Gadis cantik berpipi tembam itu memang  benar. Ia berhak seratus persen atas apapun yang ingin dia lakukan termasuk memanggil seseorang dengan panggilan apapun.

Tapi ada perasaan tidak rela saat gadis yang ia sukai memanggil orang lain dengan suara selembut itu dan dengan panggilan se-spesial itu "Mas" ulang Kayra dengan pandangan kosong. Ia tidak menyukainya barang sedikitpun.




--Dee Laras by Riska Pramita Tobing--




          Laras melirik pada Kayra yang tampak meradang saat ia tengah asik berbicara dengan Keynan di tepi pantai sementara gadis tomboy itu menunggu di bawah pohon kelapa sambil bersender. Ia memang tampak tenang, tapi Laras tahu kalau gadis tomboy itu sedari tadi menatapnya dengan intens.

"Ada apa Ra?" Laras tersentak kaget saat ia merasakan sentuhan di bahunya. "Ah maaf" Laras menggeser sedikit menjauh dari Keynan yang terlalu dekat dengannya.

Ada sedikit jarak diantara keduanya tapi Laras merasa ini terlalu dekat saat tiba-tiba saja Keynan merengkuh belakang kepalanya dan mencium bibir gadis cantik itu dengan paksa.

Laras terlalu terkejut untuk menjauh atau bahkan untuk mendorong pemuda tak tahu diri itu sehingga membuat Laras hanya terdiam sambil membuka matanya disaat Keynan menghisap bibirnya.

"ANJING!!!"

Umpatan bernada kasar disertai satu pukulan tepat di kepala Keynan memisahkan ciuman diantara keduanya "BANGSAT!" satu pukulan kembali melayang tepat pada hidung mancung milik Keynan sehingga membuat lelaki berbadan tinggi berisi itu meruntuk. Satu tendangan terakhir mendarat tepat di tengah-tengah kaki milik si pemuda sehingga membuat ia tersungkur di atas pasir pantai yang tampak putih.

Dengan sedikit terburu-buru dan sedikit kasar, jemari milik Kayra menarik cepat lengan berisi milik Laras dan membawanya kedalam pelukan sebelum akhirnya melepasnya dan mengusap bibir wanita cantik itu dengan kasar "Dia merebut hak-ku" dan dengan itu, Kayra membawa Laras menjauh dari Keynan yang masih saja tersungkur kesakitan.

"Dia berhak mendapatkannya" ujar Kayra saat mereka berjalan menuju hotel "Iya" balas Laras singkat dengan suara yang serak dan bergetar.

Setelah sampai di kamar hotelnya, Kayra mendudukkan Laras di atas kasur sementara dirinya terduduk di depan gadis itu dan menggenggam jemari milik Laras yang masih saja bergetar ketakutan sedari tadi. "Maaf kamu harus melihat itu"

"Aku mencintaimu, Kay" dan dengan itu, Laras mencium bibir Kayra dengan perlahan namun dalam.

^-^
Riska Pramita Tobing.

Dee Laras | COMPLETED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang