Sebelas

277 22 14
                                    

^-^

Laras terdiam membeku diantara ruangan yang terasa sempit secara mendadak. Ada Kyo, Kayra dan Ibunya yang menatap fokus terhadap dirinya. Gadis cantik itu tidak tahu kenapa ada Kyo di rumahnya saat Ibunya kembali dari rumah neneknya. Ia juga tidak tahu kenapa mereka dipertemukan dengan cara mengenaskan seperti ini.

Saat merasakan usapan lembut di atas pahanya, Laras melirik terhadap Kayra yang mengangkat alis memberikan kode supaya ia melihat pada sosok lelaki yang ada di seberang meja dan bersebelahan dengan Ibunya. Lelaki itu menyodorkan satu buah kotak perhiasan berwarna merah yang membuat Laras menatap benda tersebut dengan horor.

Lelaki itu tidak tampak rapi. Ia hanya mengenakan kemeja serta celana panjang berbahan jeans. Tidak mungkin kan kalau lelaki itu akan melamar Laras dengan pakaian seperti itu?

"Mas datang ke sini untuk memperjelas hubungan kita berdua, Dee" asumsi Laras hilang seketika.

Reaksi pertama yang Laras berikan terhadap lelaki itu adalah senyuman tak percaya "Jangan bercanda" ujar gadis itu sedikit nervous.

Saat melihat ekspresi Kyo yang sama sekali tidak berubah, Laras mulai khawatir dan menatap pada Ibunya "Bu?" tanya wanita cantik itu dengan sebuah bisikan.

Lina --Ibu Laras, memberikan senyum "Kamu kan sudah cukup umur Dee. Dan Kyo sudah mapan serta cukup pula di umur. Harusnya kamu bersyukur karena Mas-mu ini sudah mau bener-bener sama kamu"

Seolah mendapat tamparan tak kasat mata, Laras cepat-cepat melirik pada Kayra yang mengeraskan rahang serta jemarinya. Gadis tomboy itu tengah marah terhadap keadaan. "Secepat ini?" ucap Laras cepat-cepat setelah melihat ekspresi kekasihnya.

Saat Laras melihat Kyo menganggukkan kepala sangat yakin, gadis cantik itu menarik napas panjang serta menggenggam tangan Kayra yang terkepal penuh kebencian "Maaf Kyo. Aku nggak bisa"

Lina melirik cepat "Kyo?" ulang sang Ibunda "Sebenarnya Ibu nggak masalah kalau kamu belum siap dengan lamaran Kyo yang terkesan mendadak. Tapi sejak kapan kamu memiliki etika seperti ini, Dee?"

"Bu, Kyo itu se-umuran denganku. Aku nggak harus manggil dia menggunakan embel-embel Mas" elak Laras merasa sebal.

"Ini pasti gara-gara perempuan tomboy itu!" geraman bernada kesal dan tegas itu langsung membuat Kay melirik cepat.

Gadis tomboy itu hampir saja hilang akal dan mengacungkan kepalan tangan kepada si pemuda jika saja Laras tidak menggenggam tangannya sekuat mungkin untuk mengingatkan "Sopan santun terhadap seseorang yang tidak tahu dengan arti kata sopan santun itu sendiri merupakan hal yang sia-sia, Bu" jawab Kay diantara giginya yang tertutup rapat saat berbicara.

Saat Kay mendapat sentuhan lembut di atas bahunya dari Lina, gadis tomboy itu melirik dengan sopan "Kyo itu anak baik, Kay. Dia sudah pasti tahu banyak soal sopan santun" jawab Lina dengan nada keibuan yang membuat Kayra menunduk karenanya.

Dengan satu kali tarikan napas panjang, Kay kembali melirik pada Ibu Laras dan menatap wanita yang hampir serupa dengan kekasihnya itu menggunakan tatapan yang teguh "Kalau dia tahu sopan santun, lantas kenapa dia tidak memperlakukan Mbak Laras dengan baik?"

Laras tersentak kaget saat ia mendengar Kayra membalikkan keadaan. Gadis cantik itu bahkan bisa melihat bahwa Kyo menegang di tempat duduknya "Maksud kamu apa?" alis rapi milik Lina terangkat keheranan.

Masih dengan tatapan yang teguh dan mematikan, Kayra memberikan senyum menungging pada Lina yang menatap fokus pada gadis tomboy itu untuk mencari kejelasan "Apa mungkin Mbak Laras belum bercerita tentang perlakuan Mas Kyo hari itu?"

Laras menegang, begitu juga Kyo yang merasa ketakutan secara mendadak. Beda halnya dengan Lina yang menatapnya dengan penuh tanda tanya "Ternyata belum" ujar Kayra memberi keputusan dari keheningan yang ada.

"Kay" gadis tomboy itu mendengar kekasihnya membisik lembut, ia menggeleng sebagai tanda tidak memberikan izin terhadap Kayra yang akan membongkar kelakuan biadab Kyo terhadap dirinya.

Si tomboy tersenyum kecil "Tapi Laa, Ibu perlu tahu ini semua" bantahnya sebelum ia kembali melirik pada Lina.

"Mas Kyo hampir saja memperkosa Mbak Laras dua hari yang lalu"

Diam.

Tidak ada respon dari semua orang termasuk Kay yang baru saja menjatuhkan fakta mengejutkan terhadap semuanya. "Dia menyentuh Mbak Laras secara sembarangan, Bu. Apa mungkin lelaki yang memiliki sopan santun akan melakukan hal seperti itu?"

Diam.

Baik Lina, Laras ataupun Kyo, semuanya terdiam tidak tahu harus bereaksi seperti apa terhadap informasi yang baru saja di ujarkan oleh Kayra. "Mbak Laras tidak harus memperlakukan dia secara sopan kalau saja dia juga tidak punya sopan santun"

Lina tampak menarik napas panjang dan melirik pada putri sematawayangnya "Apa benar itu, Dee?" pertanyaannya terdengar lembut di kedua gendang telinga milik Laras, tapi entah kenapa ini semua terasa menyakitkan.

Laras tidak mau mengakuinya. Tapi jika saja ia tidak mengaku, maka Kayra yang akan mendapatkan akibatnya begitu pula dirinya sementara Kyo akan merasa terlindungi oleh kebohongannya.

Laras menunduk dan mengaitkan kesepuluh jemarinya yang lentik "Iya bu" ujar gadis itu lirih. Ia hampir menangis saat mengaku sehingga membuat Kayra mendekat dan memeluk gadisnya dengan penuh kasih sayang.

Lina tidak terlihat marah. Ia hanya melirik terhadap Kyo yang terdiam mematung tidak memberikan pembelaan terhadap dirinya sendiri "Kyo" wanita senja itu berdiri dan mendekat pada si pemuda seraya mengambil kotak perhiasan berisi cincin emas berhiaskan berlian itu untuk dikembalikan terhadapnya "Ibu kecewa sama kamu nak" lanjut Lina sambil menyerahkan kotaknya terhadap Kyo yang hanya bisa menerima dengan perasaan bersalah.

"Pergilah. Perbaiki sikapmu. Cari perempuan lain yang bisa menerimamu. Dan yang pasti, itu bukan anakku" nada wanita senja itu tidak naik, tapi ia menekankan setiap perkataannya seolah berkata dengan tegas terhadap lelaki itu untuk menjauhi putrinya.

Kyo berdiri. Lelaki itu melirik pada Laras dengan tatapan yang tidak bisa diartikan oleh gadis itu sendiri "Selamat malam" ujarnya dengan lemah "Selamat tinggal, Dee. Semoga kamu menemukan kebahagiaanmu. Dan kumohon, maafkan kelancanganku" dan dengan itu, Kyo berbalik. Lelaki itu memberikan punggung tegap terhadap Laras untuk ia ingat terakhirkalinya.

Selepas kepergian Kyo, Laras memberikan senyuman lebar terhadap Ibunya "Maaf bu, aku nggak berani mengadu kalau sama Ibu" akunya sambil memberikan pelukan hangat pada sang Ibunda.

Lina memberikan senyum keibuan pada putri tersayangnya "Gapapa sayang. Untung saja Kay berani membongkar semuanya. Kalau saja dia nggak ngasih informasi ini ke Ibu, mungkin kamu akan dinikahkan dengan lelaki seperti itu" wanita itu bergidig ngeri "Hii. Nggak sanggup Ibu bayanginnya" lanjutnya dengan kekehan.

"Terimakasi ya nak" sambut Lina pada Kayra lantas memberikan pelukan singkat terhadap dirinya. "Jagalah Laras. Ibu nitip dia sama kamu" dan Kayra hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Kalian pacaran kan?"

Eh?

^-^
Riska Pramita Tobing.

Author note: Hayoloooohhhh gimana iniiiii? Wkwkwkwk

Ps: Love you mbak pacar.

Ps ke 2: Kamu cantik banget. Nyebelin ih. Jadi pengen terus-terusan sama kamu.

Ps ke 3: SAYA BUCIN!!!! IYA SAYA NGAKU!!!!!

Dee Laras | COMPLETED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang