Sepuluh

296 22 0
                                    

^-^

Kayra terdiam saat ia melihat Laras dengan percaya dirinya membuka kemeja yang sudah tampak kusut dikarenakan ulah keduanya. Napas keduanya saling mendahului tapi mereka masih terdiam satu sama lain seolah tersesat dalam keinginan dan kewarasan "Itu sudah berlebihan, Laa" ujar Kayra sambil lalu bangkit dari tindihan Laras dan kembali memasangkan kemeja si cantik lantas mengancingkan kemejanya satu persatu.

Dengan tatapan kalap dan tidak percaya, Laras menjauh dan menaikkan lengannya untuk menggelung rambut secara cepat dan acak. Ada bekas kemerahan di leher si cantik yang membuat Kayra meruntuk akan perlakuan tidak senonohnya pada wanitanya. "Aku sudah berlebihan" jemari lentik milik Kayra terulur secara perlahan untuk mengusap bekas kemerahan yang tampak jelas di titik sensitif Laras yang sempat ia gigit "Maaf"

Laras menatap tidak percaya terhadap perlakuan Kayra kepadanya "Hey" dengan lembut, gadis cantik berpipi tembam itu menangkup kedua pipi tirus milik Kayra dan memaksa si tomboy untuk melihat kepada dirinya "Kamu tidak berlebihan, Kay" ujar Laras dengan nada sungguh-sungguh.

"Aku juga menginginkannya" suara Laras memang terdengar bersungguh-sungguh saat ia berucap, tapi Kayra bisa melihat ada sorot ragu dalam iris mata berwarna cokelat milik gadisnya.

"Kamu masih takut dan ragu, Laa. Aku bisa melihatnya" usapan di pipi tembam milik Laras mampu membuat gadis itu menyerahkan senyum kecil pada si tomboy yang memperlakukannya dengan layak.

Laras tahu ia memang belum siap jika harus digerayangi oleh orang lain. Tapi ia ingin jika Kayra yang melakukannya terhadap dirinya. Ada perasaan tidak menentu saat Kayra menyentuhnya dengan lembut dan penuh perasaan. Bukan perasaan tidak ingin dan risih yang sempat ia rasakan ketika Kyo memegangnya. Melainkan perasaan haus namun disertai dengan kegugupan luar biasa.

Sebelumnya, Laras tidak pernah seperti ini. Gadis itu baru dalam hal seperti ini. Ia tidak pernah disentuh secara intim oleh orang lain. Terakhir kali ia mencoba melakukan hal seperti ini, ia hanya memberikan ciuman singkat pada kekasihnya zaman dulu kala.

Ia tidak pernah ingin untuk melakukan hal seperti ini sebelumnya sampai akhirnya ia bertemu dengan Kayra yang merubah opininya. Saat dengan Kayra, Laras merasa bahwa bukan hanya gadis tomboy itu yang menginginkannya, tapi dirinya juga.

Maka, dengan pemikiran seperti itu, si cantik kembali mendorong bahu milik Kayra dengan lembut dan mencium gadis tomboy itu kembali untuk kesekian kalinya "Jangan ragu. Aku ingin kamu menjadi yang pertama, Kay"

Bukannya menuruti apa keinginan Laras, Kayra justru menahan pipi tembam milik Laras dengan lembut saat gadis cantik itu hampir saja mencium rahangnya "Aku tidak layak mendapatkannya, Laa"

Laras menggeleng tidak peduli "Aku mencintaimu. Dan aku ingin. Jadi, jangan membantah" ucap Laras sebelum akhirnya mencium bibir milik Kayra yang menerimanya dengan suka cita.

Meskipun Laras tidak tahu apa yang harus ia lakukan karena ini merupakan yang pertama baginya, ia tetap berusaha menuruti apa keinginannya. Ia menjelajahi tubuh tegap berisi milik Kayra dengan jemari lentiknya, menciumi seluruh bagian wajah Kayra dari mulai kening, kedua mata, hidung, bibir, dan bahkan hingga ke daun telinganya.

Gadis tomboy itu membiarkan Laras melakukan segala keinginannya sampai akhirnya Laras menjatuhkan satu ciuman lembut tepat di titik sensitif Kayra di lehernya sehingga membuat si tomboy jadi melenguh karenanya "Shit!" umpat si tomboy. "Kamu bersungguh-sungguh rupanya"

Dengan senyuman menyungging yang tidak dapat diartikan oleh Laras, Kayra menarik bahu milik Laras dan membalikkan keadaan sehingga membuat gadis cantik berpipi tembam itu tertindih oleh tubuhnya "Kamu cantik sekali, Laa. Boleh aku cium kan?" Kayra yakin ia melihat gadis cantik itu tersenyum malu, pipi tembamnya bahkan merah saat ia mengangguk mengiyakan.

"Boleh??" ulang Kayra karena Laras tidak menjawabnya dengan kata-kata.

Gadis yang ditanya tersenyum kaku "Boleh, Kay" ujarnya penuh malu tanpa ragu. Gadis cantik itu kemudian mengalungkan lengannya pada leher Kayra dan mendekat untuk mencium gadis tomboy itu lebih dulu sebagai bentuk keseriusan bahwa ia memang benar-benar menginginkannya.

Disertai senyum kecil, Kayra mengamit dagu milik Laras dan mencium gadisnya dengan lembut, ia menghisap bibir milik Laras yang terasa manis dan sesekali menggigitnya dengan perasaan gemas. "Aku mencintaimu, Laras" bisik Kayra di antara ciumannya sebelum akhirnya ciuman itu pindah kepada jenjangnya leher Laras yang sedari tadi menggodanya.

Dengan kecupan kecil nan lembut, Kayra membuat Laras melenguh "Kay.." tubuh Laras sedikit bergetar saat Kayra mengulum daun telinga miliknya dengan sedikit agresif "Kamu menyukainya?" si gadis cantik mengangguk seraya menarik belakang kepala milik Kayra yang sempat terangkat sebentar dari lehernya.

Gigi milik Kayra sedikit meninggalkan jejak kemerahan di setiap gigitan lembut yang gadis tomboy itu tinggalkan. Jemari lentik Kayra akhirnya beranjak ke kemeja milik si cantik dan membuka kancingnya secara perlahan "Kamu benar-benar menginginkannya?"

Meskipun tampak sedikit ragu, Laras mengangguk "Iya" ujar Laras menjawab dengan nada yang sedikit bergetar karena gugup. Merasa sudah mendapatkan izin dari si empunya, Kayra kemudian membuka kemeja putih milik Laras dan memperlihatkan tubuh telanjang gadis itu yang hanya tinggal dibalut oleh celana dalam.

Payudara milik Laras yang tampak kencang dan terawat, kulit putihnya yang sedikit kemerahan, lekukan tubuhnya yang tampak indah di kedua mata milik Kayra mampu membuat gadis tomboy itu kehilangan kata-kata.

Kayra tersenyum "Indah sekali, Laa" ujar gadis tomboy itu dengan suara yang bergetar "Izinkan aku menyentuhnya. Bolehkah?"

Jika saja boleh jujur, Laras ragu mengiyakan. Ia sedikit takut saat melihat tatapan Kayra yang penuh dengan nafsu. Tatapan yang sama dengan tatapan milik Kyo pada saat pemuda itu mengurungnya pada hari kemarin.

Ada sedikit rasa enggan disaat ia melihat Kay yang tiba-tiba saja mengingatkannya pada Kyo. Gadis cantik itu menggeleng "Jangan" ujar Laras seraya langsung saja menutupi buah dadanya.

Kayra mengerutkan kening tidak mengerti. Gadis tomboy itu kemudian menutup tubuh Laras dengan kemejanya sehingga membuat Laras akhirnya berani membuka mata dan memeluk Kayra dengan segera.

"Maaf. Tapi aku takut, Kay" bisik gadis cantik itu di antara pelukan keduanya.

Sambil memberikan usapan lembut pada punggung milik Laras yang tampak rapuh, Kayra mengecup puncak kepala milik gadis cantik itu dengan disertai senyuman "Jangan meminta maaf, Laa. Kamu tidak melakukan kesalahan" jawab Kayra seraya melepaskan pelukan keduanya.

Gadis tomboy itu mengulurkan tangan dan membantu menutup kancing kemeja milik Laras dengan cepat "Aku nggak akan maksa kalau memang kamu belum siap" dan Laras menorehkan senyum manis pada gadis tomboynya.

Ia memang tidak salah memilih. "Aku mencintaimu, Kay"

^-^

Riska Pramita Tobing.

Author note: Uhuk. Nggak jadi deng adegan panasnya. Wkwkwkwkwkwk #kabur

Dee Laras | COMPLETED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang