Silver sudah tumbang begitu tubuh Bryan tersungkur dan menubruk satu meja kaca yang kemudian terpecah menjadi kepingan yang tidak terhitung. Beberapa gelas berisikan minuman bahkan ikut terpecah dan membasahi baju mahal Bryan. Beberapa orang di sekitarnya mulai panik dan menjerit, dengan segera menjauhkan diri dari lokasi yang mereka kira terjadi perkelahian.
Bryan mencoba untuk bangun, menahan beban tubuhnya dengan satu sikutnya, sementara satu tangannya yang lain menutupi hidungnya yang sudah mengeluarkan darah yang banyak.
"You broke my nose!" teriaknya menyeramkan. "You fucking broke my nose!!"
Zayn tidak mendengar sepatah kata apapun yang keluar dari mulut pria itu, ia langsung menghampiri Silver yang sudah tergeletak di atas lantai. Dengan cepat Zayn memposisikan kepala Silver untuk berada di tangannya, satu tangannya yang lain mulai membelai rambut dan wajah Silver.
"Silver." gumam Zayn, berusaha sekuat tenaga untuk meredamkan emosinya. "Silver, bangun."
Tidak ada jawaban.
"Silver, jawab aku."
Zayn sedang terlalu sibuk dengan Silver untuk menyadari Bryan yang bangkit dan berjalan dengan terseret-seret mendekatinya, bersiap untuk melayangkan serangan balasannya.
Dan satu pukulan pun berhasil mendarat di pipi kiri Zayn dengan mulusnya. Orang-orang semakin berteriak panik, beberapa diantara mereka sudah pergi menjauh. Zayn nyaris terlempar akibat saking kuatnya pukulan pria itu. Dan ia bahkan hampir tidak merasakan sakit apapun karena semuanya sudah dikalahkan oleh adrenalinnya sendiri. Zayn meletakkan Silver dengan perlahan, kemudian bangkit dan bersiap untuk melanjutkan perkelahian mereka ke babak yang berikutnya. Ini sudah tidak normal lagi. Emosi Zayn benar-benar sudah memuncak dan tidak ada lagi yang bisa menghalanginya, beberapa penjaga sekali pun.
Namun pernyataan itu sudah tidak berlaku lagi, ketika ia mendengar suara seorang gadis di belakangnya yang meneriakkan mereka untuk berhenti.
Zayn berbalik, melihat Leah yang setengah berlari mendekat padanya. Ia mendorong beberapa orang yang menghalanginya tanpa peduli apapun, dan semakin mendekat pada Zayn.
Zayn sempat membeku untuk beberapa saat begitu melihat wajah Leah dan rambut pirangnya yang bergerak-gerak karena berlari. Zayn bahkan sudah tidak ingat kapan terakhir kali ia bertemu dengan Leah, dan berapa kali ia sudah mencoba untuk menghubungi Leah beberapa minggu terakhir. Astaga, Zayn tidak pernah menyadari betapa rindunya ia pada sosok gadis yang selalu menemaninya selama setahun terakhir ini.
Bryan sudah akan kembali melayangkan tinju keduanya pada Zayn, ketika Leah berteriak.
"Berhenti!!"
"Kubilang hentikan, Bryan!!"
Begitu Leah menyebutkan nama Bryan, Zayn mulai tersadar dan mengernyit. Dia kenal dengan pria ini?
Entah bagaimana Leah melakukannya, namun pria bernama Bryan ini langsung menghentikan aksinya. Leah berlari dan mendorong Bryan untuk menjauh, kemudian mendekat pada Zayn dan Silver.
Leah memposisikan kepala Silver di tangannya, kemudian menoleh pada Zayn dengan cepat. "Temanmu?"
Zayn masih menatap Leah tidak percaya. "Uh, ya,"
"Berikan kunci mobilmu. Aku akan membuka mobilmu sementara kau menggendongnya." Leah mengulurkan tangannya, tanpa melirik Zayn. Namun Zayn masih menatapnya dengan sejuta kebingungan. Leah nyaris membentaknya begitu Zayn menghabiskan waktunya untuk diam, "Cepatlah!"
Dengan gerakan rusuh Zayn pun merogoh saku celananya dan memberikan kunci mobilnya pada Leah, kemudian menggendong Silver.
Zayn tidak mengerti kenapa ia menjadi sangat lugu dan bodoh begitu Leah datang, dan mengontrol semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mandala
Fanfiction❝You are like a limb, or an organ, or blood. I cannot function without you.❞ - Silver Ainsley © 2015 by ayundaanggun All Rights Reserved