Assalamualaikum
Happy reading
Jangan lupa tinggalkan jejak.
****
Seorang siswi kelas XI IPA 1 SMA Garuda tengah asyik membaca buku novel yang baru saja ia beli kemarin. Hari masih sangat pagi, tapi ia sudah berada di sekolah, ia memang anak yang disiplin, sangat jarang sekali ia terlambat masuk sekolah, kalaupun ia terlambat pasti ada satu alasan dibaliknya.
Nayyara Eliza Medina, nama yang sangat indah, seindah rupanya. Dengan duduk di kursi miliknya, ia memfokuskan dirinya membaca novel. Di dalam kelas masih sangat sepi, karena baru ia saja yang datang.
Seragam sekolah yang bersih dan rambut panjang yang dibiarkannya terurai membuatnya terlihat anggun, hidung yang mancung, mata yang besar serta bulu mata yang tebal nan lentik dan kulit yang putih bersih bagaikan putri-putri dalam dongeng.
Namun terlepas dari itu semua, Eliza adalah wanita yang centil, ia selalu mengejar-ngejar pria yang sering disebutnya Pangeran, namun Pangeran tersebut memiliki sikap jutek terhadap semua wanita, tak terkecuali Eliza.
Eliza sosok wanita yang jika ia menginginkan sesuatu, ia akan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Hari ini adalah hari ke 547 Eliza berjuang mendapatkan hati Pangerannya itu. Disaat semua wanita berhenti berjuang untuk mendapatkan hati pria itu, tak pernah sedetik pun Eliza untuk berhenti berjuang, ia akan berjuang dan terus berjuang. Hidup pejuang cinta!
"Eliza!!!"
Seorang wanita menghampiri Eliza.
"Hmmm," jawab Eliza yang masih fokus membaca dengan mengangkat novel sampai menutupi wajahnya.
"Gini nih kalau lagi baca novel, gue dicuekin mulu," gerutu Dinda yang berdiri di samping Eliza.
Myesha Adinda, itulah namanya panjangnya, ia adalah sahabat Eliza dari kecil sampai sekarang, Dinda lah yang menemani Eliza dikala ia sedih maupun senang.
"Apaan?" tanya Eliza seraya menoleh ke arah Dinda.
"Hahahaha .... Hahaha"
Dinda tak henti-henti tertawa saat melihat wajah Eliza cemong karena bedak yang tidak dirapikan. Sedangkan Eliza bingung, mengapa Dinda tertawa? Itulah yang tengah ada dipikirannya.
"Iihh, apaan sih, apanya yang lucu?" tanya Eliza masih dengan ekspresi bingung.
"Itu ... Hahaha, muka lo kek setan," jawab Dinda yang masih tertawa, sesekali ia berusaha menghentikan tawanya, tapi saat melihat wajah Eliza membuatnya tidak bisa berhenti tertawa.
"Temen gaada akhlak emang ya, masa muka imut gue dibilang kaya setan, kalo gue jadi setan pasti udah mecahin rekor 'Setan Terimut'," ucap Eliza sambil mengimut-imutkan wajahnya.
Eliza mengambil cermin yang ada di dalam tas dan mengarahkan ke wajahnya.
"Aaaaaa," teriak Eliza.
Dinda terpaksa menutup kupingnya karena teriakan Eliza yang sangat nyaring. Mungkin kalau ada lomba teriak, Eliza akan menang dengan teriakannya itu.
"Kok muka gue kek setan sih? Oh iya gue lupa tadi pas pake bedak nggak ngeliat cermin dulu." Dengan sigap Eliza merapikan bedaknya dengan spons bedak miliknya.
"Kan udah gue bilang tadi."
"Pantes tadi orang-orang pada liatin gue, gue kira karena mereka baru menyadari kecantikan yang gue miliki," ucap Eliza yang membuat Dinda berpura-pura ingin muntah mendengarnya, tapi Dinda akui Eliza memanglah cantik. "Untung Pangeran gue nggak liat, bisa malu dia punya pacar kaya gue," sambung Eliza dan membuat Dinda mengerutkan keningnya karena Eliza yang kepedean ngaku-ngaku sudah pacaran dengan orang yang sering Eliza sebut Pangeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipisahkan Untuk Memantaskan
Teen FictionSebuah kisah yang menceritakan perjuangan Eliza mengejar cinta pertamanya yang selalu berujung penolakan. Zein, Seseorang yang bertahun-tahun dikejar oleh Eliza, namun tak sekalipun Zein membalas cintanya dan bahkan membencinya. Eliza tak pernah men...