Chapter 20 : Pertunangan

32 3 9
                                    

Assalamualaikum, happy reading.

Maaf ya, lama banget baru update.

****

Dua hari berlalu, sampai kini Eliza masih op name di rumah sakit, mungkin beberapa hari lagi ia bisa kembali ke rumahnya karena kondisi tubuhnya yang kini sudah mulai membaik.

Dengan bersandarkan di ranjang, Eliza duduk sambil melihat-lihat album yang dibawakan Ayana. Matanya menyorot kepada seorang gadis kecil yang disebutkan bahwa itu adalah dirinya. Sungguh sangat sedih baginya karena hanya bisa memandangi foto-foto itu tanpa tau peristiwa apa yang terjadi dibaliknya, ia berkali-kali mencoba mengingat semuanya namun semakin ia mencoba malah membuat kepalanya menjadi sakit. Eliza harus sabar kali ini, ia hanya berharap suatu saat ia bisa mengingat semuanya tak kurang satupun.

Bayangan seorang pria terlihat di balik pintu kaca kamar Eliza, ia membuka pintu dan segera masuk ke dalam, wajahnya terlihat sangat khawatir. Ia berjalan cepat dengan tangan yang menenteng jas almamater.

"Eliza, kenapa bisa sampe gini sih, pasti lo ga hati-hati ya bawa motornya!" ucap Reyhan dengan nada marah, namun raut khawatir tak lepas di wajahnya.

Ya, pria itu adalah Reyhan. Ia baru saja pulang dari luar kota setelah ikut pelatihan selama 4 hari, setelah mendapatkan kabar bahwa Eliza mengalami kecelakaan, Reyhan menjadi tidak bisa fokus pada pelatihannya karena ia selalu teringat dengan Eliza. Reyhan baru saja sampai di Jakarta hari ini dan ia langsung menuju rumah sakit tempat Eliza dirawat.

Eliza hanya diam tak bergeming menatap pria yang kini berdiri di sampingnya.

"Tuh kan sampe luka gitu di kepala." Reyhan merasa ngilu menatap perban yang membalut di kepala Eliza, ia seolah bisa merasakan sakit yang dirasakan Eliza.

"Kamu siapa?" tanya Eliza.

"Lo ga inget? Padahal baru 4 hari kita ga ketemu. Waduhh, parah sih lo El," jawab Reyhan geleng-geleng kepala namun sebenarnya ia sedikit terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Eliza.

Eliza menatap lekat Reyhan dan mencoba untuk mengingatnya, namun tak satupun ingatan tentang Reyhan muncul. Eliza merasa kesal karena ia lelah berusaha mengingat sesuatu yang telah terlupakan tanpa ia inginkan.

"Aku amnesia," jawab Eliza singkat namun langsung merubah ekspresi wajah Reyhan.

Reyhan tertawa, "jangan bohong deh, katanya kalo suka bohong hidungnya jadi pesek," ucapnya.

Tawa Reyhan seketika terhenti melihat wajah Eliza yang berubah cemberut.

"Lo beneran amnesia?" tanya Reyhan kali ini serius.

Eliza menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Reyhan.

Mata Reyhan seketika melotot dan mulutnya sedikit menganga, ia sangat terkejut. Tubuhnya ia dudukkan di kursi samping ranjang Eliza.

Pintu terbuka dan membuat Reyhan serta Eliza lantas menatap ke sana, mata keduanya menangkap sosok Ayana bersama Rafa yang berjalan masuk.

Saat hendak ke kamar Eliza, Ayana bertemu dengan Rafa yang datang untuk menjenguk Eliza.

Rafa dan Ayana kini berdiri di samping ranjang Eliza, menatap Eliza yang kebingungan karena ia tak mengenali 2 wajah pria asing yang baru dilihatnya ini.

"Eh ada Reyhan, kapan sampe Jakarta?" tanya Ayana lalu tersenyum.

"Baru aja Tante, trus langsung kesini nyamperin nih bocah," jawab Reyhan sambil berdiri lalu menyalimi tangan Ayana.

"Kamu pasti udah tau ya, kalo Eliza ... " tutur Ayana namun langsung bisa difahami oleh Reyhan.

Reyhan mengangguk lalu berucap,"Tante yang sabar ya, kita sama-sama bantu Eliza biar bisa ingat lagi."

Dipisahkan Untuk Memantaskan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang