HER NAME IS FINZHY ARCHYA

10 1 0
                                    

HER NAME IS FINZHY ARCHYA
- Cello Christopher -

Cello dengan jaket kebanggaannya meluncur pergi kelenggangnya jalanan ibu kota. Pemuda itu menambah kecepatan saat dua orang pengendara bermotor tidak dikenal mengikutinya dari belakang dengan kecepatan yang tak kalah jauh darinya.

Dan sialnya ternyata kecepatan kedua orang itu melebihi kecepatan cello. Salah satu diantaranya memotong jalan cello, hingga mau tak mau cello menghentikan motornya.

Kedua orang asing itu sama-sama turun dari motor besar mereka dan siap menyerang cello.

Cello berdecih.

"CK!, beraninya kok keroyokan. One by one kalo berani sialan".

Tak banyak bicara, seseorang yang tadi memotong jalan cello pun langsung menyerang dan menendang perut cello hingga pemuda itu terhuyung kebelakang.

Sedangkan yang satunya memilih diam dan ya!. Sebuah senyuman tipis tercipta saat ia melihat ada pengendara motor lain yang mulai mendekati mereka.

Seseorang dengan motor virus alyen988 itu turun dari motornya setelah keluar dari jalanan yang gelap. Tak cukup sampai disitu bahkan seseorang itu langsung berlari dan membantu cello.

Ia menghajar salah satu diantara mereka dengan sekali pukulan.

Seseorang dengan motor virus alyen988 itu menatap cello dan mengangguk.

Cello menatapnya dan turut mengangguk.

Namun siapa sangka jika cello tiba-tiba berbalik dan berlari kearah orang bermotor virus alyen988 dan langsung mengunci pergerakannya dari belakang.

Seseorang bermotor virus alyen988 itu tampak terkejut, apalagi saat dua orang yang tadi menyerang cello turut mendekatinya.

Dengan bersamaan keduanya membuka helm mereka.

"Huft!, ternyata acting kita bagus juga ya, besok-besok kita ikut casting aja gimana vhin?". Cengir cello dengan posisi yang masih sama.

Levhin terkekeh sebagai jawaban. Sedangkan lexus tetap diam dengan wajah datarnya.

"Hei, kaget ya?". Tanya levhin dengan nada yang mengejek kepada seseorang yang kini berada di depannya.

Lawan bicara levhin hanya diam dan memandangnya dingin dari balik helm fullface nya.

"Udah cukup main-mainnya. Sekarang gue bakal tau siapa sebenarnya elo". Kekeh levhin diakhir kalimatnya.

"Apakah lo satu orang yang sama dengan pikiran gue selama ini". Nada ucapan levhin terdengar lebih serius.

Levhin tersenyum miring.

Tangannya mulai terangkat dan hendak meraih pengait helm seseorang bermotor virus alyen988 itu. Namun siapa sangka kalau pergerakannya kalah cepat.

Seseorang bermotor virus alyen988 itu lebih dulu menyikut perut cello hingga rengkuhannya terlepas. Bahkan dia juga menendang perut levhin dan lexus secara bergantian. Dengan itu seseorang bermotor virus alyen988 berhasil meloloskan diri tanpa ketahuan identitasnya.

Cello berdecih.

"BANGKE DIA BERHASIL LOLOS!". Umpat cello dengan memegangi perutnya.

Levhin meludah lalu terkekeh.

"No problem, gue udah dapet sidik jarinya".

* * *

Gadis bernetra hijau zamrud tengah bermain basket dilapangkan indoor SMA victory. Dengan leluasanya gadis itu bermain, sebab keadaan sangatlah sepi.

Gadis itu juga sempat tersenyum miring saat bola yang ia tembakan ke ring berhasil masuk. Sasaran yang selalu tepat. Tak heran jika dirinya sangat ditakuti team basket lainnya saat turnamen.

"Maju satu langkah lagi gue yakinin wajah lo babak belur". Nada tak suka itu tiba-tiba keluar dari mulut sang gadis.

Seseorang dibelakang gadis itu lantas bertepuk tangan.

"Great, btw lo belajar ilmu hitam dimana sampe lo tau keberadaan gue tanpa harus menoleh?". Tanya pemuda dengan kemeja putih nya yang sudah ia keluarkan.

Sang gadis lantas memutar badannya dan menghadap ke pemuda yang bernama levhin itu.

"Apa mau lo sampe ngikutin gue dimana pun gue berada?". Tanya sang gadis dengan tatapan tak bersahabatnya.

Levhin terkekeh kecil.

"Don't be fierce finzhy archya". Tutur levhin tenang.

Gadis yang disebutkan namanya oleh levhin barusan langsung memincingkan matanya.

"Dari mana lo tau nama gue?". Tanya finzhy cepat.

"Dari nametag lo yang ketinggalan di kamar gue". Gurau levhin yang langsung mendapat tatapan tajam dari finzhy.

"Dasar gila!". Cerca finzhy seraya melempar bola basket kedada levhin dengan keras.

Bukannya marah, levhin malah tertawa.

"Gadis bernama finzhy archya pemilik motor virus alyen988 dan tak lain merupakan anggota inti WBL dengan victory point tertinggi". Ucap levhin menatap lekat finzhy.

"Bukankah begitu baby?". Sambung levhin yang masih menatap seseorang di depannya.

"Lo apain identitas gue tuan levhin jeremy durant?". Titah finzhy.

Levhin tak menjawab. Pemuda itu hanya mengangkat bahunya tak peduli.

Namun sejurus kemudian pemuda itu tersenyum kecil menyadari ucapan finzhy barusan.

Bukankah finzhy menyebutkan nama lengkapnya?, bahkan secara tidak langsung sebenarnya finzhy sudah mengetahui tentang dirinya.

"Jangan main-main sama gue". Titah finzhy penuh penekanan.

Levhin tak peduli.

Lalu pemuda itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Berjalan mendekati finzhy dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lo udah nendang gue semalem, dan hari ini gue bakal bales perlakuan lo". Ucap levhin datar.

Finzhy terkekeh mendengarnya.

"Oh jadi lo mau main-main sama gue, hm?".
Balas finzhy tenang.

Levhin pun mengangguk.

"Oke, jadi mau siapa dulu yang mau nunjukin kelebihannya?". Tanya finzhy.

"Lo dulu". Jawab levhin cepat.

Finzhy terkekeh kecil.

Gadis itu maju selangkah mendekati levhin, mengikis jarak diantara keduanya. Setelah itu tangannya bergerak memegang dada levhin.

"Bahkan seekor singa bisa berlaku manis untuk mengecoh mangsanya". Bisik finzhy tepat ditelinga levhin.

"Lalu?". Balas levhin tetap tenang.

"Lalu gue harap lo gak akan nyesel tuan levhin jeremy durant". Ucap finzhy seraya mendekati wajahnya ke wajah levhin.

Dan....

CUP!.

Finzhy mencium ujung bibir levhin cukup lama. Levhin membelalakkan matanya. Pemuda itu mematung.

Melihat ekspresi levhin, finzhy pun tersenyum puas lalu mengusap bibir sensual levhin dengan ibu jarinya.

"Selain tampan, ternyata rasa bibir lo juga manis dan gue suka itu".

* * *

L'ECOLIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang