BAB : 10 RAJA IBLIS

87 1 0
                                    

Raja Iblis telah membangun istana dikaki gunung Wilis yg sebelumnya adalah bekas Kraton Pagersari yg telah ditaklukkan. Keraton Pagersari yg dikenal sangat makmur dengan rajanya yg bijaksana itu telah dihancurkan oleh kawanan iblis Bagaspati yg sangat kejam. Raja Pagersari dibunuh beserta seluruh ponggawa dengan cara dikubur hidup2. Sedang penduduk desa dipaksa setor nyawa untuk tumbal ke kawah gunung Wilis. Tak sampai disitu mereka juga memajaki penduduk untuk tanah yg ditanami tumbuhan makanan kepada raja. Raja juga membangun benteng yg dikerjakan oleh penduduk dengan kerja paksa tanpa makan dan minum.  Raja Iblis memiliki bala prajurit siluman yg sangat sakti hingga menakhlukkan beberapa kerajaan kecil yg ada di wilayah  Jawa timur.
     Karena kekuasaannya itulah Bagaspati membuat aturan setiap orang harus selalu menyediakan sesaji pada setiap perempatan jalan atau dibawah pohon besar  atau di batu besar.  Karena di tempat itu biasa dihuni oleh makhluk halus yg bisa membantu manusia.

      Suro Gendeng sudah mendengar berita itu dari penduduk desa Sukamara yg senantiasa ketakutan bila malam tiba.

     Saat yg ditunggu pun mulai terasa ketika Suro Gendeng menginap di dalam rumah seorang warga mendengar suara petir menggelegar dan angin menderu sangat dahsyat.

     " Glegerrrr  !!"

     Suro Gendeng yg berdiri di depan rumah Karta menatap langit hingga terlihat kilatan cahaya petir yg sangat terang menebar aroma mistik. Lalu terdengar Auman srigala dan tawa makhluk gaib yg sangat panjang. Bulu kuduk berdiri dan penduduk desa tidak berani keluar dari dalam rumah.

    "Ha ha ha ha.. keluarlah wahai manusia anjing jika kamu punya nyali." suara itu jelas didengar Suro Gendeng yg langsung membalas dengan mengangkat kapak maut 131 ke atas kepalanya.

     "Whoooosssss!!"

     Kilatan cahaya biru memancar ke langit disusul dentuman suara ledakan kedua ajian menggelegar.

     "Blamm!!"

    Raja Iblis tidak sendiri saat datang sehingga semua pintu rumah penduduk tertutup rapat karena ketakutan. Suro Gendeng yg keluar langsung melesat menghalau kawanan iblis yg merangsek ingin menghirup darah warga dengan menggigit urat nadi leher.

      "Hiiiiaaaaatttt" Suro melepaskan ajian naga api melalui sabetan kapaknya.
Kalau Kabayan atau tokoh masyarakat yg jadi antek raja iblis itu yang datang menghadapi Suro, mereka langsung terkapar kena badai api kapak sakti 131. Tapi Bagaspati yang datang dengan ajian bolo Sewu yg membuat dirinya menjadi seribu kembaran, Suro segera bersedakep dan pejamkan mata.

      "Ha ha ha anak anjing.. kamu kira aku ini siapa? Bagaspati adalah penguasa alam kegelapan. Raja dari semua makhluk diatas bumi." kata Bagaspati sesumbar. Suro Gendeng juga tidak sendiri, ia selalu dikawal gurunya yang sangat sakti Hyang Wening.

      " Glegerrrr!!" suara dentuman layaknya langit terbelah memancarkan sinar ultraviolet yang sangat dahsyat membakar semua makhluk ciptaan iblis. Bagaspati hanya terdiam dengan tubuh hangus tertancap ke dalam bumi. Sedang kawanan iblis pasukan Bagaspati terbang ke langit dengan jeritan menyayat hati.

      Penduduk desa bersorak Sorai menyambut kemenangan Suro Gendeng dengan membuka pintu lebar dan menghambur keluar. Akhirnya monster Bagaspati angkat kaki dari bumi Pagersari. Karta yang sudah berduka ria ingin memeluk Suro Gendeng sambil berbisik ingin menjadikan pemuda itu sebagai menantu, terhenyak saat ada derap kuda datang dari arah lawan.

      "Tangkap gadis2nya dan bunuh yang laki2 .. hiak hiak hiak.. hiaaahhh" seru kepala pasukan siluman. Mereka adalah orang desa yg jadi antek raja iblis yg ingin manfaatkan keadaan usai Bagaspati diusir Suro Gendeng. Rumah yang sudah terjaga oleh para pemuda itu didobrak oleh pamong desa. Tapi langkah mereka tertahan oleh Suro Gendeng yang selalu siaga.

SURO GENDENG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang