06 Dear

1.9K 105 2
                                    

"apa yang kau lakukan di sini"Mew menatap Gulf dengan alis yang di naikkan ke atas.

"Apa kau lupa dengan omongan mu itu tuan berdasi?"tanya Gulf sarkas.

Mew pun terdiam sejenak untuk beberapa saat dan dia mulai ingat perkataan nya.

Mew pun berjalan mendekati Gulf yang masih santai duduk di kursi kebanggaan nya.

Dan dengan santai kedua tangan Mew taruh di pegangan kursi dan itu mengunci pergerakan Gulf yang dari tadi tak bisa diam untuk membolak-balik kan kursi itu.

"Berani sekali kau menduduki kursi ini, apa kau tau milik siapa kursi ini huh?"tanya Mew sembari menaikkan salah satu alisnya.

Gulf yang berada di bawahnya terpaku beberapa saat melihat rahang tegas Mew. Dan dengan wajah mendongak Gulf hanya bisa memberikan senyuman tipisnya yang mempesona.

"Aku tau ini kursi mu jadi– apa salah jika seorang jalang seperti ku duduk di kursi ini hem?"dengan tangan lancang Gulf yang mengelus wajah Mew.

Mew pun sontak menghempaskan tangan Gulf dari wajahnya.

"Sudah cukup main mainnya jalang kecil, kau ingin uang bukan? Baiklah ambil ini dan segeralah pergi aku masih banyak pekerjaan jika kau tau itu"Mew segera membuka laci yang berisi segudang kartu dan memberikan nya pada Gulf.

"Cukup kan? Sekarang pergilah dari sini kanawut"kata Mew dengan sarkasnya.

Gulf dengan segara bangkit dan menatap Mew cukup lamat dan lalu kartu kartu yang ada di tangannya ia buat seolah menepuk dada bidang Mew dan memberikan senyum tipisnya.

"Terimakasih sayang"dengan nada membisikkan di akhir kalimat nya, dan segera mungkin Gulf pergi di ikuti dengan mild di belakangnya yang sudah linglung.

Entah bagaimana tetapi jauh di dalam lubuk hati Mew, Mew merasakan ada getaran aneh di sana dan itu tak mampu Mew sembunyi kan.

Buktinya saja jantungnya sedikit berdebar lebih kencang dari biasanya.

Mew yang merasakan itu hanya bisa terdiam entahlah perasaan Mew campur aduk sekarang.

Mew pun segera duduk di kursinya dengan mata terpejam dan tangan yang di pijit di pelipisnya.

















Di luar kantor..

"Wah Gulf kau sepertinya tadi sangat gila! Aku tak menyangka mempunyai teman seperti ini"ucap Mild dengan keterkejutan nya.

Sedangkan Gulf hanya berjalan dengan angkuhnya dengan kacamata yang bertengger di pangkal hidung nya yang mancung.

"Apa kau baru berteman dengan ku hah? Sampai sampai tidak tahu sifat teman mu"tanya Gulf dengan kesal pasalnya bagaimana tidak Mild kan sudah berteman lama dengannya seharusnya tahu sifat dirinya seperti apa.

"Tetapi tetap saja aku masih speechless dengan hal itu dan belum lagi dengan yang barusan terjadi. Wah itu membuat mental ku terguncang"sahut mild dengan tangannya yang menjambak beberapa helai rambutnya.

Gulf yang tadi nya masih asik berjalan seketika terdiam sebentar dan menengok ke arah Mild.

"Sudahlah jangan berlebihan seperti itu, ingat hidup santai. Ingatlah satu hal Mild, seperti apa yang dikatakan seorang photografer" kata Gulf sembari melirik Mild.

"Apa?"

"Senyum"jawab Gulf enteng dan lalu memberikan senyum manisnya pada Mild, dan lanjut berjalan setelah nya.

Mild yang melihat itu hanya bisa diam dengan wajah yang kentara sekali linglung dan begitu dia sadar Mild mulai mengejar Gulf yang sudah agak jauh dari nya.

"Hei! Tunggu aku ai–sialan Gulf"












"Wah.. wah.. lihat siapa yang baru datang dengan datang di sampingnya itu"kata seseorang dengan sinisnya yang mampu membuat Gulf sedikit menurunkan kacamata nya untuk melihat orang tersebut.

Gulf hanya bisa berdecih kecil saat mendengar nya.

"Bukankah itu lebih baik? Daripada kau hanya bisa diam dan menunggu pria tua untuk mengangkut mu, Art?"ucapan Gulf tepat sekali menusuk ulu hati seseorang yang berada di hadapannya itu.

Art yang mendengar sangat kesal sekali bahkan tangannya sudah mengepal dari tadi.

"Hah.. aku lelah sekali, apalagi menyahuti ocehan tak berguna jalang busuk ini. Ayo kita pergi Mild" Gulf pun jalan terlebih dahulu lalu di susul oleh Mild di belakangnya.

Mild yang melewati Art pun segera memberikan gestur wajah seperti mengejek, yang membuat Art seketika melotot marah melihat nya.















Gulf pun mendudukan dirinya di kursi depan bartender bar yang sepertinya sedang sibuk melayani orang orang.

"Oi! Gulf habis darimana saja kau keliatan nya sekarang lebih sibuk"tanya seseorang yang fokusnya masih dalam meracik minuman.

"Hahahaha! Bukankah biasanya Gulf selalu sibuk, Champ!"seru Mild yang di hadiahi pukulan keras di kepalanya.

Siapa lagi kalau bukan pelakunya seorang Gulf kanawut.

Champ yang melihat hanya bisa tertawa saja sudah biasa jika dia melihat hal itu.

Ouh iyaa ada satu karakter lagi yang harus kalian ketahui yaitu Champ.

Dia adalah seorang bartender bar yang ahli dalam meracik minuman banyak pelanggan yang menyukai racikannya.

Dia juga salah satu teman Gulf dan Mild. Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Mild yang petakilan, Champ ini lebih tenang dan selalu santai dengan hidupnya.

"Ah.. akhirnya aku bisa mengobrol dengan kalian"ucap Champ akhirnya setelah mengurusi satu pelanggan.

"Sepertinya yang paling laku di sini adalah kau di bandingkan Gu–"

Plak

Mild lagi lagi mendapatkan pukulan telak dari Gulf.

"Mulutmu Mild"Gulf segera saja melayangkan tatapan tajamnya ke arah Mild yang sepertinya sudah meringis duluan akibat pukulan Gulf.

"Hei Gulf! Bisakah sehari saja aku tidak mendapatkan pukulan, itu sangat sakit tahu"kata Mild yang mulai marah dengan Gulf.

"Jangan harap itu terjadi"

Champ hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku keduanya kadang Champ heran mengapa ia bisa berteman dengan kedua orang ini yang sifatnya sangat abstrak sekali, yah tapi mau bagaimana lagi. Dia sudah terlanjur berteman dengan kedua orang ini.




TBC

Alo.. aku kembali lagiii, maaf baru bisa up yahh 🐱

Crazy Bitch 21+++🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang