Kami mengadakan acara empat bulanan dengan sederhana hanya mengundang teman dekat dan tetangga. Alhamdulillah acara empat bulanan yang awalnya akan digelar setelah bada zuhur bergeser menjadi bada asar berjalan lancar. Seperti acara reuni, kedatangan dokter Refan dan echa, dokter najwa dan suaminya di rumah kami setelah acara selesai membuat aku merasa bahagia. Kali ini dokter Najwa berbagi ilmu tentang apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan untuk calon ibu mulai dari pola makan, pola olahraga, aktivitas yang harus, dikurangi, dan tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil, bagaimana proses persalinan nanti dan masih banyak lagi. Aku dan echa yang duduk disampingnya mendengar penjelasan darinya sangat antusias.
Tentang Echa Alhamdulillah dia juga akan mengadakan empat bulanan bulan depan, iya dia juga sedang hamil. Aku ingat jelas saat itu aku dan echa sedang merencanakan untuk makan bersama saat sedang memilih tanggal dan tempat tiba-tiba dia mematikan sambungan telepon dan memberitahu bahwa dia akan menghubungiku lagi nanti. Seminggu setelahnya kami bertemu di tempat yang sudah dijanjikan dan dia membawa kabar bahwa calon anak aku dan mas alfi akan punya teman. Aku langsung memeluknya saat itu sambil menangis bahagia.
“Sebenernya aku nggak perlu cerita panjang lebar kaya gini ke kalian karena suami kalian kan juga dokter dan pasti taulah ilmunya sedikit” dokter najwa mengatakan itu sebelum mengambil cangkir yang berada di atas meja makan.
“Ya beda dong dok, kalo dari dokter najwa kan udah ada pengalaman langsung” aku mengatakan itu pada dokter najwa. Diikuti echa yang juga mendukungku.
“Iya kalo dari dokter najwa kan lebih jelas karena dokter udah merasakan sendiri gimana-gimanaya jaga kondisi saat hamil, melahirkan gitu”
“Iya deh, pokoknya kalo kalian mau tanya apa-apa tinggal message aja, ya,,, yang kalo bisa mah tanya suami sendiri aja lebih hemat tenaga buat ngetik sama kuota juga kan” dokter najwa mengakhiri kalimatnya dengan tertawa yang diikuti aku dan echa.
Dari belakang suami dokter najwa sudah terdengar mengajak pulang.
“Udah jam segini, aku pamit pulang dulu ya si kecil juga harus sekolah besok”
“Nggak nginep di sini aja dok?”
“Kapan-kapan aja deh udah ada yang titip pesen besok nggak boleh telat berangkat sekolah soalnya” dia pamit sambil mengambil tasnya. Bersamaan dengan dokter najwa, echa juga ikut pamit.
“Kalo gitu aku sama mas refan juga pamit ya Ya”
“Kok kamu ikut-ikutan sih…udah janjian ya kalian?”
“Aku sama mas refan mau nganter ibu berangkat ke stasiun nanti malem”
“Nanti gantian bulan depan kita kumpul di acara empat bulanan echa” ucap dokter najwa sebelum berjalan keluar.
“Insyaallah” echa menjawab kalimat dokter najwa. Aku dan mas alfi mengantar mereka sampai depan, kami berpisah sore itu.
“Mas Alfi besok jangan lupa ya bawa roti buat orang-orang rumah sakit”
“iya sayang”Ada satu lagi kebiasaan yang dilakukan mas alfi sejak aku hamil. Sebelum berangkat ke rumah sakit di pagi hari biasanya dia akan mengelus dan mencium perutku. Setelah salat subuh dan menjelang tidur dia akan membacakan surah ar rahman, al kahfi, al mulk atau surah-surah pendek.
“Hari ini dedek mau dibacain surah apa sama abi?” tanyanya sambil mengelus perutku dengan tangan kanan yang sudah memegang al quran kecil. Dia mencari posisi nyaman untuk duduk di sampingku. Aku katakan pada mas alfi kalau dedek dalam perutku ingin diacakan surah ar rahman mala mini.
“Kata dedeknya malem ini pingin dibacain abinya surah ar rahman”
“Surah ar rahman” dia membuka surah ke lima puluh lima itu dalam al quran kecilnya. Lalu dibacakan ayat demi ayat surah ar rahman itu dengan suaranya yang indah. Saat orang lain melihat mas alfi membaca al quran mungkin mereka akan duduk untuk mendengarkan bacaanya sampai selesai atau mungkin ketika mereka mendengar suaranya melantunkan ayat suci mereka akan mencari siapa orang yang membacanya. Tidak bisa dielak suara mas alfi memang sangat merdu saat membaca al quran apalagi ditambah saat dia memakai sarung dan baju koko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imamku (END)
General FictionAndai orang tahu dokter dengan nametag Alfi Rahman Syahreza adalah orang yang lembut dan penyayang. Mungkin teman sejawatnya, para suster, atau para koas sudah menjatuhkan hatinya untuk laki-laki yang dikenal tidak pernah senyum, cuek, dan judes. Be...