Awali dengan بِسْمِ اللَّه dan niatkan karena اللَّه

16.6K 461 1
                                    

Sesuatu yang diawali dengan basmalah dan diniatkan karena allah akan menghadirkan keberkahan di dalamnnya

Sudah hampir satu minggu budheku ada di rumah sakit. Hari ini alhamdulillah Allah memberikan aku kesempatan untuk menjenguk beliau. Pasalnya semenjak budhe di larikan ke rumah sakit satu minggu lalu, aku belum sempat menjenguknya.

Setelah memarkirkan mobil aku langsung menyusuri lorong rumah sakit tempat budhe dirawat. Saat aku menyusuri lorong rumah sakit tak sengaja mataku menangkap sosok yang sangat aku kenali sedang berdiri berbincang dengan salah seorang pasien. Langkahku semakin dekat dengannya, saat akan melewatinya dia sudah berbalik ke arahku. Langkah berlawanan kami berdua semakin dekat dan tiba-tiba dalam jarak kurang lebih satu meter.

"Eya...?!"

Perempuan itu menunjuk ke arahku dengan ekspresi wajah sedikit terkejut. Dengan alis beradu aku merespon panggilannya, tak kalah bingung aku berusaha mengingat wajahnya.

"Echa...??!"

Seperkian detik aku memanggil namanya dia langsung mendekat dan memelukku erat. Aku tidak pernah terpikirkan akan bertemu dengannya hari ini. Rania Ayesha Fadhila Ramadhina adalah sahabatku, kita menjadi sahabat sejak duduk di bangku SMA. Sebenarnya aku dan Echa sudah berteman sejak SMP, tapi saat SMP aku dan dia belum terlalu dekat dan Alhamdulillah Allah mempertemukan kita berdua lagi di SMA saat itu. Echa adalah panggilan kesayanganku untuknya. Jarang orang memanggilnya Echa karena hanya orang yang dekat dengannyalah yang memanggilnya Echa. Seperti jodoh yang ditakdirkan tak kemana kami berdua juga kuliah di bidang yang sama. Hari ini aku bisa melihat lagi wajah yang lama tidak aku temui dengan sergam suster yang sangat cocok dengannya.

"Alhamdulillah Allah mempertemukan kita lagi."

"Iya, aku juga bersyukur allah mempertemukan kita lagi di sini."

"Iya alhamdulillah Ya, ngomong-ngomong kamu kok bisa ada di sini?"

"O iya ini, budheku ada di sini, dia udah satu minggu di sini dan aku baru bisa jenguk dia sekarang."

"Oh memang budhemu sakit apa?"

"Darah tinggi."

"Astagfirullah!!"

"Kenapa Cha..?" tanyaku bingung. Raut wajah Echa berubah seperti dia baru mengingat sesuatu yang terlewatkan.

"Aku lupa Ya, kalau aku lagi disuruh buat ngecek pasien."

"Ya sudah, kamu lanjutin pekerjaanmu dulu. Aku juga harus ke budheku."

"Iya maaf ya Ya."

"Iya..."

"Kalo gitu aku pergi dulu, assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..."

"Assalamualaikum budhe..." Aku masuk ke ruang rawat inap yang beirisi dua sampai empat orang dengan kondisi dua bed yang masih kosong di dalamnya.

"Waalaikumsalam..sama siapa Ya?"

"Sendirian budhe..."

"Loh kok sendirian??"

"Iya budhe, emangnya sama siapa?"

"Ya barangkali sama calon kamu."

Sudah menjadi hal yang sering ditanyakan untuk kebanyakan orang Indonesia jika dirasa sudah lulus kuliah, punya pekerjaan bagus pasti ujung-ujungnya akan ditanyakan tentang pasangan.

"Budhe ini, Eya belum kepikiran itu budhe, Eya mau fokus sama profesi Eya dulu, budhe gimana keadaannya?"

"Iya, budhe cuma bercanda Ya. Alhamdulillah udah mendingan."

Dear Imamku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang