KEMBAR? (10)

3 0 0
                                    

{10}

~~~

Sambungan telpon telah tersambung semenjak Riyana sampai di sebuah perumahan mewah milik Erland yang kini tengah mengawasi Qill di ruangan yang sama dengan Riyana.

Tampak sekali kalau Riyana begitu sibuk dengan lawan bicaranya.

"Okey, gue bakal urus sampai lo dateng kesini" ujar Riyana lalu memutuskan sambungan telpon.

Riyana mendengus pelan, ia malas melakukan pretasan selain ribet ia juga kurang mengerti tentang it termasuk pasword atau semacamnya.

Hal semacam itu biasanya akan Zekal tangani karena pria itu adalah ahlinya, tapi karena ini pribadi Riyana jadi enggan untuk meminta bantuan saudara angkatnya itu.

"Nyebelin banget sih lo, ngomong doang susah amat dah! "Ujar Riyana tiba-tiba saja berdiri lalu mengebrak meja kaca Erland hingga pecah.

Sontak Erland dan Qill terkejut, mereka berdua langsung saja mentapa Riyana heran.

"Kenap.... "

Riyana menarik Qill untuk berdiri dari sofa lalu mencekik leher pria itu kuat.

"Siapa bos lu? "Tanya Riyana emosi, ia tidak pandai menahan diri jika telah menyangkut organisasi yang dinaungi Qill sekarang.

"Jawab bangsat! "Bentak Riyana mendorong Qill ke tembok lalu menghajarnya sekali.

"Siapa dia hah? Siapa pria berinisial 'R' itu hah? Siapa?! Kenapa dia terus neror gue? Jawab anjing, jawab! "Teriak Riyana penuh emosi.

Riyana terpaksa harus mencari tahu pria yang telah membunuh kakek dan neneknya saat Riyana berusia 4 tahun.

Meski itu terdengar dan terlihat seperti kecelakaan pesawat Riyana yakin dia adalah pelakunya melihat Zekal menemukan bukti keberadaannya saat kecelakaan itu terjadi.

Mulai dari hari itu hari dimana Nenek dan Kakek Riyana meninggal ayahnya Aska benar-benar terpuruk hingga hampir masuk rumah sakit jiwa.

Dan setahun setelahnya Riyana harus menerima kenyataan pahit bahwa Renza meninggalkannya bersama keluarganya entah ia pergi kemana yang jelas ini pasti campur tangannya.

Riyana kesal sangat kesal, jika bisa ia ingin membunuhnya dengan tangannya sendiri.

Karena inilah Riyana tidak meminta bantuan dari Zekal dan Devian, ia tidak ingin usahanya selama bertahun-tahun ini menjadi kotor karena bantuan mereka.

Riyana tidak membutuhkan bantuan jika menyangkut masalah pria itu, ia akan menyelesaikannya meski harus bertaruh nyawanya sekalipun Riyana siap melakukannya asal ia berhasil membunuhnya.

"Siapa pria itu? Apa motif dia ngehasut Renza dan ngebunuh kakek nenek gua? Diaman dia sekarang! "Ujar Riyana tersulut emosi.

Sungguh ia tidak tahan lagi ingin bertemu dengannya lalu membunuhnya saat ia bertemu nanti.

"Gue nggak bisa bilang ke lo Riyana, hubungan gue dan lo juga udah putus kita bukan sahabat lagi, sekarang itu kita musuh, musuh! "Ujar Qill mencoba menyadarkan Riyana yang sampai sekarang belum juga mau membunuhnya.

"Gue nggak pedulu status lo apa ame gue yang gue mau dari lo itu cuman indentitas dia, kenapa sih lo nggak pernah mau buka mulut?! "Kesal Riyana, ia kembali membanting tubuh Qill ke lantai hingga pria itu terbatuk batuk.

"Lo punya mulutkan? Ngomong anjing! Lo mau keluarga lo gue bunuh sekarang juga hah?! Mau lo! "Ujar Riyana mengancam ia haris segera bertemu dengan pria itu untuk mengakhiri kehidupan non normalnya ini.

The Story Of RiyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang