{4}
~~~
Di pagi hari yang cerah setiap siswa mulai berdatangan untuk mengikuti rutinitas mereka sebagai seorang siswa di sekolah.
Mereka semua tampak santai dan bersemangat, berbicara, bercanda juga saling mengejek satu sama lain tatkala mareka menuju kelas mereka.
Semuanya terlihat tenang hingga kedatangan dua sosok yang membuat keributan dengan bermain motor di lingkungan sekolah.
Tentu saja siswa yang berdiri di sana berlarian menuju tempat yang aman, mereka berteriak histeris juga mengumpat tak kala salah satu siswa hampir tertabrak.
"Anjirrr, siapa sih tuh anak sok jagoan! Berani bener dia buat keributan di sekolah" ujar salah seorang siswa cewek dengan gaya baju yang ketat.
"Apa lo semua liat-liat? Cepet panggil Pak Muso atau kita semua bakal kena marah" teriak salah satu anggota osis geram melihat para siswa yang malah asik menonton kedua sosok itu yang tengah saling beradu kecepatan.
"Buset, lincah bener tu orang" ujar yang lainnya tampak senang.
"Itu siapa? Keknya gue baru liat deh mereka ada di sini" ujar siswa kelas 10 yang tampak sedikit penasaran.
"What lo nggak tau? Wah parah sih ini" ujar siswa dari kelas 11 dengan tatapan tak percaya.
"Ya jelas mereka kagak tau lah bego, secarakan mereka baru masuk dua minggu yang lalu ya kali mereka tau sejarah sekolah" ujar teman dari siswa 11 itu sambil menonyor kepala temannya.
"Cih, ya mana gue tau kirain mereka dah tau kan guru-guru sering ngeluh soal mereka" ujarnya memayunkan bibirnya sok imut.
"Anjing, jijik gue liat lo, lo laki apa biduan? "Ujarnya bergidik ngeri melihat tingkah temannya itu.
"Gue laki! Mata lu rabun apa gi.... "
"Awas! "Teriak seorang siswa ke arah mereka berdua saat melihat sebuah tas melayang tepat ke arah mereka.
Siswa itu adalah Deno dan Ferdi yang memang sering kena hujatan ketika sosok itu datang ke sekolah.
"Bangke lo! Sakit anjing! Beran..... "
Ferdi dengan cepat menutup mulut Deno lalu melotot ke arahnya.
"Anjing, jan teriak kek gitu bangke, lo mau kena bogemnya Devian hah? Kalau gue mah ogah" ujar Ferdi semakin mengeratkan begapannya.
Deno memukul tangan Ferdi saat nafasnya hampir habis.
"Em, kak itu temennya mau di bunuh? "Tanya seorang gadis berupa adik kelas yang tampak sopan dan lugu.
"Oh, iya ya? "Ferdi melepas bekapannya sedangkan Deno bernafas dengan rakus.
"Em, jadi mereka siapa kalau boleh tau? "Tanya siswa yang bertanya di awal tadi.
"Oh itu, mereka langgan ruangan bk, dua sejoli yang nggak bisa di ganggu bahkan guru-guru aja udah nyerah sama kelakuan mereka, yah walaupun ada satu guru yang kesabarannya udah ngalahin kesabaran orang yang pengen pipis setahun lamanya di depen wc umum" ujar Ferdi menjelaskan sejarah kedua sejoli itu yang tidak lain adalah Riyana dan Devian si Bad Girl and Bad Boy School.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Riyana
Mystery / ThrillerHarapan untuk hidup seorang diri, membawa dirinya ke dalam suatu lubang kegelapan tiada batas. Bagi seorang Riyana Elista hanya ada satu kata yang selalu mengambarkan dirinya di dalam komunitasnya. 'Pantang mundur sebelum mati! ' Itulah Riyana, se...