AZRAEL QOEUZ ELERAIYN (12)

2 0 0
                                    

{12}

~~~

Tatapan tajam dari kejauhan tampak mengamati sekelompok manusia dengan almet kebangaan geng mereka tanpa menyadari adanya suatu bahaya yang tengah mengintai mereka.

Mereka tampak sangat santai meski mereka akan segera melakukan war dengan grup lain pemilik dermaga tua.

Riyana tentu saja hanya diam di salah satu bangunan sambil mengamati mereka, ia hanya menunggu momen baginya untuk bertindak.

"Cih, ngalahin 5 grup bukan berarti kalian itu kuat, kalian memang tidak mengalahkanku tapi kalian mengirim sinyal perang dan sebagai ketua grup gue bakal turun tangan" ucap Riyana menatap mereka semua dengan tatapan mebunuh.

Perasaannya juga tubuhnya mulai merespon untuk melakukan sesuatu bahkan pikirannya tak berhenti untuk memikirkan mereka mati dengan cara apa.

"Hm, bos mereka bakal mati dengan tubuh tak utuh, anggota intinya bakal gue kirim ke rumah sakit dengan tuang patah sisanya anggota biasanya bakal gue bikin nggak waras, gue mau lihat nyali lo semua ada di batas apa, sampai selesai atau sebaliknya" sinis Riyana.

Riyana menyesap alkoholnya sambil tersenyum ke arah mereka, ah jika memang grup mereka kuat tentu keberadaan Riyana akan terekspos dengan mudahnya tapi ini tidak mereka malah tidak menyadarinya.

Hanya beberapa menit Riyana menunggu akhirnya grup lain yang menjadi lawan targetnya datang, masing-masing ketua menyerukan perintah serangan.

Peperangan antara dua kubu itu tak terhindarkan, teriakan kemarahan, teriakan semangat, pukulan dan tendangan, serta suara pistol dan beberapa benda tajam terdengar jelas di telinga Riyana.

Matanya tak pernah berpaling bahkan ketika seseorang mati tertusuk dan terpotong pun Riyana tetap santai, tidakada rasa takut, jijik maupun mual bagi seorang Riyana yang telah terbiasa melakukannya.

Justru pemandangan inilah yang sangat Riyana sukai dari sebuah peperangan.

Riyana tahu mereka tidak sepantasnya mati tapi berkat masa lalunya dimana Riyana dapat menjadi ketua dengan membunuh mantan ketua grubnya yang bahkan mengajarinya berbagai hal dalam bertahan hidup itulah yang membuat Riyana kehilangan hati nuraninya.

Mantan ketua grupnya terus mengatakan dan mengingatkan Riyana dengan sebuah ucapan yang menjadi landasan Riyana sampai saat ini.

Ucapan yang berhasil memperkuat karakter Riyana yang begitu begis dan sadis terhadap musuhnya.

"Jadilah gadis tak berperasaan terhadap orang yang membuatmu tidak nyaman Riyana, jangan segan untuk membunuh mereka jika kau menginginkannya, jika kau mampu melakukannya maka apa yang menjadi alasan kau bergabung denganku akan segera tercapai, bertarunglah dengan kekuatanmu yang di kendalikan oleh tekad juga kecerdasanmu bukannya bertarung dengan mengandalkan rekanmu, melayangkan sebuah serangan atas nama tujuanmu akan membuatmu mati tanpa penyesalan, jangan pernah ragu"

Riyana tersenyum tipis mengingat ucapan mantan ketuanya itu.

"Gue bisa berdiri sampai sekarang berkat lo, kematian nggak akan bikin gue goyah sedikitpun MK, gue tetap Riyana, mantan anggota kebanggan lo" ujar Riyana bangga akan ketuanya itu.

The Story Of RiyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang