PERTEMUAN (23)

0 0 0
                                    

{23}

~~~

Situasi menjadi begitu runyam saat Thios juga inti Artarus beserta 30 anggota Wizard harus menghadapi ketiga kelompok mafia yang menargetkan mereka termasuk Wilson.

Meski begitu, Thios masih berada dalam posisi yang cukup aman hingga ketuanya itu datang.

"Ios, gue udah hubungin Riyana buat lewat jalur lain" suara Zekal terdengar saat Thios menekan sebuah alat yang ia tempelkan di telinganya.

"Tahan bagian luar gedung jangan sampai anggota Roxel masuk" ujar Thios menatap dingin seorang pria paruh baya yang tak lain ialah Wilson.

"Itu mah aman udah di urus Eidon ame Urzal, masalahnya anggota D2R kumpul nggak jauh dari area gedung, mau kita datengin apa gimana? "Ujar Zekal sembari terus mengamati layar laptopnya dimana menampilkan beberapa orang dari D2R yang tengah menyebar mengamati sekitaran jalan.

"Biarin"

"Shit" umpat Zekal.

"Azriel ketangkep anak buahnya Glen" lanjut Zekal memberitahu.

Thios menatap tajam ke arah Wilson yang terlihat tersenyum tipis ke arah Thios.

"Sudahku katakan untuk segera membawa ketuamu itu kemarikan" ujar Wilson saat mendapat tatapan mematikan dari Thios.

"Ini akibat jika kalian berani menipu kami" ujar Carlos dengan seringaian khasnya.

"Bodohnya kami bahkan tertipu begitu lama" Marxel terkekeh sembari menutupi wajahnya.

Thios yang menerima todongan pistol dari anak buah Wilson hanya mampu diam bukan karena takut ia bisa saja membunuh mereka tanpa kesulitan jika saja Wilson tak menyandera adiknya, Theona.

Seringaian tampil di wajah tampan Thios, tangan kanan Riyana. Tatapannya yang sedalam lautan itu terarah pada Wilson yang juga menatapnya.

Auman terdengar bersamaan dengan suara pekikan memekakkan telinga, hal itu menjadi tanda tanya bagi mereka yang berada di dalam ruangan termasuk Thios.

Dorrrr

Orang yang menodongkan senjata pada Thios terjatuh tak bernyawa kala sebuah peluru bersarang tepat di jantung ke lima orang itu.

"Brengsek! "Teriak Marxel marah kala Zelcius ikut menembaki anak buah Wilson bersamaan dengan seorang gadis yang memasuki ruangan.

Zelcius yang dari tadi hanya diam tiba-tiba saja menembak dan beralih menodongkan senjatanya pada mereka bertiga.

"Kau berani melawan kami? "Ujar Carlos dengan nada dingin.

"Dari awal tak ada kesepakatan bukan? "Seringai Zelcius.

"Fuck" umpat Zenith pelaku dari penembakan tadi.

Zenith berjalan mendekati Thios bersama seorang anak laki-laki yang tak lain ialah Kenwill.

"Wah wah, sejak kapan jalang dari keluarga Gracelya berani menampakkan dirinya setelah sekian lama bersembunyi hm? "Marxel menatap Zenith yang memasang wajah datarnya.

"Mereka bukan keluarga gue" tekan Zenith tidak suka jika dirinya disangkut pautkan dengan keluarganya.

"Wanita yang berada di keluargamu itu jal...."

Dorrrr

Sebuah peluru melesat begitu cepat ke arah Marxel yang untung saja masih sempat menghindar sedetik sebelum peluru itu bersarang di kepalanya.

"Brengsek, keluar kau sialan! "Teriak Marxel tersulut emosi.

"Sekali lagi kau menghina rekanku peluru berikutnya tak akan meleset" ujar seorang gadis yang memasuki ruangan.

The Story Of RiyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang