TEMPUR (24)

0 0 0
                                    

{24}

~~~

Riyana menatap nyalang sebuah gedung mewah yang menjulang tinggi itu.

Kondisinya kini terlihat acak-acakan sehabis perengangan sebelum sampai di lokasinya saat ini.

Wajah yang seputih salju itu kini terdapat bercak darah di pipinya juga tubuhnya yang berbau amis.

Inti Artarus juga tak beda jauh dengan kondisi Riyana yang berada di belakang dan di kedua sisi Riyana jangan lupakan kedua hewannya yang senantiasa mengikutinya, mereka sama-sama di penuhi oleh bau darah dan penampilan acak-acakan akibat terlibat pertarungan dimana mereka harus di keroyok habis-habisan oleh anggota WR, untung saja tak satupun di antara mereka menjadi korban, hanya saja anggota biasa Artarus sedikit menerima luka ringan.

"Yan, gue udah jauhin warga di sekitar" ujar Zekal yang menepuk pundak ketuanya kala merasakan Riyana tampak berbeda dari biasanya.

Riyana menghela nafas berat, "Siap-siap" ujarnya lalu mengarahkan pistolnya ke arah lantai 4 dimana seseorang tengah menatap dirinya dan juga anggota Artarus.

"Hey nona, tolong turunkan senjatamu atau kau sendiri yang akan menerima akibatnya" sesosok pria akhirnya memunculkan tubuhnya sembari tersenyum hangat pada Riyana.

Riyana menatap datar pria itu tanpa ada niat untuk mematuhi ucapannya.

"Aku hanya datang untuk menyampaikan pesan kakekmu, itu saja tidak lebih, okey? Aku bukan pengangguran, ada banyak yang perlu ku kerjakan, jadi mohon kerja samanya nona cantik" ujarnya lagi kali ini ia tak lagi melangkah karena mendapat todongan pistol dari Brody.

"Ck" pria itu tampak pasrah dengan mengangkat tangannya ke udara, firasatnya mengatakan jika ia melangkah sudah jelas kepalanya akan menjadi sarang peluru.

Meski dirinya selama ini mampu mengelak setiap kali mendapat tembakan entah mengapa ia kurang yakin untuk kali ini.

"Yan, Zenith udah aman. Azriel sama Theona juga udah di kawal ame Wizard, sekarang lo mau ngapain? "Tanya Zekal masih tampak sibuk mendengarkan penjelasan dari Zenith dari alat buatan Veron.

Hingga kerutan tampil jelas di wajah tampannya.

"Aneh" tatapannya tertuju pada pria tadi yang masih mengoceh mencoba membujuk Riyana yang masih saja diam tanpa sedikitpun respons.

"Lo nggak dapet luka apapun? "Tanya Zekal kembali memastikan, bukannya ia meremehkan kemampuan Zenith karena dia adalah wanita tapi ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

"Lo remehin gue hah?! "

"Nggak gitu ege, gue nggak raguin kemampuan lo cuman gue mau masti'in sesuatu jadi bisa seriusan dikit nggak, ratu tersayangnya Artarus? "Ujar Zekal dengan nada menjengkelkannya.

"Ck, gue aman puas? "

Zekal hanya membalas dengan deheman singkat, pikirannya kembali berkecamuk memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi melalui beberapa informasi yang berhasil ia dapatkan beberapa jam yang lalu.

"Jelasin situasi selama lo nyamar sedetail-detailnya" ujar Zekal.

Zenith berdecak sebal dari sebrang sana, ia mau tidak mau harus menjelaskan sesuai apa yang ia alami bagaimanapun Zenith juga merasa ada yang aneh selama ia menyamar demi menyelamatkan sepasang manusia itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Story Of RiyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang