chapter 4.

6.2K 592 19
                                    




<<Time skip >>

Seminggu kemudian, kerjasama antar kedua belah pihak semakin berjalan lancar.

"Terimakasih sudah mau bekerjasama dengan perusahaan kami"






"Duh laper banget , makan kuy?" 

Ajar wina kepada yemi

"Yuk! Eh Rain, masih sibuk?"

"Gapapa kalian duluan aja, lagi ngerjain buat event nanti nih tanggung"

"Kamu sakit?"

Wina menghampiri

"Engga ko. Cuma lagi gaenak perut aja nih gatau kenapa. Kayanya ga makan siang dulu. Oh ya titip bubur aja deh baliknya kalian"

"Okee kalo gitu duluan ya, kalo ada apa-apa kamu istirahat dulu aja!"

Wina dan yemi meninggalkan area kerjanya menuju tempat makan terdekat untuk makan siangnya. Menyisakan si pria manis itu sendirian disana yang tengah bergelut dengan rasa tidak enak badannya.

Duh sakit perut lagi mana mual lagi. Perasaan kemaren dah membaik.

Tik.

Berhasil mengerjakan laporan nya hari ini ia memilih untuk menuju ke ruang istirahat para pegawai yang kini nampak kosong. Membuat secangkir teh hangat agar kondisinya semakin membaik.

"Akh sakit banget…. Kenapa sih--- huek

Pria itu berlari ke kamar mandi karena rasa mual yang tidak tertahankan.

Terus berada didalam sekitaran 15 menitan. Hanya mual tidak muntah tapi rasanya seluruh energi terkuras habis.

Lemas..

Cklek

"Eh?"

"Oh kupikir tadi semua pegawai makan siang, kau tidak?"

Itu adalah Haga yang masuk ke ruang istirahat.

Ya sudah selang waktu seminggu mereka sudah mulai akrab. Bahkan untuk sekedar berbincang-bincang walau urusan bisnis.

Bisa dibilang sudah berteman?

"Sepertinya tidak enak badan. Perut sakit dan mual gatau kenapa padahal semenjak datang ketempat mu dan prof lee sepulangnya sudah tidak kambuh lagi"

Mual??

"Mau ku periksa? Em jangan salah paham, mungkin aku bisa sedikit membantumu"

"Tidak apa kok, tadi udah minum obat. Palingan juga si yemi sama Wina udah balik. Kalo gitu, duluan ya?"

Rain mengendikkan bahunya memberi gestur .



Langkahnya terhenti.

Tangannya ditahan oleh haga.

"Kalau sakit lagi bilang aja ya? Jangan dibiarin nanti kalo parah gimana?"

What the hell did i just say

Sedikit terkejut dengan perkataan pria didepannya ini.

"Um.. i-iya makasih, Haga"

Haga melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Rain.



Benar saja, he is pregnant.


Rupanya Haga tadi mengecek sesuatu pada tubuh sang wadah iblis itu. Ternyata benar bahwa wadah itu sudah mengandung. Usia yang sangat dini dan tidak disangka-sangka bisa secepat ini.

Untung saja, jadi Haga tidak perlu meniduri nya untuk kedua kali. Ck




Sementara di sisi lain, Rain mana memegangi kedua pipinya. Apa-apaan itu tadi kenapa malah membuat nya memerah malu padahal hanya digenggam dan juga kalimat Haga yang seperti khawatir terhadap dirinya? Bagaimana ia bisa menyesuaikan diri nantinya karena Haga pasti akan sering ke perusahaan untuk urusan bisnis yang masih berlanjut panjang.

"Nih bocahnya dateng-dateng megangin pipi bukan perut"

"Sakit perutnya pindah ke pipi kali ya wkwkw"

"Ih apasih, dah mana sini buburnya mau makan laper"

"Utututu ini bubur nya dimakan ya bayi"

"Udah gede ya bayi apaan"

Yemi dan Wina menertawakan teman kecilnya.









"Dad, i think he's pregnant?"

"You sure about that?"

"Yes. When i touch his arm, i feel my blood is running and see something strange on his stomach"

"Good job son… well keep in touch with him and you must protect your baby too"

"What about him? I think he feel sick all day for first reaction"

"I don't really care about him. It just all about my grandson"

"......"













New cast unlocked;

Winter as Wina ( Rekan kerja Rain di kantor )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter as Wina ( Rekan kerja Rain di kantor )













Pendek aja biar kalian ga pada bosen yak, jadi bakal banyak timeskip nya biar Cepet ke inti cerita :))

Komen dan masukan saran dipersilakan also klik vote nya thankyou :)

See you in the next chapter👋

demon baby - hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang