8

12 1 0
                                    

Pelita keluar dari kamar menggunakan kaos t-shirt dan celana jeans milik Aya, dia mencari Hana dan Abi.

Dia berjalan menuju dapur karena mendengar suara seseorang sedang memasak, sepertinya itu Hana.

"Pelita, udah selesai, sayang?" Hana yang melihat Pelita menyapanya lebih dulu. Pelita menghampiri Hana untuk membantunya.

"Pelita bantu ya, Tan," ucap Pelita.

"Eh gak usah, kamu diem aja istritahat."

"Gapapa Tante, Pelita juga bisa masak loh," ucap Pelita membantu menyiapkan bumbu-bumbu yang diperlukan Hana.

"Wah udah cantik, pinter masak lagi. Kalau tante punya anak cowok udah tante jodohin sama kamu," ucap Hana menggoda Pelita.

Pelita tersenyum malu, "Tante bisa aja."

"Kamu sama Abi itu sekelas?"

"Enggak, Tan. Aku kelas sepuluh, Kak Abi kakak kelas aku. Aku ikut ekskul musik dan Kak Abi ketuanya," jelas Pelita sambil memotong motong sayuran.

"Abi jutek banget ya orangnya?" tebak Hana membuat Pelita senyum tipis.

"Sedikit," jawab Pelita.

"Abi belum pernah loh bawa temen-temennya selain Arka, Dito, Arden, sama Cesyil. Mereka sahabatan dari SMP, dan yang tante tau cuma mereka. Tiba-tiba dia bawa kamu, makanya tante kira kamu pacarnya hahaha."

Pelita tidak tahu jika mereka semua bersahabat sejak lama, dan awet sampai sekarang SMA sampai-sampai ada di ekskul yang sama dan menjadi anggota inti semua. Pasti mereka sangat dekat apalagi sampai tante Hana juga tahu.

"Eh kok jadi ngelamun." Hana menyadarkan Pelita.

"Eh maaf, Tan." Pelita mematikan kompor lalu menyiapkan makanan bersama Hana di meja makan.

Abi datang menghampiri meja makan.

"Wah roma-romanya masakannya enak nih, wanginya bikin laper." Abi duduk di meja makan.

"Iya dong, siapa dulu yang masak. Pelita jago loh masaknya, Bi." Hana tersenyum bangga.

"Wah collabs nih ceritanya," ucap Abi.

"Iya dong," jawab Hana. Pelita hanya tersenyum, dia benar-benar canggung.

"Om Nata sama Kak Natalie belum pulang Bun?"

Nata adalah suami Hana dia berprofesi sebagai dokter, makanya Natalie pun tertarik di bidang yang sama dengan ayahnya.

"Mereka lembur, kita makan bertiga aja."

"Akhir-akhir ini mereka sering lembur ya?" tebak Abi.

"Iya, makanya kamu tinggal di sini lagi aja biar bunda ada temen, Om kamu sama Kakak kamu itu sibuknya minta ampun."

"Iya deh Abi usahain sering-sering ke sini."

"Pelita juga sering sering nginep di sini temenin tante, atau gak gimana kalau kamu tinggal di sini aja."

"Eh, i-iya Tan, insyaallah kali kali Pelita main-main ke sini," jawab Pelita, sebenarnya tidak mungkin Pelita sering ke sini, selain dia malu dan tidak enak, sepertinya jika tidak ada kepentingan dia tidak mungkin ke sini, mau apa?

"Bun, Abi ada rapat sama temen-temen malam ini, Abi izin keluar ya, pulangnya pasti malem banget."

"Sama Pelita juga?"

"Kayaknya enggak Bun, soalnya ini rapat ekskul."

"Rapatnya kok malam-malam sih, Bi. Gak bisa besok aja?"

REDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang