HD bagian 15

5 2 0
                                    

Ketemyuhh lagiehh! Janlup vomen guys, happy reading<3

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Ayolah, hati! Tenanglah! Bukan kah kau sudah terbiasa dikhianati? Sekarang tidak ada bedanya dengan yang sudah lalu. Hanya saja cara dia mengkhianati agak berbeda dengan yang telah sudah.

*
*
*

Bel terakhir berbunyi, menandakan sudah waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing. Semua penghuni 12 IPS 1 bergegas membereskan alat tulisnya, memasukkan buku dan pena dengan tergesa-gesa. Seakan pintu gerbang akan tertutup kembali ketika sedetik saja mereka terlambat keluar kelas.

Domino duduk enteng di kelasnya. Menunggu parkiran agak sedikit sepi agar motor Kakan bisa keluar. Hari ini pemuda itu akan pulang dengan Kakan.

Meski dirinya diam-diam bae. Matanya tak sesekali mencuri pandang ke arah Helo. Dari tadi sepertinya gadis itu di jauhi oleh Siti. Dia jadi merasa sedikit bersalah, karena gara-gara masalahnya, semua anak-anak kelss menjauhi Helo.

"Yib, anu mana?" tanya Domino.

"Anu apaan?" tanya Kakan balik, kebingungan.

"Kunci motor."

"Di dalam tas. Buat apaan?"

"Pinjem bentar."

Kakan hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatannya bermain ponsel, mungkin bermain game atau apapun itu, Domino tak peduli.

Dia mendekati Helo. Gadis itu sudah menyandang tas nya, siap melangkah untuk keluar kelas, jika saja Domino tak menahan tangannya.

Helo berbalik. Di matanya, jelas sekali Domino melihat kilat amarah. Dia ingin memperbaiki semuanya. Setidaknya meyakinkan anak-anak kelas bahwa ini bukanlah suatu hal yang perlu di permasalahkan.

Domino sendiri bersyukur, anak-anak kelas begitu peduli kepadanya. Begitu tak ingin berita buruk menghampiri dirinya. Ralat. Bukan hanya dirinya. Siapapun atau salah satu murid 12 IPS 1 yang terkena kabar-kabar tidak baik, yang hanya berupa gosip belaka. Mereka akan marah, dan tak akan langsung percaya karena mereka akan mencari fakta dan kebenarannya.

"Calon bini, pulang bareng gue ya?"

"Gue udah dijemput."

"Masa sih? Nggak yakin gue," ucap Domino. Tangannya masih memegang pergelangan tangan Helo.

Helo sadar dan menyentak sedikit kasar tangan Domino, hingga pegangan itu terlepas.

"Gue dijemput, Dom. Lo nggak perlu nganterin gue pulang ke rumah."

Helo Domino (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang