Tiga Belas, Another Happiness

955 98 4
                                    


SYAHDAN

"Bos, brand ambassador udah dateng."

Gue mengangkat wajah dari laptop di depan gue dan melihat Anna berdiri di ambang pintu.

"Oh, okay. Lima menit lagi gue turun."

"Okay, Bos," seru Anna.

Saat Anna sudah pergi, gue menutup laptop kemudian merapikan kemeja. Sore ini menjadi pertemuan pertama dengan ambassador Hakey. Gue sendiri belum tahu siapa orangnya, karna menyerahkan semua urusan pada Jo dan Anna. Kata Jo, calon ambassador merupakan model and the important point, dia aktivis.

Seulas senyum terbit saat gue tidak sengaja melihat foto Marsi di meja kerja. Setelah nekat mengirim box makan ke kantornya. Malamnya gue hubungi Marsi, dia mengatakan terima kasih. Harus mengakui kalau itu hal yang sangat sepele, tapi mengingat bagaimana akhir-akhir ini Marsi bersikap, gue seperti menemukan tambang emas. Kemudian, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menambang.

"Okay, Syahdan. Tunggu tanggal mainnya," kata gue sebelum keluar ruang kerja.

Berjalan melewati lorong menuju ruang meeting, gue tidak bisa menyembunyikan senyum yang terus merekah. Sambil bersenandung, sembari memikirkan, kira-kira, kejutan apa lagi yang cocok buat Marsi? Sebentar. Bagaimana kalau mengajaknya menyelam? Marsi suka underwater world, itu akan jadi ide yang perlu dipertimbangkan. Atau jalan-jalan ke luar negeri? Dua pilihan itu sepertinya terdengar menggiurkan dan membuat gue tidak sabar.

Sampai depan pintu meeting, gue membuang terlebih dulu khayalan soal Marsi, kemudian membuka pintu dan hal pertama yang gue temukan adalah wajah yang sangat gue kenal. Membuat gue membeku di ambang pintu.

"Hai, Bos," sapa Jo.

Begitu berhasil mengumpulkan kesadaran. Gue cepat-cepat mengangguk dan masuk.

"Pagi Jo. Pagi Anna, dan pagi ... Syerin," sapa gue tanpa bisa memyembunyikan wajah berseri gue.

"Jadi, kejutan macam apa ini?" Gue nggak bisa menyembunyikan senyum melihat gadis yang berdiri diantara kami. Senyumnya merekah.

"Wait. Bos udah kenal Syerin?" tanya Anna.

Gue mengangguk mantap. "Yap. Kenal banget."

"Jackpot. Ternyata kita nggak salah pilih ambassador," seru Anna.

Syerin ikut tertawa. Lalu mengulurkan tangannya. "Hai Syadan ... how are you?"

Gue menerima jabatannya. "Baik. Gimana kabar lo?"

"Ya begini-begini aja. Baik dan sibuk kerja freelance."

"Dan gue penasaran gimana kalian bisa kenal," sambung Jo terdengar jahil sambil melipat kedua lengannya. Mendengar itu, gue kontan tertawa.

"Okay, kita ngobrol setelah selesai bahas kontrak. So, bagaimana kontraknya?" tanya gue sok busy, langsung di sambut tawa oleh yang lainnya.

"Oke deh, Bos, meski gue juga penasaran," timpal Anna mengangkat kedua tangannya.

"Kalau gitu, gue mulai ya, Bos," sambung Jo.

Gue mengangguk dan menyilakan Jo untuk bicara.

"Jadi, Bos, seperti yang Bos kenal. Ini Syerin Muna. Brand ambassador kita. Dia terpilih dari sepuluh peserta yang mendaftar. Banyak perhitungan, diantaranya karna dia adalah seorang model, selebgram dan juga aktivis."

Gue mengangguk. "Good," kata gue sambil membaca CV dari Syerin.

Lulusan Strata satu dan pascasarjana dari Universitas Gajah Mada dengan jurusan yang sama yaitu biologi. Beberapa kali memenangkan kontes model dan pernah menjadi perwakilan putri daerah. Sejak dulu Syerin memang selalu punya segudang kemampuan yang menjanjikan.

Beyond The Limit | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang