ocho

6.5K 1K 67
                                    

Donghyuck memejamkan kedua netranya, ia menyilangkan kedua kakinya dan mencoba menahan posisinya untuk duduk. Seorang demon memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri mereka. Tetapi membutuhkan konsentrasi dan waktu cukup lama.

Seketika muncul lingkaran yang dihiasi oleh cahaya berwarna ungu yang terbentuk di sekitar tubuh sang demon yang masih setia menutup kedua netranya.

Dengan tenaganya yang tersisa, Donghyuck harus segera menyembuhkan dirinya atau ia akan segera musnah akibat serangan yang diberika sang lorde tadi.

Secara perlahan simbol kontrak di punggungnya seketika bereaksi dengan kekuatan Donghyuck, membuat simbol kontrak tersebut membentuk ukiran lain yang mulai menjalar ke arah bahu Donghyuck hingga ke dadanya tempat sang lorde menyerang.

Donghyuck sedikit mengerutkan keningnya, namun netranya masih setia tertutup. Dirinya tidak menyadari bahwa lukanya kini mulai mengeluarkan asap dan mulai tertutup sendiri dengan sangat cepat.

Hingga dua detik kemudian Donghyuck membelalakkan kedua matanya dan seketika lingkaran ungu yang dibuatnya menghilang, begitu juga dengan ukiran lain yang semulanya merambat di dadanya. Simbol kontrak di punggung kiri Donghyuck seketika mengeluarkan cahaya untuk beberapa detik dan kemudian kembali normal.

"Yak?! Bagaimana bisa?!!" Kaget Donghyuck sembari menyentuh dadanya sendiri yang mulus tanpa ada bekas luka sedikit pun.

Dengan cepat Donghyuck menyentuh simbol kontrak di punggung kirinya. Sepertinya secara perlahan potongan puzzle mulai tersusun di otaknya. Namun Donghyuck masih harus memastikannya secara langsung.

"Baiklah, kita lihat kau sedang berada dimana." Monolog Donghyuck yang kemudian menutup mata kanannya dan seketika mata kirinya mengeluarkan cahaya ungu untuk beberapa detik.

Donghyuck mengulas senyumnya saat berhasil dalam satu kali mencoba. Ia dapat melihat sebuah lapangan luas dengan gedung yang terlihat familiar. Juga dua sosok familiar bersurai jingga dan pirang yang tengah berdiri tak jauh dari penglihatannya.

"Ah, kau disana rupanya." Guman Donghyuck yang kemudian membuka kembali mata kanannya dan mengulas senyum tipisnya yang menyerupai smirk.



"Hyung kau merasakannya juga kan?" Tanya Jaemin pada Minhyung yang tengah menatap matahari berwarna merah di langit dormeadow yang merupakan tempat para demon tinggal.

"Aku rasa Donghyuck baru saja melakukan sesuatu." Ujar Minhyung yang diangguki Jaemin. Keduanya dapat merasakan getaran kecil di tanah tempat mereka berpijak beberapa saat lalu.

"Terlalu berbahaya untuk Donghyuck, hyung." Ujar Jaemin dengan nada khawatirnya.

"Jangan khawatir." Sahut Minhyung dengan wajah dan nada santainyanya yang membuat Jaemin mengerutkan keningnya.

"Hyung? Donghyuck bisa musnah?!! Musuhnya adalag seorang lorde?! Belum lagi monarch Jeno yang mengincar nyawa monarch Donghyuck?!" Emosi Jaemin. Sedangkan Minhyung ia hanya bersedekap dada dengan netra yang tidak lepas dari matahari di atasnya.

"Donghyuck..." Minhyung menjeda kalimatnya. Demon bersurai hijau tersebut mengalihkan netranya, menatap netra biru jernih milik demon di sampingnya.

"Dia itu hanya malas berurusan dengan hal menyusahkan." Minhyung melanjutkan ucapannya yang membuat Jaemin semakin mengerutkan keningnya bingung.

"Apa maksudnya?" Bingung Jaemin.

"Percaya atau tidak, Donghyuck adalah yang terkuat di antara kita bahkan mungkin hampir selevel dengan lorde." Ujar Minhyung dengan nada santainya yang seketika membuat Jaemin membulatkan kedua netranya.

Monarch ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang