once

7.2K 1K 32
                                    

Donghyuck menghentikan langkahnya saat telinganya tidak sengaja mendapati suara familiar yang berasal dari balik pintu putih tulang di kanannya.

"Seperti kenal." Gumam Donghyuck yang dengan perlahan membuka pintu tersebut.

Pemandangan pertama yang ia tangkap adalah sebuah ruangan luas bergaya klasik elegan, dengan tiga buah jendela besar beberapa meter di arah depannya. Dan sebuah kasur berukuran besar di kirinya.

Donghyuck mengerutkan keningnya saat mendapati suara yang berasal dari sang monarch yang tengah tertidur pulas di kasur besar tersebut.

"Ge...jangan...mama...papa." ujar Renjun di dalam tidurnya. Keningnya bahkan sudah dihiasi oleh bulir-bulir keringat serta sebuah kerutan yang menandakan bahwa sang pemuda Huang tidak nyaman dalam tidurnya.

Donghyuck yang melihatnya pun memutar matanya jengah dan menghampiri sang monarch.

"Hhh, merepotkan." Gumam Donghyuck sembari bersedekap dada.

"Mama..." gumam Renjun lagi, kali ini dengan nada sedikit lebih serak.

Dengan tangan yang sedikit ragu, Donghyuck berniat untuk mengusap buliran keringat di wajah milik sang monarch. Namun seketika ia membulatkan matanya kaget saat Renjun tiba-tiba menahan tangannya dan menatap tajam dirinya.

Sang demon sedikit tertegun saat mendapati tatapan dingin, tajam, nyalang dan membunuh milik sang monarch. Sangat jauh berbeda dengan Renjun pada biasanya.

"Ah...hehe...maafkan aku, tadi aku reflek." Renjun tiba-tiba membuka suaranya dan mengubah kembali raut wajahnya saat menyadari bahwa sosok di hadapannya adalah sang serf.

Donghyuck lagi-lagi dibuat terkejut dengan perubahan yang terjadi dalam waktu sangat singkat tersebut. Seakan-akan Renjun yang ia lihat sekarang berbeda dengan yang beberapa detik lalu.

"Kenapa kau disini?" Tanya Renjun dengan mata bulatnya yang terlihat bingung. Membuat Donghyuck berdeham dan melepaskan genggaman Renjun pada tangannya.

"Aku tidak sengaja mendengar suara, ternyata itu berasal dari kamarmu." Jelas Donghyuck yang membuat Renjun memiringkan kepalanya bingung.

"Kau bisa mendengar suaraku dari kamarmu?" Tanya Renjun yang seketika membuat Donghyuck gelagapan.

"A-ah...ya iya?! Aku demon chattel! Pendengaranku diatas rata-rata!" Sewot Donghyuck.

"Aku kan cuman bertanya!" Kesal Renjun dengan wajah lucunya. Sepertinya sebelum menyelidiki lorde dan keluarga Huang, ia harus menyelidiki monarchnya lebih dulu.

"Bermimpi tentang masalalu?" Tanya Donghyuck tiba-tiba yang membuat Renjun mengulas senyum manisnya dan mengangguk.

"Manis." Gumam Donghyuck tanpa sadar saat melihat senyum Renjun.

"Ya? Kau mengatakan sesuatu?" Tanya sang pemuda Huang yang membuat Donghyuck seketika tersadar dan menggeleng.

"Tidak." Singkat demon bersurai ungu tersebut.

"Bohong!!!" Protes Renjun yang mengundang putaran mata jengah sang demon.

"Ck, sudah tidur lagi sana!" Ketus Donghyuck yang kemudian berniat beranjak dari tempatnya. Namun terhenti saat Renjun lagi-lagi memegang tangannya.

"Temani ya??" Pinta sang monarch dengan tatapan memohonnya.

"Ck, terserah!" Ketus Donghyuck yang kemudian melepaskan pegangan sang monarch, dan kemudian mendudukan dirinya di sofa dekat kasur besar sang monarch berada.

Monarch ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang