diez

6.6K 1K 41
                                    

Jeno terkekeh pelan saat mendapati wajah tertekuk milik sang monarch sedari kelas selesai tadi.

"Tidak perlu menekuk wajahmu begitu. Masih ada kesempatan lain untuk melawan mereka." Ujar Jeno yang membuat Yangyang mendengus.

"Tidak usah memprotes wajahku." Ketus Yangyang dengan wajah sinisnya yang malah terlihat lucu di mata Jeno. Empat belas tahun ia mengabdikan dirinya menjadi serf Yangyang, selama itu juga ia sudah mengetahui sifat dan jalan pikir sang monarch.

Jeno menghentikan langkahnya saat dirinya dan sang monarch sudah berdiri di depan sebuah rumah minimalis yang merupakan tempat sang monarch tinggal.

"Aku harus pergi." Ujar Jeno yang membuat Yangyang menganggukan kepalanya.

"Kau bisa memanggilku ji-..."

"Ck, cerewet. Cepat pergi." Usir Yangyang, yang kemudian beranjak masuk ke dalam rumahnya. Meninggalkan Jeno yang lagi-lagi hanya terkekeh pelan.

Kedua matanya yang senada dengan warna surainya mengikuti langkah sang monarch, hingga akhirnya punggung sang monarch hilang di balik pintu rumahnya. Dengan segera Jeno tersenyum dan menghilang dalam sekejap dari depan rumah Yangyang.



Renjun tidak henti-hentinya mengulas senyum sedari tadi, dan hal tersebut membuat Donghyuck menjadi jengah sendiri.

"Pipimu tidak pegal apa?" Tanya Donghyuck dengan wajah kesalnya.

"Tidak hehe." Jawab Renjun dengan cengiran handalnya.

"Mataku yang pegal!" Sewot Donghyuck yang membuat Renjun mengerucutkan bibirnya kesal.

"Tuan muda." Panggil sebuah suara yang membuat Renjun dan Donghyuck mengalihkan perhatian mereka pada sesosok pria paruh baya yang menggunakan setelah seorang butler.

"Ah, Shin ahjussi." Sahut Renjun dengan senyum ramahnya yang membuat sang pelayan membungkukkan tubuhnya.

"Para maid sudah menyiapkan air hangat untuk anda tuan muda." Sopan kepala pelayan Shin yang diangguki oleh Renjun dan seketika sang pemuda Huang menolehkan kepalanya ke arah sang demon yang tengah mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

"Hyuck." Panggil Renjun yang dibalas dehaman oleh Donghyuck.

"Demon...mandi juga tidak?" Tanya Renjun kelewat polos yang membuat Donghyuck menjatuhkan rahangnya.

"Kau pikir demon apa hah?! Ya iya kami mandi!" Jawab Donghyuck dengan nada sewotnya yang membuat Renjun mengerucutkan bibirnya.

"Aku kan cuman bertanya, kau ini kenapa sih tidak bisa menjawab pertanyaanku dengan santai!" Protes Renjun yang dibalas putaran mata jengah oleh Donghyuck.

"Pertanyaanmu membuatku emosi!" Ketus Donghyuck.

"Kau mau mandi juga?" Tanya Renjun mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa? Kau mau mengajak mandi bersama?" Tanya Donghyuck dengan nada santainya. Ia tidak menyadari bahwa kini sang lawan bicara sudah membulatkan matanya dengan wajah yang semerah tomat.

Plak

Donghyuck membulatkan kedua matanya saat pipinya dihadiahi oleh sebuah tamparan dari sang monarch.

"YAK!! KAU MAU AKU GANTUNG DI ATAS GEDUNG YA PENDEK?!" Teriak Donghyuck dengan wajah emosinya.

"MESUM!!! DAN AKU TIDAK PENDEK!!" Balas Renjun dengan suara merdunya yang seketika membuat Donghyuck kehabisan kata-kata. Bisa-bisanya dia dikatai mesum seperti itu oleh seorang monarch.

Monarch ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang