Matahari sangat terik menyinari kota tersebut, jalanan pun menjadi padat karena banyak orang yang beraktivitas di hari Senin pagi .
Tak terkecuali SMA Pelita Jaya yang sudah memasuki semester baru. Murid kelas dua belas di sibukkan dengan hal hal yang menyangkut perkuliahan, sementara murid kelas sebelas dan sepuluh masih bersantai menikmati masa masa mereka SMA.
"Gila, Jakarta panas banget cuy." Celetuk Winda mengipasi wajah nya yang sudah berkeringat menggunakan topi yang harus nya ia kenakan di kepala.
"Banget gila. Udah tau panas gini masih aja di suruh ngumpul." Sahut Gloria menyetujui ucapan Winda.
Nicole membagikan selembar tissue yang kebetulan berada di saku seragam nya, "Nih tissue, muka kalian udah basah banget."
Baik Winda maupun Gloria bersyukur karena bisa menyeka keringat yang sudah menumpuk di wajah mereka, "Makasih banget Nic," balas Winda terharu, "Lagian gila ni ya kepala sekolah, mau ngasih pidato apaan sampe kita di suruh nunggu disini."
"Tes tes."
Suara dari mic yang berada di depan mereka membuat se gerombolan kelas dua belas itu mendadak senyap. Mereka berbaris kembali dengan rapi dengan arahan beberapa guru di belakang mereka.
"Selamat pagi anak anak." Sapa Kepala Sekolah kepada semua murid yang berkumpul di lapangan.
"Selamat pagi pak."
"Di pagi yang sangat cerah ini, bapak cuma ingin mengucapkan beberapa pesan kepada kalian yang sebentar lagi akan memasuki jenjang perkuliahan."
Gloria menoel Winda yang berada di depan nya. "Gue tebak pasti beberapa pesan itu panjang banget." Winda langsung mengangguk setuju.
Dan benar saja, mereka baru masuk kelas pukul setengah sembilan pagi. Pidato yang di sampaikan kepala sekolah tadi benar benar panjang dan lama, bahkan beberapa sudah ada yang tak kuat dan akhirnya pingsan karena kepanasan.
"Gila," Winda langsung berlari ke depan kipas yang ada di kelas nya, di susul oleh Gloria dan Nicole di belakang nya, "Adem banget bray."
"Geser anjir, gue juga mau kipasan." Protes Gloria ketika badan mungil Winda menghalangi kipas angin.
Winda mendecih melirik sebal Gloria, tapi tetep aja gadis itu bergeser memberi ruang untuk kedua sahabat nya.
Pintu kelas mereka di ketuk, menampilkan Ayden berdiri di ambang pintu dengan dua botol air mineral dingin serta tissue dan kipas mini yang akan ia berikan kepada pacarnya.
Nicole menyunggingkan senyuman nya, lalu menghampiri Ayden dengan berlarian kecil.
"Kamu ngapain kesini?" Tanya Nicole sesampainya di hadapan Ayden.
"Tadi cuaca nya panas banget, aku bawain kamu minum, kipas sama tissue. Kali aja kamu butuh." Ucap Ayden memandangi Nicole yang sedikit pendek dari nya.
"Wah wah, enak banget ya punya pacar," Sahut Winda yang masih berdiri di depan kipas angin kelas, "Mau juga dong pacar."
"Di kasih modelan Bisma nggak mau." Gloria membalas perkataan Winda dengan agak lantang.
Winda memutar malas kedua bola mata nya, "Modelan Bisma gue mah ogah."
Ayden dan Nicole terkekeh pelan, "Oh iya, kamu nggak masuk dulu?" Tanya Nicole sambil mengambil barang barang yang berada di tangan Ayden.
Ayden menggeleng kemudian mengacak pelan rambut Nicole, "Enggak, aku masih mau ngerjain tugas. Aku ke kelas gapapa?"
"Gapapa kok, semangat ya!" Balas Nicole tak lupa memberi semangat kepada sang pacar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oceans & Engines | Yoshi Karina
FanficThis is the last falsetto, I'll ever sing to you my great, lost love.