😈KVIN😈

50 19 67
                                    

× Misi di Mulai ×

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

× Misi di Mulai ×

Semuanya mulai menjalankan tugas misterius dengan serius, bukan hanya demi point untuk masuk ke Antrax, tapi ada juga diantara mereka yang ingin menemukan anggota inti Antrax.

Segila apapun manusia, tetap saja tidak semua manusia selalu gila tentang duniawi yang bersifat sementara ini. Tianna paham hal itu, makanya dia membantu mencari tanpa mengharap imbalan selain yang dijanjikan oleh Dini.

"Baik semuanya, setiap tim akan berpencar. Karena Antrax tidak selalu individu, dan menyongsong tinggi kerja sama. Jika ada yang ingin protes, bisa langsung hadap gue!" teriak Dini mempertegas jati diri sebagai ketua.

Selama di rumah, ia selalu menahan diri untuk tak bersikap buruk, akan sangat kasihan jika anaknya mengikuti jejak sang ibu.

Namun sekarang, Dini adalah seorang ketua anggota geng. Maka dari itu, dia tak perlu berleha-leha kembali di rumah besar yang penghuninya empat orang termasuk anaknya.

"Excuse me, kenapa kakak pasangkan saya dengan ketujuh anggota yang maju tadi? Apakah ada alasan dibalik tim kita?" Tianna menunjukkan raut wajah heran, bukan bermaksud tak menghargai maksud Dini. Namun, Tianna merasa bergabung dengan orang tak berguna hanya akan memperlambat rencananya.

Dini menampilkan senyum lebarnya. "Tentu saja tak ada alasan lain, karena semua tim memiliki keahlian yang berbeda-beda, maka dari itu tim lo yang sempurna, seharusnya lo berterima kasih ke gue."

Jawaban santai yang dilemparkan oleh Dini, tentu membuat syok Tianna, "Kak Dini, saya tahu kakak sudah memberikan saya kewajiban penting ini. Tapi, kalau saya gagal karena ada penghalang di tim, bagaimana bisa saya mendapatkan hadiah dari Kakak?" Celotehnya.

Ketujuh orang yang mendengar hinaan itu tentu marah, bagaimana bisa Tianna men-cap mereka sebagai halangan. Bukankah wanita ini terlalu menyombongkan diri, bahkan Dini juga tak pernah bersikap arogan.

"Cember parit, kalau ngomong pake akal bisa?! Lo pikir semua misteri ini bakal terkuak dengan tangan lo sendiri? Nggak usah memajukan ego kalau hati aja kosong." Kaori memilah kalimat yang sopan, walau dirinya sudah diambang kemarahan.

Semua calon menjaga sikap di hadapan Dini, mereka tidak ingin mendapatkan tatapan tak senang dari sang ketua Antrax. Termasuk, Kaori yang terbiasa mengumpat dan menahan diri di hadapan sang bos.

Reyza mengelus pundak marga Yamamoto itu untuk tenang, "apakah Anda melupakan persyaratan penting untuk menjadi anggota Antrax?"

Tianna tentu menggeleng. Namun, Reyza melayangkan pisau kecil ke arah jantungnya secara mendadak.

Beruntung Tianna menggenggam pisau itu dengan raut wajah penasaran. "What does this mean? You are trying to kill me in front of them all, to be considered a hero?"

ANTRAX {HOT CHOCO NAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang