😈NOVE😈

34 23 52
                                    

x Akhir x

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

x Akhir x

Semua strategi dan taktik yang sudah jadi, membuat Antrax langsung menghubungi anggota keluarga masing-masing, mereka meminta semua keluarga kompak untuk mengikuti prank dengan baik.

"Lo sudah telpon Mami?" tanya Pepet ke Ruru yang sedari tadi meringkuk di sofa.

Bukannya menjawab, Ruru menatap sinis ke Pepet seakan-akan ada kesalahan fatal yang baru saja Pepet lakukan ke Ruru.

"Gue salah apa njer, jangan natap gue kek begitu!" sentak Pepet tak ingin disalahkan tanpa bukti.

Mendapatkan ketidaksukaan itu membuat yang lain ikut bingung, mood Ruru benar-benar tenggelam ke dasar laut, kalau begini seharusnya Kipli dapat menemukan solusi sebelum semakin parah.

Tedy mencoba mendekat ke arah Ruru, takut apabila moodswing Ruru akan merusak rencana yang sudah jadi.

"Why are you pouting so? did Pepet do you wrong?"

"Nggak apa-apa," balas Ruru singkat.

Inimah udah kayak anak perawan ngambek, njir! Batin mereka semua kecuali Axam dan Tianna.

Daripada menunggu Kipli datang, semua anggota Antrax berusaha mencari jalan keluar untuk melancarkan rencana.

"Habis selesai nge-prank, kita makan gelato, gimana?" tawar Tedy.

Ruru hanya menatap Tedy dengan sendu, "oke...," balasnya pelan.

Setelah mendapatkan jawaban itu, Ruru akan diam dan mengikuti rencana dengan lancar. Tedy langsung memberikan peran-peran yang harus dilakukan oleh semuanya, kecuali Dini dan korban prank.

Semua anggota termasuk calon mulai mendengar dengan seksama, sembari memakan cemilan yang ada di meja agar suasana tidak terlalu berat.

"Menurut gue itu bagus, tapi rasanya ada yang kurang." Nico mengeluarkan keluhan tanpa memikirkan strategi yang sudah matang itu.

"Gue setuju sama Kak Nico, kalau hanya dengan cara itu pasti Kak Rico akan membenci kalian lebih dari siapapun," balas Kaori mendukung pendapat Nico.

Semuanya kembali termenung, memikirkan ide yang fantastis untuk tambahnya umur ke Rico, tapi tak ada yang menemukan jawabannya.

Tianna menyikut lengan Axam, "gue rasa nggak perlu diadakan perayaan mewah, gimana kalau dilakukan hanya saat momentumnya pas?" tanyanya ke Axam.

Melihat Tianna yang hanya berbicara dengan Axam, tentu menimbulkan perasaan lucu bagi Axam yang dibisikkan. Bukankah, Tianna juga bisa menyuarakan pendapatnya ke anak-anak lain? Namun, ia malah memilih berbincang dengan Axam.

"Kenapa nggak kasih tau yang lain aja? Siapa tau, mereka setuju dengan pendapat lo," ungkap Axam membiarkan Tianna menyuarakan idenya.

Axam tau, wanita disampingnya ini lebih hebat dibanding wanita yang baru ia kenal, setelah adiknya maka Tianna yang kedua bagi Axam.

ANTRAX {HOT CHOCO NAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang