Ternyata

20.4K 1.8K 52
                                    

BRAK
Lucas menggebrak meja kerjanya dengan keras ketika mendengar kabar bahwa mansion Fiollen diserang, bahkan gadisnya dibawa pergi. "Sialan tidak berguna!" Ia mengambil belati di meja kerjanya dan melempar ke salah satu bodyguard hingga meregang nyawa, mereka langsung gemetar ketakutan.

"Kita pulang sekarang!" Tegas Lucas pada bawahannya, "baik tuan."

"Sayang bertahan...aku bakal nyelametin kamu dan bunuh bajingan itu!" Lirihnya diakhiri dengan geraman marah.

Tidak jauh berbeda dengan Lucas, Gavriel pun emosi dan menembak 10 orang bodyguard di depannya. Ia menangis histeris sembari menyalahkan dirinya sendiri.
"Maaf sayang maaf, ini salah aku! Aku gak becus jagain kamu aku terlalu sibuk ngurusin kertas-kertas sialan ini! Maaf sayang bertahan hikss.."

"GUE BAKAL BUNUH LO SIALAN!"

Disisi lain, Dareen yang belum mendengar kabar tersebut sedang fokus mengerjakan berkas-berkas perusahaannya.

"Tuan ada ka-" Dareen mengangkat tangannya bermaksud agar Alex berhenti berbicara. "Jangan menggangguku Lex, pekerjaan ini harus cepat selesai aku tak sabar bertemu dengan gadisku." Ucapnya dengan bibir tersungging.

"Tapi tuan ini sangat penting-" Dareen menatap tajam Alex, "seberapa penting itu hingga kau terus mengangguku" tajamnya.

"Tuan mansion diserang dan nyonya...dibawa pergi!" Ucap Alex sambil menunduk, ia takut melihat reaksi Dareen.

"Tidak mungkin! Gadisku sangat pintar. Kita juga sudah menempatkan bodyguard lebih dari 50 orang!" Ucap Dareen mencoba mengelak kabar tersebut. "Sayangku pasti sedang di kamarnya" batinnya berusaha positif.

"Tuan kabar ini memang benar, tuan Lucas dan tuan Gavriel pun sudah bergegas pulang."

"Bedebah sialan! Aku akan membantai keluarganya!" Desis Dareen diselingi serigaian kejam. Dibandingkan ketiga kekasih Edrea, Dareen lah yang paling bisa mengontrol emosi namun tindakannya tidak bisa ditebak.

*****

Eunghh
Edrea mengerang ketika bangun dan merasakan kepalanya berdenyut, "siapa yang bawa gue kesini?" Batin Edrea bertanya. Kamarnya begitu mewah dan tercium wangi maskulin. Tunggu..ia merasa hapal dengan wangi ini.

"Sist gue diculik?" Tanya Edrea pada sistem, "ya benar tuan, seorang pria menyerang mansion Anda dan menancapkan suntikan hingga Anda tak sadarkan diri" terang sistem.

"Shit berani banget tuh orang nyari masalah sama gue!" Geramnya emosi.

"Anda mau berteleportasi tuan?" Edrea berpikir sejenak, jika ia pergi berteleportasi ia tidak bisa tahu motif pria tersebut. "Ah nggak deh sist, gue mau bermain-main dulu" ucapnya dengan tersenyum miring.

"By the way lo tau siapa dalang semua ini?" Tanya Edrea, "tentu tuan, dia satu sekolah dengan Anda."

"Satu sekolah? Siapa Nicholas?" Tanya Edrea mengernyit. "Bukan tuan, tapi-"

Cklek
Ucapan sistem terpotong karena seorang pria memasuki kamar tersebut. Edrea terbelalak ia tidak menyangka dengan pria di depannya.

"Tidurmu nyenyak baby?" Pria tersebut bertanya sambil mengusap pipi Edrea. Edrea langsung menepis kasar lengan tersebut.

"Kenapa lo lakuin ini?!" Teriaknya marah, "jangan berteriak baby nanti tenggorokanmu sakit hmm" ucapnya lembut dengan senyum manis. Jika siswi ZHS melihat pemandangan tersebut sudah dipastikan mereka akan berteriak histeris. Namun tidak bagi Edrea.

"Tcihh jangan sentuh gue!" Decih Edrea, ia merasa jijik pada pria di depannya.

Pria tersebut menatap Edrea dengan lirih namun berganti menjadi emosi. Tanpa di duga ia menjambak rambut Edrea dengan kencang. "Shh brengsek lo!" Ucapnya dan menendang kaki pria tersebut.

TRANSMIGRASI EDREA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang