Pertemuan

64 6 0
                                    

Sena yg baru saja selesai bekerja bergegas menuju halte bus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sena yg baru saja selesai bekerja bergegas menuju halte bus. Jam menunjukkan pukul 5 sore yg artinya jadwal keberangkatan terakhir di hari itu. Meski jarak rumahnya dengan tempat kerja tidak terlalu jauh, namun alangkah baik nya jika dia pulang naik bus. Jika dia berjalan kaki, mungkin lelahnya akan bertambah dua kali lipat.

Sesampainya di halte, Sena mendudukkan dirinya lalu melirik arlojinya sekilas. Dengan nafas yg masih belum beraturan ia  menyandarkan punggung sempit nya di bangku halte.

"Semoga masih ada bus yg tersisa." gumamnya sambil menyeka keringatnya.

Sampai akhirnya, ada sesuatu yg menarik perhatian Sena. Diseberang jalan tepat di hadapannya ada dua orang pria dewasa yg sedang bersenda gurau. Salah satu pria itu berbadan kekar, berambut hitam, serta bibir yg berwarna cherry sedangkan pria yg lain terlihat sangat anggun dengan rambut yg hitam dan agak panjang serta bertubuh kurus. Mereka berdua bercanda gurau serta melempar tawa seakan dunia terasa hanya milik mereka berdua. Sena tampak sedikit heran, apakah benar persahabatan pria bisa sedekat itu?

Saat sampai di hadapan nya, pria yg bertubuh ramping melihat kearahnya. Sena yg merasa kepergok lalu mengalihkan pandangan nya secepat mungkin. Pria yg bertubuh tegap pun dengan posesif merangkul pinggang pria ramping itu agar segera berjalan di sampingnya.

"Hey tuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey tuan. Aku tidak akan mengambil apa yg menjadi milikmu itu." gerutu Sena saat kedua pria itu telah menjauh.

Beberapa menit kemudian, bus terakhir pun datang. Sena yg sudah berada dalam bus duduk di paling belakang. Hari ini cafe tempat Sena bekerja sangat ramai jadi hari ini sungguh melelahkan baginya. Diperjalanan pulang, dia masih ingat jelas bagaimana pasangan pria tadi melihatnya dengan aneh.

"Apakah aku terlihat menyedihkan? Huaa aku lelah sekali. Untungnya besok aku libur, jadi aku bisa tidur seharian." gumam Sena

Sena pun sampai di rumah. Saat masuk kerumah, ia melihat ibu dan ayahnya sedang menonton acara Tv.

"Aku pulang,"-Sena

"Hay nak, ayo duduk dulu. Ada yg ingin ayah bicarakan."

Setelah melepas sepatunya, Sena duduk di sebelah sang ibu. Memeluk ibunya sambil melepas lelah.

"Besok kau ada acara?"

"Tidak. Ada apa yah? "-Sena

"Ayah diundang untuk makan malam bersama teman ayah. Kita semua akan datang."

"Hm? Aku juga?"-Sena

"Tentu saja sen, pakailah baju yg bagus. Ibu akan mendandani mu agar terlihat cantik."

"Memangnya ada acara apa bu?"-Sena

"Ikut saja. Besok kau akan tahu."

Sena pun hanya mengangguk lalu pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

...............................

"Darimana saja kau, Jeonghan?"

"Bukan urusan mu."-Jeonghan

"Aku ini ayahmu, aku berhak tau kau darimana."

"Sudah suamiku, biar aku saja yg mengurusnya."

Tanpa melihat sang ayah, Jeonghan pergi ke kamarnya diikuti oleh sang ibu.

"Nak, kau tidak boleh seperti itu kepada ayahmu."

"Memangnya dia pernah peduli apa kepadaku?"-Jeonghan

"Dengar nak, hubungan sesama jenis tidak akan bertahan. Di dunia ini ada pria dan wanita yg sudah ditakdirkan untuk bersama. Selain kebahagiaan, tujuan lain pernikahan adalah meneruskan keturunan."

"Ibu, apa kau tidak bosan mengulang topik yg sama setiap hari? Tolong, biarkan aku bahagia dengan caraku."-Jeonghan

"Apa kau menyayangi ibu nak?"

Jeonghan kembali menghela nafas lalu menatao ibunya. Seorang wanita yg sudah beruban dan sedikit keriput membuat hatinya sedikit teriris.

"Aku sangat menyayangimu."-Jeonghan

"Terimakasih karena kau telah mengatakan itu. Istirahatlah, besok malam akan ada tamu. Tolong, berkerjasama lah kali ini."

Jeonghan pun mengangguk lalu membiarkan ibunya mengecup kening nya. Ibu nya pun tersenyum lalu keluar dari kamar Jeonghan.

"Cuma makan malam kan, sebaiknya aku mengabari Scoups agar dia tidak salah paham." guman Jeonghan seraya mengambil ponselnya.

.......................

Malam pun datang. Sena dan kedua orang tuanya sudah sampai di sebuah rumah. Rumah yg tidak terlalu kecil, namun tidak terlalu besar. Sena menggunakan dress selutut berwarna cream serta rambut yg sudah di tata rapi oleh sang ibu. Ayahnya menekan bel rumah. Tak berselang lama, muncul seorang wanita paruh baya dengan rambut putih nya.

"Akhirnya kalian sudah sampai. Ayo, silahkan masuk. Kalian sudah ditunggu."

Sena yg berada di belakang kedua orang tua nya terlihat bingung. Siapa yg menunggu mereka.

Sesampainya di ruang makan Sena melihat seorang pria yg terlihat seumuran dengan ayahnya. Pria itu tersenyum lalu bersalaman dengan sang ayah.

"Duduklah, sebentar lagi anak ku akan datang."

Pria itu mempersilahkan Sena dan keluarganya untuk duduk. Mereka semua berhadapan, namun di seberang Sena hanya ada kursi kosong.

Beberapa saat kemudian, seorang pria dengan setelan hitam rapi datang lalu duduk di seberang Sena. Sena tersentak begitu pula dengan pria itu. Pria itu adalah pria ia lihat di halte kemarin yg bercanda gurau bersama teman pria nya.

"Perkenalkan, ini anak ku Jeonghan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perkenalkan, ini anak ku Jeonghan."

Ayah Jeonghan memperkenalkan anaknya kepada keluarga Sena. Sena jadi semakin bingung, apa yg sebenarnya terjadi.

"Apa yg sebenarnya terjadi disini?" akhirnya Sena membuka suaranya.

"Nak Sena, sebaiknya kita makan dulu. Setelah itu, mari kita bahas satu persatu." kata wanita yg duduk di sebelah ayah Jeonghan.

Sena pun melihat Jeonghan yg saat ini menatapnya tajam. Sena yakin, pria yg ada di depan nya ini pasti masih mengingat dirinya. Pria itu menarik nafas kasar lalu mengalihkan pandangan nya.

"Aku akui dia tampan. Tapi jaman sekarang, yg tampan hanya dimiliki oleh yg tampan. Aku benar kan?" batin Sena.

"Aku yakin wanita ini adalah wanita yg kulihat di halte. Dia yg menatap ku dengan Scoups saat itu. Dia cantik, tapi sayang aku tidak tertarik dengannya." batin Jeonghan..

Back to StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang