Tentang Jeonghan

19 3 0
                                    

Sena keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepalanya. Saat ia melirik Jun dan Wonwoo, Sena menjadi panik karena kedua sepupunya itu tengah menggeledah isi ponselnya.

"Woi woi.... Ini privasi gue!" Sentak Sena sambil merebut handphonenya.

"Lu dijodohin sama siapa? Scoups, Jeonghan atau Joshua?"-Wonwoo

Sena terdiam. Bagaimana mereka tau nama nama itu? Siapa Joshua? Apakah mereka melihat foto feed Jeonghan yg Sena buka?

"Gue dijodohin sama Jeonghan."-Sena

Jun menggeleng pelan lalu bertepuk tangan. Sementara Wonwoo, ia kembali melanjutkan game nya.

"Bentar, darimana kalian tahu mereka?"-Sena

"Mereka bertiga senior kita dulu waktu SMA. Scoups dan Jeonghan sangat dekat waktu itu. Jangan jangan mereka belok, ya kan nu?"-Jun

"Ember..."-Sena

Jun yg awalnya posisi rebahan langsung duduk di depan Sena. Sena yg duduk di atas kasur memutar matanya malas melihat reaksi Jun.

"Jadi beneran? Lah, jadi lu udah tau?"-Jun

"Ya tau gue. Kemarin gue di ajak ke acara mereka berdua lagi. Rasanya tuh kayak gue yg jadi nyamuk nya."-Sena

Wonwoo yg sudah menamatkan game nya beralih fokus ke Sena.

"Jadi gimana?"-Wonwoo

"Apanya yg gimana?"-Sena

"Ibu sama Ayah lu tau kalau Jeonghan gay?"-Wonwoo

"Ya kagak lah."-Sena

Jun dan Wonwoo saling bertatapan. Bagaimana bisa Sena menerima perjodohan ini.

"Ini tu juga jadi alasan biar gue bisa keluar dari rumah selain buat kerja. Kalian tau sendiri kan, gue anak pingit jadi susah banget buat sekedar nyari angin. Dengan adanya Jeonghan, gue bisa bebas kemana pun. Jadi sementara hubungan gue nih simbiosis mutualisme."-Sena

"Jadi dia bisa pacaran sama cowoknya, na lu bisa keluar rumah dengan bebas. Gitu maksud lu?"-Jun

Sena mengangguk lalu berjalan menuju meja rias nya. Ia duduk sambil melihat wajahnya di cermin.

"Sena, apa lu tertarik sama Jeonghan?"-Wonwoo

Sena kembali terdiam. Wajar jika seorang wanita yg bertemu dengan pria setampan dan semanis Jeonghan pasti langsung tertarik. Namun, sangat di sayangkan karena Jeonghan tidak menyukai wanita.

"Lu bisa aja nolak kan dari awal, atau setelah jalan berapa minggu lu bisa batalin."-Wonwoo

"Ada masalah lain. Orang tua Jeonghan tau anak nya gay. Ibu nya minta tolong ke gue buat menyadarkan anak nya."-Sena

Jun kembali kaget dengan matanya yg membulat dan mulut menganga. Wonwoo menggeleng pelan karena kehabisan kata kata.

"Sena, itu agak susah sih menurut gue. Semenjak SMA Scoups dan Jeonghan udah deket banget. Gue juga gak nyangka mereka masih seperti itu hingga sekarang."-Jun

"Ya kalau gitu, bantuin gue dong nyari solusi nya."-Sena

"Lu mau bantuin orang tua Jeonghan apa diri lu sendiri?"-Wonwoo

Butuh beberapa menit agar Sena memahami isi hati dan pikiran nya. Hatinya ingin sekali membantu orang tua Jeonghan. Setidaknya Sena merasa menjadi orang baik jika bisa menolong sesama. Namun disisi lain, dia juga takut. Takut jika dirinya akan menjadi orang yg paling tersakiti. Dia juga memiliki orang tua yg sudah membesarkannya hingga saat ini. Sena juga ingin orang tuanya bangga kepadanya.

"Gue..gue mau bantu Jeonghan agar dia sadar. Demi orang tua dia dan orang tua gue. Kapan lagi gue bisa bikin ortu gue bahagia kan?" Jawab Sena.

Jun tersenyum mendengar perkataan Sena. Wonwoo juga ikut tersenyum sambil menghela nafas pelan.

"Kalau begitu, kita akan bantuin lu."-Wonwoo

"Serius?"-Sena

"Dua rius malah."-Jun

"Tapi ada ketakutan lain di hati gue sekarang. Gua takut, kedepan nya gue pihak yg paling tersakiti."-Sena

"Lu gak bakalan sakit kalau di masa depan nanti kalian saling mencintai. Bener kan?"-Wonwoo

"Tepat. Jadi, kita harus bikin sisi pria Jeonghan bangkit."-Jun

"Caranya?"-Sena

Saat Jun ingin memberi jawaban, ponsel Sena berdering.

"Eh eh Jeonghan. Lu berdua diem dulu oke?"-Sena

Kedua pemuda itu mengangguk. Sena pun kembali duduk di bawah berhadapan dengan kedua sepupunya itu.

"Halo, ada apa?"

"Malam minggu ini? Bisa bisa."

"Ok see you"

Sena memutuskan panggilan nya. Jun dan Wonwoo penasaran apa yg terjadi di malam minggu ini.

"Jeonghan ngajak gue ikut reuni SMA. Katanya yg ikut beberapa angkatan."-Sena

Jun mengambil ponselnya lalu mengecek grup alumni. Ternyata angkatan nya juga ikut dalam acara reuni malam minggu ini.

"Nah, pas banget. Angkatan gue juga ikut reuni. Jadi, gue sama Wonwoo akan atur saat itu. Sebelum lu bertindak, gue akan pastiin dulu. Apa si Jeonghan ini ada kepikiran sama lu atau gak. Walau kepikiran sedikit, setidaknya hal yg kecil itu bisa kita buat besar."-Jun

"Maksud lu apaan sih?"-Wonwoo

"Udah, lu berdua tinggal jalan aja. Gue yg atur."-Jun

Sena masih bingung. Apa yg akan Jun lakukan di malam minggu nanti. Tapi setidaknya di acara itu, ia tidak sendiri karena kedua sepupunya itu juga ikut dalam acara reuni.

"Weh weh gawat gawat!!!"-Sena

"Apaan? Apa?"-Jun

"Dompet gue, dompet gue ilang. Duhh gimana nih?"-Sena

"Panik banget lu. Toh kalau diliat liat tu dompet kagak ada duitnya jugaan."-Wonwoo

"Eh jangan asal ngomong lu ye. Itu ada surat surat motor, sim sama ktp. Lu tau sendiri kan bikin ktp tuh susah di jaman sekarang. Duh, gimana nih?"-Sena

Ting tong

Bel rumah berbunyi. Karena dirumah hanya ada Sena dan kedua sepupunya, Sena bergegas menuju pintu. Sena membuka pintu sambil melihat ke arah lain jadi dia mulai bertanya tanpa melihat siapa yg datang.

"Halo, dengan siap..."

"Hay,, kau masih mengingatku?"

"Hay,, kau masih mengingatku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Back to StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang