Dilema

26 5 0
                                    

"Aku sudah selesai."-Jeonghan

Jeonghan pun bangun dari kursi. Ia melirik ibunya sebentar. Ibunya pun  hanya menggeleng lalu Jeonghan duduk kembali.

"Sepertinya kita harus umumkan sekarang." kata Ayah Jeonghan

"Jeonghan, kau akan kujodohkan dengan anak teman ku. Wanita yg ku jodohkan dengan mu adalah Sena." kata Ayah Jeonghan

"APA??!!"

Jeonghan dan Sena berteriak bersamaan. Ini benar benar diluar dugaan mereka. Mereka berdua saling menatap dengan tajam tanda tak terima.

"Ayah, kenapa kau tidak bilang kalau aku akan dijodohkan?"-Sena

"Kalau aku mengatakan nya kau pasti akan menolaknya kan. Tenanglah, Jeonghan adalah pria baik." kata ayah Sena

Jeonghan hanya terdiam. Bagaimana bisa orang tuanya merencanakan ini tanpa memberitahunya lebih dulu. Jeonghan yakin ini merupakan rencana ayahnya agar ia menyukai wanita.

"Kau tidak tahu, dia itu adalah penyuka sesama jenis. Bagaimana kau bisa menganggap itu hal baik ayah?" kata Sena dalam hati

"Berpikir positiflah Jeonghan, bukankah ini bagus? Jika kau menerima nya kau bisa bersama Scoups tanpa harus takut ketahuan. Kau bisa memanfaatkan Sena. Iyaiya, kau pintar Jeonghan." batin Jeonghan

"Aku setuju."-Jeonghan

Sena kaget lalu dengan cepat melihat Jeonghan. Jujur, melihat muka nya saja Sena merasa sangat aneh. Bagaimana bisa dia hidup bersama dengan pria homo ini?

"Kau serius? Ah syukurlah." kata ibu Jeonghan

"Sena, cobalah saling mengenal dengan Jeonghan. Jika cocok mari kita lanjutkan. Apa kau bersedia?" kata ibu Sena

Sena menggeleng tanda menolak. Jeonghan yg melihat itu akhirnya melancarkan aksinya agar Sena juga menyetujui perjodohan ini. Ia menarik serta memegang tangan Sena. Jeonghan berusaha tersenyum ikhlas agar Sena sedikit luluh kepadanya.

"Sena, mari kita coba."-Jeonghan

Sena rasanya ingin muntah mendengar perkataan pria yg ada di depan nya saat ini. Sena yakin Jeonghan pasti memiliki rencana di balik senyum nya itu.

Kedua orang tua Jeonghan dan Sena sangat lega melihat interaksi antara kedua anak mereka. Mereka yakin, tak lama lagi anak mereka pasti akan saling jatuh cinta.

"Mari kita bicara di taman belakang." ajak Jeonghan

Tanpa mendengar jawaban Sena, Jeonghan langsung menarik Sena agar ikut bersama nya ke taman belakang rumah. Sesampainya disana, Sena menarik tangan nya dari tangan Jeonghan.

"Apa mau mu? Kenapa kau menyetujui perjodohan ini?"-Sena

"Aku, aku butuh bantuan mu."-Jeonghan

"Bantuan?"-Sena

"Hanya kau yg bisa membantuku."-Jeonghan

"Tunggu, tunggu sebentar. Kau masih mengingat ku bukan?"-Sena

"Tentu saja, kau wanita yg kulihat di halte kan saat aku berdua dengan Scoups?"-Jeonghan

Sena menatap Jeonghan heran. Dia jadi semakin bingung apa yg sebenarnya Jeonghan inginkan.

"Aku seorang penyuka sesama jenis. Scoups itu adalah pacarku."-Jeonghan

Sena tidak kaget karena melihat gerak gerik Jeonghan sudah sangat jelas kalau ia adalah pria yg memiliki kelainan seksual. Bisa dilihat dari wajahnya yg terawat bahkan terlihat cantik dan tampan di waktu yg bersamaan.

"Jadi, apa maumu?"-Sena

"Aku akan menggunakan mu sebagai alasan ku agar bisa keluar dari rumah ini dengan aman. Sebagai gantinya aku tidak akan mengusik hidupmu. Bagaimana?"-Jeonghan

Jujur saja, Sena sedikit tertarik dengan ajakan Jeonghan. Dengan bersama Jeonghan, Sena juga bisa melakukan hal yg tidak bisa dia lakukan karena orang tua nya pasti memberinya sejuta pertanyaan sebelum akhirnya tetap melarang Sena. Siapa tau dia bisa menemukan pria yg masih normal.

"Hm baiklah, aku setuju."

Jeonghan sangat senang lalu memeluk Sena. Sena pun membalas pelukan Jeonghan. Setelah melepas pelukannya, Jeonghan kembali memegang kedua tangan Sena.

"Apa apa lagi?"-Sena

"Kita harus terlihat meyakinkan agar orang tua ku tidak curiga."-Jeonghan

Mereka berdua pun kembali ke meja makan. Membereskan semua piring dan sisa makanan bersama.

"Sena, bolehkan ibu bicara dengan mu?" kata ibu Jeonghan yg tiba tiba berada di belakang Sena

"Tentu, tentu saja."

Selesai membereskan meja, Sena datang ke sebuah kamar. Dia di sambut oleh wanita paruh baya itu lalu mengajaknya duduk di kasur. Sena melihat beberapa foto yg terpajang di kamar itu. Seorang anak laki laki yg terlihat sangat menggemaskan. Serta pria yg memakai toga serta sebuat piala di tangan nya.

"Sena, terimakasih karena kau menerima perjodohan ini. Sebenarnya ada hal lain yg ingin ibu bicarakan kepadamu."

"Katakan saja bu,"-Sena

"Jeonghan memiliki kelainan seksual. Dia menyukai pria. Apa tadi Jeonghan membicarakan itu?"

Sena hanya diam karena bingung apa yg harus ia katakan.

"Kami melakukan perjodohan ini agar Jeonghan bisa kembali ke jalan yg benar."

Sena semakin menunduk. Pikiran nya mulai kalut. Ternyata kedua orang tua Jeonghan sudah mengetahui keadaan anaknya.

"Sena, tolong bantu ibu"

"Apa yg bisa saya bantu?"-Sena

"Tolong ajak Jeonghan pulang."

Sena jelas tahu apa yg dimaksud oleh ibu Jeonghan. Ia ingin anak menyukai wanita seperti pria normal lain nya.

"Saya akan berusaha. Berikan saya waktu untuk meyakinkan Jeonghan."

Sena sungguh tidak tega melihat keadaan ibu Jeonghan. Wanita itu terlihat putus asa. Sena merasa sangat kasihan melihat seorang ibu tengah memohon bantuannya. Akhirnya ia putuskan untuk membantu ibu Jeonghan walau ia tidak tahu caranya.
"Terimakasih. Ibu percaya padamu."

Back to StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang