Mutualisme

19 3 0
                                    

*yg terjadi di backstage sebelum Joshua menemui Sena...

"Hari ini menyenangkan bukan?"-Joshua

"Tentu saja. Hari yg menyenangkan."-Scoups

"Jeonghan kemana?"-Joshua

"Dia sedang pergi ke toilet."-Scoups

"Aku ingin bicara denganmu."-Joshua

Scoups membenarkan posisi duduk nya agar bisa mendengarkan Joshua.

"Aku menyukai Sena, calon istri Jeonghan."-Joshua

"Sangat jelas terlihat di matamu. Langsung saja ke intinya."-Scoups

Joshua bangun lalu mendekati Scoups. Perlahan ia merangkul lalu berbisik di telinga sahabatnya.

"Aku dari awal jelas menentang hubungan kalian. Tapi untuk saat ini aku ingin kita bekerja sama."-Joshua

Scoups terdiam. Dia jelas tahu kalau kerja sama yg di maksud Joshua. Namun Scoups kembali tersenyum dan melepas rangkulan Joshua.

"Biarkan aku melakukan nya dengan caraku. Lakukan saja apa yg ingin kau lakukan."-Scoups

"Baiklah. Aku yakin kau tidak akan tinggal diam."-Joshua

Setelah percakapan singkat itu, Joshua pergi dari backstage untuk menemui Sena.

*Flashback end...

..................................................

"Kau yakin ini nomor milik Scoups?"-Wonwoo

"Kalau bukan dia siapa lagi kan."-Jun

"Lebih baik kita selidiki saja dulu. Yg penting sekarang kita tenangkan Sena."-Joshua

Sena masih terdiam dalam posisinya. Matanya masih sembab serta wajah sedikit berantakan.

"Ini baru awal Sen, lu harus berjuang lebih keras kalau mau mendapatkan hati Jeonghan. Mengubah nya kembali menjadi straight memang sedikit susah jika pasangan nya posesif."-Jun

"Jadi, Sena ingin mengubah Jeonghan? Karena apa? Apa dia menyukai Jeonghan?" Batin Joshua.

"Jun bener Sen. Tapi tenang aja, kita akan bantu lu."-Wonwoo

Sena pun melihat kedua saudaranya lalu kembali menangis.

"Thanks udah selalu ada disisi gue."-Sena

Joshua hanya melihat pemandangan itu. Dimana Sena terlihat tampak kembali bersemangat ketika kedua pemuda itu mendukungnya.

"Baiklah kalau begitu aku pamit pulang."-Joshua

"Shua...."

Sena memanggil Joshua. Seketika Joshua membalik badannya.

"Iya Sen?"-Joshua

"Thanks ya...hati hati di jalan."-Sena

Hatinya begitu teriris. Cintanya bahkan belum tersampaikan namun ia sudah tahu jawaban apa yg akan dia dengar. Joshua hanya tersenyum lalu keluar dari kamar Sena.

"Sen,,,lu sadar sesuatu gak?"-Jun

"Apa?"-Sena

"Kayaknya Joshua suka deh sama lu."-Jun

"Yee mana ada."-Sena

"Lu emang gak peka dari dulu."-Wonwoo

"Lu tau, dia bela belain nunggu lu disini sama kita."-Jun

"Ya cuma itu aja kan?"-Sena

"Cuma itu maksud lu? Haduh...heran gue."-Jun

"Udah Jun, orang dia nya suka Jeonghan. Seberapapun perjuangan Joshua, kayaknya bakal gak diliat sama dia."-Wonwoo

Sena hanya diam dan kembali berkutat dengan pikiran nya. Sena hanya menganggap hal seperti itu hal biasa. Lagipula sebelum kejadian, Joshua memang terlibat. Jadi dia pikir, Joshua ingin memperbaiki keadaan dengan datang ke rumah.

...,...................

"Ngapain lu kesini?"-Jeonghan

Bug....

Joshua memukul tepat di pipi kanan Jeonghan. Jeonghan tersungkur dan menabrak tembok. Darah segar pun keluar dari mulutnya.

"Tega banget lu ninggalin Sena semalaman. Lu maunya apa ha?!"-Jeonghan

Jeonghan berusaha berdiri lalu mengusap sedikit darah di ujung bibirnya.

"Gue...gue gak tahu."-Jeonghan

Joshua yg semakin emosi menarik kerah baju Jeonghan. Ia mencengkram sangat kuat hingga membuat Jeonghan sedikit sesak.

"Lu harus pilih, Scoups atau Sena?! Jawab sekarang!!!"-Joshua

"Gue gak tahu Josh!!!"-Jeonghan

Jeonghan menghempas kan tangan Joshua lalu membalas pukulan sahabatnya itu. Joshua hanya mundur beberapa langkah lalu kembali menatap Jeonghan.

"Han...mau sampai kapan lu kayak gini? Lu gak kasian liat Sena kayak gitu? Lu gak tau kan kenapa Sena menangis?"-Jeonghan

"Iya. Gue gak tahu!!!"-Jeonghan

"Kalau lu mau jujur, gue akan mundur demi lu. Lu mulai suka kan sama Sena?!"-Joshua

"Gue gak tau josh, gue gak tahu..."-Jeonghan

Jeonghan berlutut tepat di hadapan Joshua. Ia menunduk dan menangis frustasi. Sejujurnya, Jeonghan tidak ingin kehilangan mereka berdua. Scoups yg selalu ada, sedangkan Sena adalah wanita yg selama ini selalu berada di sisinya.

"Lu harus segera putusin, atau gue akan mengambil Sena dengan segala cara. Denger itu baik baik!"-Joshua

Joshua meninggalkan Jeonghan di taman itu. Taman yg selalu mereka bertiga datangi ketika hidup seakan tersisa hari ini saja. Setelah kepergian Joshua, Jeonghan duduk di atas rumput sambil melihat langit. Langit yg biru cerah, tanpa awan sedikitpun.

"Tunggu, memangnya apa yg terjadi? Apa yg membuat Sena menangis? Gue  harus temui Sena."

Jeonghan pun bersiap ingin kembali kerumah Sena. Baru saja berdiri, tiba tiba ada sepasang tangan memeluk pinggangnya.

"Aku tahu, kau pasti ada disini."-Scoups

Jeonghan perlahan melepas tangan Scoups. Ia pun menatap pria itu sambil menghela nafas pelan.

"Jadi Scoups aku harus..."

"Hey, kenapa pipimu? Bibir mu juga? Siapa yg melakukan ini padamu?"

"Ini tidak penting. Aku harus pergi sekarang."

"Kau mau kemana? Aku akan mengantarmu."

"Aku mau pergi kerumah Sena."

Deg....

Jantung Scoups seakan berdetak sangat kencang mendengar nama Sena terucap di bibir Jeonghan.

"Tidak. Kau tidak boleh menemui nya! Aku ini pacarmu han."

"Iya, aku tahu. Tapi, Sena calon istriku."

"Calon istri? Sejak kapan kau menganggap wanita itu sebagai calon istrimu?!"

"Scoups, aku memang menyayangi mu. Kita sudah bersama dalam waktu yg tidak singkat. Namun ingatlah, kebersamaan kita hanya sebagai sahabat."

"Jadi maksudmu kau..."

"Aku perlu waktu. Aku harus meyakinkan diriku. Tolong, tinggalkan aku sendiri untuk beberapa hari hingga aku menemukan jawaban nya. Kau bersedia kan?"

"Tapi han..."

"Baiklah, aku harus pergi. Terimakasih kau sudah datang kesini untuk bertemu denganku."

Jeonghan menepuk bahu Scoups lalu segera pergi kerumah Sena. Disisi lain, Scoups terduduk lemas sambil melihat rumput taman.

"Apakah ini akhir dari hubungan ku dengan Jeonghan? Atau ini hanya mimpi?" Gumam Scoups.

Back to StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang