bab 24

10 3 0
                                    

Happy reading 💐

Mereka bertiga pun melanjutkan penyelidikan mengenai kasus pencabulan terhadap murid perempuan di silhouette high school.

"Gimana kita nyari siapa pemilik suara itu Rei?" Tanya Danish pada Kirei. Masalah nya sekolah ini luas, dan banyak orang, gimana bisa kalau harus mengecek satu per satu orang di sekolah ini, hal itu hanya akan memakan waktu lama.

"Hanya ada satu tempat yang perlu kita datangi. Ruang keamanan, karena gue dapetin rekaman ini dari sana"

Tanpa basa-basi lagi mereka bertiga langsung berjalan menuju ruang keamanan. Sesampainya di sana mereka memilih bersembunyi di balik dinding koridor terlebih dahulu.

"Gimana caranya kita bisa masuk ke sana?"

"Kita hanya perlu mencari alasan biar bisa masuk ke sana" ujar Abe menjawab pertanyaan Danish, sejenak dia terdiam tengah memikirkan sesuatu. Kirei sedari tadi hanya memperhatikan interaksi mereka berdua, sesekali dia mengecek situasi di sekitarnya.

"Gue ada ide" refleks Kirei dan Danish menatap ke arah Abe setelah mendengar perkataannya. Abe memberi isyarat untuk keduanya agar mendekat. Mereka berdua menurut dan mulai melangkah lebih dekat dengan Abe.

Abe membisikkan sesuatu pada mereka, dia menjelaskan mengenai rencana agar bisa masuk ke sana. Mereka mengangguk setuju mendengar rencana yang di jelaskan oleh Abe.

"Gue percayain ini ke lo Danish"

Danish dengan mantap berjalan memasuki ruang keamanan. Sebelum masuk dia merilekskan tubuh dengan menarik nafas dalam-dalam. Dia berharap semoga dia tidak melakukan kesalahan sedikit pun.

"Permisi pak" Danish mulai memasuki ruangan tersebut. Terlihat seorang pria dengan seragam hitam, rambut tertata rapi, yang tengah duduk menoleh ke arahnya.

Pria itu menatap Danish sembari mengernyit heran. Ada apa seorang ketua osis mendatangi ruang keamanan?

"Ada masalah apa sampai kau datang kemari?"

"Begini pak, saya di perintahkan Miss Katherina untuk mengambil kunci cadangan ruangan pak kepsek, karena id card milik pak kepsek tidak bisa di akses"

Danish berusaha tetap terlihat setenang mungkin sembari menajamkan indera pendengarannya dan ingatannya. Pria di hadapannya ini suaranya sama sekali tidak mirip dengan suara itu, apa yang harus dia lakukan?

"Baiklah tunggu sebentar" pria itu mulai membuka sebuah lemari kecil di sisi kanannya, dia mencari-cari kunci cadangan yang di maksud oleh Danish tadi.

Danish melihat kesekeliling ruangan, dia memperhatikan hal sekecil apapun di ruangan ini, berharap mendapatkan petunjuk. Hingga seorang pria yang terbilang cukup muda keluar dari toilet yang ada di ruangan itu. Danish menatap pria itu sejenak lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Pak samsul, jam kerja saya sudah selesai ya, saya mau pamit balik ke kamar saya, udah pegel banget nih, kerja seharian" suara itu?!!! Suaranya mirip seperti yang ada di rekaman milik Kirei.

Danish menoleh ke arah pria itu, begitupun dengan dia. Mereka saling pandang seperkian detik, lalu pria itu tersenyum ramah ke arah Danish yang juga di balas senyuman ramah oleh Danish.

"Hei nak, ini kuncinya, setelah selesai kembalikan lagi kemari" Danish hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu menyapa pria yang dia rasa suaranya mirip dengan pelaku itu. Dia hanya ingin memastikan bahwa dugaannya benar.

"Mari pak"

"Ohh iyaa"

Danish sedikit memperlambat jalannya, dia semakin menajamkan indera pendengarannya, dia berusaha mengingat dengan jelas. Suara pria itu sangat mirip.

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang