pt. 1

1.6K 164 2
                                    

24 Agustus 2022

Hidup kadang tidak seperti yang kita bayangkan, jangan terlalu berharap pada masa depan kalau kamu tidak memiliki latar yang pasti tersemat di belakang nama. Terlahir yatim piatu dan tinggal di panti asuhan selama enam tahun menjadikan Rose anak yang lebih mandiri dan giat.

Bekerja keras lah yang membawa Rose sampai di kehidupannya sekarang, meskipun dia dibantu oleh keluarga kaya yang tentunya namanya begitu diagung-agungkan oleh banyak masyarakat di Korea.

Roseanne Park. Gadis remaja yang kini tinggal di rumah presdir pemilik hotel termahal di Korea yang tersebar di beberapa daerah. Dia hidup sebagai asisten rumah tangga sekaligus teman baik putri sulung sang presdir bernama Sejeong Kim.

Keluarga ini adalah keluarga kaya yang memiliki banyak saham di beberapa tempat. Bahkan, Rose sampai tidak bisa menghitung berapa banyak kolega bisnis tuannya itu. Yang pasti, hampir setiap hari tuannya itu tidak pernah pulang ke rumah, dia selalu bekerja dan bekerja. Sepertinya pekerjaan telah membuat dia lupa bahwa di rumah, dia masih memiliki istri dan anak yang perlu perhatiannya.

Pintu kamar Rose terbuka tiba-tiba membuat sang empu yang duduk di kursi belajar terkejut. Beruntungnya Rose tidak memiliki riwayat penyakit jantung bisa-bisa Rose mati detik itu juga.

"Ngagetin ya? Maaf .. gue nggak tau kalo lo lagi belajar," Sejeong tanpa beban mendudukkan bokongnya di ranjang kecil milik Rose yang tidak seberapa dibandingkan dengan ranjangnya.

Rose yang memang berniat untuk menyelesaikan rangkuman sebelum mendekati hari pengumpulan dua hari lagi terpaksa berhenti karena harus meladeni Sejeong.

"Ada apa? Kamu mau sesuatu?"

Sejeong menggeleng, dia mengayunkan kakinya membuat Rose terheran-heran karena melihatnya yang bertingkah seperti anak umur sepuluh tahun yang sedang ngambek minta dibelikan permen.

"Terus kenapa?"

"Hmm .. aku mau cerita," ujar Sejeong seraya memeluk boneka beruang besar milik Rose yang gadis itu letakkan di tengah-tengah tumpukan bantal.

Rose memutar bola matanya malas, sebenarnya ini bukan saat yang tepat untuk mendengarkan cerita Sejeong, pasalnya Rose harus segera menyelesaikan tugas merangkum itu sebelum besok. Dia harus membereskan semuanya karena masih ada banyak pekerjaan yang harus Rose selesaikan di rumah besar ini.

"Apa?"

"Gue .. hmm .. gimana ya bilangnya, gue lagi suka nih sama seseorang." Ujarnya seraya tersenyum malu-malu, jujur ini pertama kalinya Rose melihat Sejeong seperti ini.

"Suka, maksudnya kamu lagi suka sama cowok?"

Sejeong mengangguk.

"Siapa?"

Sejeong menyingkirkan sedikit rambutnya ke telinga, sambil tersenyum malu-malu dia pun mengaku pada Rose siapa sosok pemuda yang gadis itu taksir.

"Teman kelas gue, Taehyung. Lo kenal?"

Sayangnya Rose tidak mengenal siapa itu Taehyung. Jangankan Taehyung, teman satu kelasnya pun tidak ada yang bisa Rose ingat namanya.

"Aku nggak kenal."

Sejeong mendesah pasrah, dia lupa bahwa Rose ini sedikit tertutup orangnya. Makanya, gadis itu tidak memiliki satu teman pun di kelas.

"Ya ampun, lo ke mana aja sih. Tapi nggak heran sih gue, lo aja nggak ingat nama teman satu kelas, gimana mau tau Taehyung." Kata Sejeong seraya menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi bagian matanya.

Rose tersenyum manis, dia tidak marah pada Sejeong karena apa yang gadis itu ucapkan semuanya benar. Rose memang anti sosial, namun dia berprestasi di sekolah karena hanya itu lah satu-satunya upaya yang bisa Rose lakukan agar bisa melanjut sampai ke bangku perkuliahan.

PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang