20 September 2022
Yoona menatap putranya yang turun ke bawah dengan rambut acak-acakan seperti tidak disisir selama seminggu. Rambutnya yang sedikit panjang membuat Yoona gemas seperti ingin menarik dan memotongnya hingga rapi.
"Kamu gak mau potong rambut?" Tanya Yoona.
Taehyung menggeleng. "Nanti, belum ada waktu."
"Memang Sejeong gak risih liat rambut kamu berantakan kayak surai singa gitu?"
Taehyung mengangkat bahunya acuh, dia meneguk air dingin yang didapatkan dari kulkas. Mengabaikan Yoona sudah biasa terjadi di keluarga ini, semenjak ikatan pernikahan orang tuanya gagal Taehyung menjadi lebih tertutup pada ibunya dan terkadang laki-laki itu tak ada niat untuk ikut makan di meja.
Taehyung lebih suka mencari makanannya sendiri ketimbang harus satu tempat dengan ibunya.
"Hari ini kamu free kan? Kalo kamu sama Sejeong pergi ke butik buat pilih gaun gimana?"
Taehyung mendesah, tatapannya menyorot lelah. Padahal dia datang ke rumah untuk istirahat sejenak, tapi Yoona malah menyuruhnya pergi ke rumah Sejeong. Kalau tau begitu maka lebih baik Taehyung di apartemen saja.
"Aku mau ke apartemen."
"Kamu beneran yakin mau pindah ke apartemen, siapa yang mau ngurusin kamu?"
Taehyung tersenyum miring. Tidak tau saja Yoona bahwa Taehyung memiliki seseorang yang siap sedia mengantarkan makanan bahkan menyewanya selama sehari.
"Ada."
"Sejeong maksud kamu?"
"Hmm.."
Yoona bernapas lega, "kalo begitu Mama tenang seenggaknya kamu dan Sejeong bisa akrab."
.
Rose meremas sisi roknya sembari menunggu pintu bercat abu-abu itu terbuka. Tadi pagi dia ditelpon oleh si pemilik apartemen untuk datang berkunjung sembari membawa makanan, katanya dia belum makan dan malas mencari di luar.
Selang beberapa menit, pintu tersebut terbuka menampakkan sosok Taehyung yang berdiri memakai kaos oblong.
Taehyung tidak bicara, cowok itu hanya membukakan pintu kemudian pergi seperti sedang marah. Tapi Rose tidak memusingkan hal itu, dia sudah terbiasa. Sambil mengekori Taehyung menuju dapur tapi yang malah Rose lihat adalah setumpuk menu yang tidak biasa ada di sana.
"Ini kenapa banyak banget?"
"Makanan untuk kita." Jawabnya.
"Kamu mau makan sebanyak ini?"
Taehyung menggeleng, dia duduk di sofa sambil menyalakan game di layar televisi. "Gak, itu buat makan kita seharian nanti."
Rose mengernyitkan dahinya, lantas gadis itu melangkah mendekat dan duduk di sebelah Taehyung. "Aku gak bisa, setelah ini aku harus pulang." Ujar gadis itu seraya menyodorkan wadah berwarna merah ke tangan Taehyung.
Taehyung berdecak, menyingkirkan bekal yang Rose bawa lalu mengecup bibir gadis itu. Aksi tersebut membuat Rose terkejut karena tiba-tiba dia mendapat ciuman secara spontan.
Ciuman mereka masih berlanjut lumayan lama, tangan Taehyung yang menahan tengkuk Rose kini sudah berpindah ke daerah perut gadis itu mengusapnya lembut memberi efek aneh pada sang empunya.
Ini adalah pertama kalinya Taehyung menyentuh daerah lain saat berciuman. Laki-laki itu ingin melakukan yang lebih, tapi dia tak mau membuat Rose jadi trauma. Biar nanti waktu yang menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince
FanfictionDia adalah pangeran. Seperti panggilannya, pangeran akan selalu memerintah dan menganiaya orang lemah tak berdaya. Dan itu terjadi pada Rose. Gadis yang menjadi korban dari keegoisan laki-laki itu. Mampukah dia bertahan? Atau Taehyung yang akan kala...